TEMPO Interaktif, Seoul -Petinggi militer Amerika Serikat hari ini memperingatkan Korea Utara bahwa komitmen Amerika membantu pertahanan Korea Selatan adalah “tak diragukan”, bahkan menekan Cina menggunakan pengaruhnya untuk mendorong sekutu Pyongyang berubah.
Admiral Angkatan Laut Mike Mullen, Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, menyebut agresi Korea Utara terbaru, termasuk sebuah serangan artileri bulan lalu yang menewaskan empat orang Korea Selatan, “sembrono, hobi perang”. Dia bilang Cina tampaknya ogah-ogahan menggunakan kemampuannya yang sangat besar untuk mengendalikan Utara.
“Cina memiliki efek yang unik. Oleh karena itu, mereka memikul tanggung jawab yang unik,” ujar Mullen di Seoul. “Sekarang waktunya buat Beijing memikul tanggung jawab itu dan membantu membimbing Utara, dan seluruh kawasan, menuju masa depan yang lebih baik.”
Mullen memperingatkan Korea Utara seharusnya tidak menyalahkan Korea Selatan. “Tidak pula seharusnya mereka menafsirkan itu sebagai keinginan untuk menerima serangan lebih lanjut,” tegas Mullen dalam sebuah konferensi pers bersama dengan koleganya Korea Selatan, Jendral Han Min-koo, setelah keduanya bertemu.
AP | dwi arjanto
Admiral Angkatan Laut Mike Mullen, Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat, menyebut agresi Korea Utara terbaru, termasuk sebuah serangan artileri bulan lalu yang menewaskan empat orang Korea Selatan, “sembrono, hobi perang”. Dia bilang Cina tampaknya ogah-ogahan menggunakan kemampuannya yang sangat besar untuk mengendalikan Utara.
“Cina memiliki efek yang unik. Oleh karena itu, mereka memikul tanggung jawab yang unik,” ujar Mullen di Seoul. “Sekarang waktunya buat Beijing memikul tanggung jawab itu dan membantu membimbing Utara, dan seluruh kawasan, menuju masa depan yang lebih baik.”
Mullen memperingatkan Korea Utara seharusnya tidak menyalahkan Korea Selatan. “Tidak pula seharusnya mereka menafsirkan itu sebagai keinginan untuk menerima serangan lebih lanjut,” tegas Mullen dalam sebuah konferensi pers bersama dengan koleganya Korea Selatan, Jendral Han Min-koo, setelah keduanya bertemu.
AP | dwi arjanto
