Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva berpidato di televisi selepas bentrokan di Bangkok yang menelan korban jiwa pada Sabtu (10/4).
TEMPO Interaktif, BANGKOK - Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva mengungkapkan penyesalan atas kematian yang timbul akibat bentrokan antara pasukan keamanan dan demonstran dari Front Bersatu Menentang Kediktatoran alias Kaus Merah pada Sabtu (10/4). Bentrokan itu menewaskan 19 jiwa dan melukai lebih dari 800 orang.
"Pemerintah berjanji akan melaksanakan [tugasnya] dengan transparan, adil, dan dengan cara yang menguntungkan bagi negara dan bangsa," kata Perdana Menteri Abhsit dalam pidatonya di televisi yang disiarkan pada jam 11.25 waktu bangkok, Sabtu (10/4). Ia pun meminta maaf kepada keluarga korban tewas.
"Akan ada penyelidikan yang independen tentang sebab-sebab kematian oleh sejumlah ahli," ujar Abhisit, seraya meminta agar kedua belah pihak tidak saling menyalahkan atas peristiwa berdarah itu. "Saya minta untuk tidak saling menuduh satu sama lain."
Lebih lanjut Abhisit kembali menegaskan sikapnya menolak permintaan para demonstran untuk mundur. "Saya tak bisa memenuhi permintaan para pemimpin demo," katanya. Ia mengatakan bahwa aparat dan demonstran telah setuju untuk tiarap dan mundur ke basis masing-masing. | THENATION | ANDREE PRIYANTO
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membahas cara mengatasi perpecahan politik dengan pendahulunya Prayuth Chan-ocha, arsitek kudeta 2014 terhadap pemerintahan terakhir Partai Pheu Thai.