Wawancara Tempo dengan PM Australia  

Reporter

Editor

Rabu, 3 November 2010 19:59 WIB

Perdana Menteri Australia, Julia Gillard. TEMPO/Yosep Arkian
TEMPO Interaktif, Jakarta - Perdana Menteri Australia Julia Gillard, Selasa (2/11) mengatakan mendukung penuh kelanjutan hubungan persahabatan dan kemitraan dengan Indonesia di masa mendatang. Hal itu diungkapkan perdana menteri perempuan pertama Negeri Kanguru itu dalam lawatan resmi pertamanya selama dua hari ke Indonesia selepas terpilih pada Juni lalu.

Gillard, 49 tahun, disambut hangat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara. Mereka berbincang selama lebih dari sejam, membahas sejumlah agenda, seperti Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif. "Kami ingin lebih dari sekadar tukar-menukar barang," katanya. "Kami ingin lebih dari itu."

Lalu, apa kata dia soal imigran gelap dan Schapelle Corby, terpidana kasus penyelundupan narkoba asal Australia? Di sela kunjungan singkatnya di Jakarta, pemimpin Partai Buruh yang bikin heboh karena mengaku atheis itu menerima Andree Priyanto dari Tempo beserta empat wartawan dari Kompas, The Jakarta Post, Femina, dan RCTI untuk sebuah wawancara khusus di Four Seasons Hotel, dalam suasana yang rileks. Berikut petikannya.


Seperti apa hubungan Indonesia-Australia di mata Anda?
Kami sudah menjadi teman yang baik sejak lama. Karena itu, saat presiden Anda berbicara di parlemen, beliau mendapat sambutan hangat. Kita punya hubungan kemitraan dan hubungan pertemanan yang strategis. Karena itu, kita bisa bekerja sama dalam menggarap isu-isu di kawasan dan dunia. Karena itu pula, sebagai Perdana Menteri saya amat berkomitmen terhadap kelanjutan hubungan ini di masa yang akan datang.

Kerja sama apa saja yang baru disepakati?
Kami baru saja sepakat membahas Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Komprehensif. Tentu saja kami menekankan pada Traktat Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru. Tapi kami ingin lebih dari sekadar tukar-menukar barang. Lebih dari itu, kami ingin kerja sama investasi, lebih banyak lagi capacity building itu yang kami bahas dengan presiden Anda.

Kerja sama pendidikan?
Dalam pembicaraan dengan Presiden, saya juga mengungkapkan komitmen Australia untuk memberikan dana tambahan sebesar setengah miliar dolar untuk pendidikan di Indonesia guna pembangunan 2.000 lagi sekolah dan 1.500 madrasah. Juga bantuan dana tambahan buat pemulihan para korban bencana. Kami juga membahas penyelundupan manusia dan pertukaran tahanan. Itu semua yang kami diskusikan dengan Presiden.

Soal penanganan imigran gelap?
Tentu saya membahas pergerakan orang yang luar biasa di kawasan. Kami bekerja sama dengan pemerintah Indonesia. Aparat penegak hukum kedua negara bekerja sama dengan baik. Saya sangat menghargai itu. Presiden Yudhoyono mengungkapkan keinginan Indonesia untuk menjadikan penyelundupan orang sebagai kejahatan kriminal.

Bagaimana Australia akan bekerja sama dengan Indonesia dalam mengatasi problem kawasan?
Saya kira sangat bijaksana, seiring dengan kian dewasanya hubungan kedua negara. Karena itu, kami secara langsung mendukung pembangunan pekerjaan di sini di Indonesia. Itu sebabnya, Australia memberikan batuan dana setengah miliar dolar untuk pendidikan karena Indonesia dan Australia menganggap tak ada yang lebih penting bagi masa depan kecuali pendidikan.

Anda salah satu perempuan yang bisa menjadi presiden di dunia. Apakah ini pertanda kian banyaknya perempuan yang berkualitas?
Lepas dari itu semua, menurut saya ini karena pandangan masyarakat dewasa ini sudah berubah. Itu juga yang kami alami di Australia. Laki-laki dan perempuan sekarang berbagi peran dan semakin setara dalam banyak bidang, terutama kepemimpinan.

Apakah ini berarti kepemimpinan perempuan lebih diakui?
Saya kira soal kepemimpinan tak ada kaitannya dengan gender (jenis kelamin) dan juga kemampuan atau kapasitas orang tersebut. Saya kira setiap orang punya kemampuan untuk memimpin dengan gaya kepemimpinan masing-masing yang khas.

Anda minta Presiden SBY mengampuni Schapelle Corby?
Dalam pertemuan dengan Presiden Yudhoyono, saya menyinggung soal grasi untuk warga kami, Nona Corby. Saya ungkapkan bahwa pemerintah Australia mendukung sekali pemberian grasi baginya dan setelah itu kami membahas soal pertukaran tahanan.

Apa alasan pemerintah Australia mendukung grasi itu?
Semata-mata karena alasan kemanusiaan.

Berita terkait

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.

Baca Selengkapnya

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.

Baca Selengkapnya

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.

Baca Selengkapnya

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.

Baca Selengkapnya

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.

Baca Selengkapnya

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.

Baca Selengkapnya

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.

Baca Selengkapnya

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.

Baca Selengkapnya

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Baca Selengkapnya

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.

Baca Selengkapnya