Suu Kyi Marah Koleganya Ikut Pemilu  

Reporter

Editor

Kamis, 20 Mei 2010 09:57 WIB

AP/Khin Maung Win
TEMPO Interaktif, Rangoon -Pemimpin oposisi Burma, Aung San Suu Kyi, dilaporkan terkejut dan marah saat mengetahui keputusan teman-teman partainya untuk membentuk partai baru agar bisa ikut pemilihan umum tahun ini.

Suu Kyi, pemimpin partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang telah dibubarkan junta militer Burma, marah karena bulan lalu ia mengumumkan keputusannya untuk memboikot pemilu kontroversial yang akan digelar junta militer. Aksi boikot diserukan peraih Hadiah Nobel itu karena menilai pemilu mendatang tidak demokratis, terutama setelah pemerintah junta mengeluarkan aturan baru yang melarang beberapa partai ikut pemilu dan bahkan membubarkannya, termasuk partai Suu Kyi, NLD.

Tapi ternyata koleganya, terutama bekas anggota senior NLD, tak mengindahkan seruan itu. Sebaliknya mereka langsung membentuk partai baru begitu NLD dinyatakan dibubarkan akhir Maret lalu.

"Tindakan itu melawan praktek demokrasi," kata Suu Kyi seperti disampaikan pengacaranya, Nyan Win. Suu Kyi, 64 tahun, saat ini masih menjalani hukuman tahanan rumah di kediamannya di tepi danau di Rangoon dan hanya boleh dikunjungi beberapa orang, antara lain Nyan Win.

Pembentukan partai baru bernama National Democratic Force (NDF) dan diketuai politikus veteran Than Nyein diputuskan secara bulat oleh bekas anggota senior NLD. Tapi baru-baru ini muncul penolakan dari beberapa bekas anggota NLD lainnya, terutama setelah Suu Kyi memperlihatkan ketidaksenangannya terhadap partai baru tersebut.

"Saya rasa (Suu Kyi) benar. Sebab, saat partai dibentuk, keputusannya bukan untuk didaftarkan pemilu," ujar bekas senior NLD lainnya, Win Tin.

Tapi baik ketua maupun anggota NDF membela diri dengan mengatakan tindakan mereka tidak salah. Dalam situs Irrawaddy, Nyein mengatakan Suu Kyi harus memahami hak masing-masing individu untuk membentuk partai baru. "Kami membentuk partai baru setelah NLD dibubarkan. Sebagai individu, kami punya hak untuk melakukannya. Sebagai seorang demokrat, dia (Suu Kyi) seharusnya memahami kami," tulis Nyein. "Kami yakin harus ada sebuah partai politik untuk melanjutkan perjuangan demokrasi."

INDEPENDENT | SUNARIAH

Berita terkait

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

9 April 2019

Ular Piton Betina Terbesar Ditemukan di Florida Amerika

Ular piton betina ini memiliki panjang lebih dari lima meter dengan bobot lebih dari 63 kilogram di temukan di Florida, Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

8 September 2018

Hentikan Ujaran Kebencian, Facebook Hapus Fitur Bahasa Burma

Facebook menghapus fitur terjemahan bahasa Burma untuk mengatasi ujaran kebencian terhadap suku Rohingya di Myanmar

Baca Selengkapnya

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

2 April 2013

16 Koran Non-Pemerintah Akan Beredar di Burma

Pada 1964, sejumlah media massa swasta, berbahasa Inggris atau lokal, ditutup paksa oleh militer.

Baca Selengkapnya

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

3 Desember 2012

PMI-OKI Gagas Bantuan untuk Rohingya  

Menurut Kalla, bantuan PMI-OKI untuk warga Rohingya bisa bermacam-macam sesuai kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

17 September 2012

Singgah ke Amerika, Suu Kyi Ceramah di Universitas  

Aung San Suu Kyi akan jadi pembicara di Universitas Yale dan Louisville. Kunjungannya ke Amerika untuk menjelaskan kondisi politik Burma.

Baca Selengkapnya

Era Sensor Media di Burma Berakhir

20 Agustus 2012

Era Sensor Media di Burma Berakhir

Pemerintah Myanmar menghapus penyensoran atas media. Apa komentar pekerja media?

Baca Selengkapnya

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

18 Agustus 2012

Bantu Rohingya, PMI Berangkat ke Myanmar

PMI juga akan mengajak palang merah dari negara-negara Islam ke Myanmar.

Baca Selengkapnya

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Menlu: Indonesia Punya Pengalaman Soal Rohingya  

Indonesia memahami kesulitan Myanmar menyelesaikan konflik Rohingya.

Baca Selengkapnya

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

18 Agustus 2012

Asean Siap Bantu Myanmar Soal Rohingya  

Selama ini, warga Rohingya yang minoritas memang kerap jadi korban perlakuan diskriminatif.

Baca Selengkapnya

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

29 Juli 2012

KTT OKI Diminta Cari Solusi untuk Rohingya  

Desakan ini datang dari Tunisia dan didukung sejumlah negara Arab.

Baca Selengkapnya