Korban luka di jalan setelah ledakan saat acara kaum Syiah di Quetta, Pakistan, Jumat (3/9). AP/Arshad Butt
TEMPO Interaktif, Karachi -Kekuatan politik dominan di Karachi hari ini meningkatkan tekanan kepada pemerintah untuk melindungi para pekerja setelah kekerasan kembali meningkat yang menimbulkan kecemasan atas stabilitas di ibukota komersial negara itu.
The Muttahida Qaumi Movement (MQM) mengancam akan keluar dari koalisi pemerintahan Presiden Zardari setelah sedikitnya 33 orang tewas terbunuh dalam serangan-serangan akhir pekan lalu yang bertepatan dengan pemilihan anggota DPR untuk menggantikan seorang anggota MQM yang terbunuh pada Agustus lalu.
Langkah itu dapat membuat pemerintah pusat kehilangan mayoritas di Majelsi Nasional atau bahkan jika aliansi MQM menyempal bergabung dengan oposisi.
Pemerintah seudah menghadapi berbagai masalah, termasuk kemungkinan konfrontasi dengan pengadilan, pemberontakan Taliban dan tugas rekonstruksi besar setelah banjir bandang pada musim panas yang telah menimbulkan 10 juta warga kehilangan tempat tinggal dan memicu rapuhnya ekonomi selama beberapa tahun.
Menurut sumber-sumber partai, MQM juga telah membuat ancaman serupa sebelumnya tetapi banjir darah akibat kekerasan terakhir telah meningkatkan kemungkinan ancaman itu. MQM menambahkan beberapa anggota partai dilaporkan tewas.