Freedom Flotilla dalam pelayaran menuju Gaza (electronicintifada.net)
TEMPO Interaktif, Jakarta - Salah satu dari 12 orang Indonesia yang ada di armada Freedom Flotilla yang diserang Israel adalah Santi Soekanto. Ia mantan wartawati harian the Jakarta Post. Suaminya, Wisnu Pramudya, juga ada di atas kapal. Wisnu, juga wartawan, sempat memimpin majalah Hidayatullah.
Berikut bagian pertama tulisan Santi, yang dibuat di atas M/S Mavi Marmara, di Laut Tengah, 180 mil dari Pantai Gaza, 29 Mei 2010. Dalam tulisannya, Santi menulis dengan sangat keras: Gaza Tidak Membutuhkanmu!
Tulisan itu berisi tentang beberapa sukarelawan untuk Gaza yang pamer prestasinya masing-masing. Saat sebagian orang di kapal mengisi waktu dengan halaqah, atau mengikuti kursus bahasa Arabatau membaca hadits, ada wartawan yang petantang -petenteng.
"Wartawan sibuk sendiri, para aktivis “terutama veteran perjalanan-perjalanan ke Gaza sebelumnya“ mondar-mandir; ada yang petantang-petenteng memasuki ruang media sambil menyatakan bahwa dia "tangan kanan" seorang politikus Inggris yang pernah menjadi motor salah satu konvoi ke Gaza." Begitu Santi menulis dalam blognya.
Dia juga menulis, "Semua berteriak, Untuk Gaza! Namun siapakah di antara mereka yang teriakannya memenangkan ridha Allah? Hanya Allah yang tahu." SANTI SOEKANTO
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.