Kapal Mavi Marmara membawa aktivis pro-Palestina dan bantuan kemanusiaan ke Gaza. REUTERS/Emrah Dalkaya
TEMPO Interaktif, Yerusalem - Knesset (parlemen Israel) kemarin malam mencabut hak-hak istimewa Hanin Zoabi, anggotanya yang ikut dalam kapal misi kemanusiaan Mavi Maramara akhir Mei lalu.
Pemungutan suara yang dilakukan menghasilakn 34 suara mendukung dan 16 menentang keputusan itu. Dengan hasil itu, perempuan keturunan Arab dari Partai Balad itu itu kehilangan paspor diplomatiknya dan hak mendapatkan bantuan hukum jika tersangkut sebuah kasus.
Anggota Knesset yang menentang dari pihak Arab dan Yahudi memperingatkan keputusan itu sebagai ancaman terhadap demokrasi di Israel. Ketua Partai Balad Jamal Zahalka mengecam keputusan itu dan menyebut sebagai sebuah tindakan rasis. “Itu juga membantu kita membongkar bahwa dalam Knesset ada dua jenis keanggotaaan yang reguler dan Arab,” katanya.
Zoabi pun sangat kecewa dengan keputusan Knesset itu. “Knesset seharusnya membela hak saya menyampaikan pendapat,” ujarnya kepada stasiun televisi berita Israel Channel 2.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.