Perdana Menteri Najib Razak Ubah Kebijakan Ayahnya
Reporter
Editor
Selasa, 30 Maret 2010 14:48 WIB
Najib Razak
TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak hari mengumumkan kebijakan ekonomi baru yang tidak lagi mengistimewakan etnis Melayu. Ini sekaligus mengubah kebijakan yang dibuat oleh ayahnya, Perdana Menteri Abdul Razak Hussein, setelah kerusuhan etnis pada 1969.
Najib menyadari keputusannya itu akan mempengaruhi perolehan suara bagi koalisi Barisan nasional yang dipimpinnya. Sejak Malaysia merdeka lebih dari setengah abad, etnis Melayu menjadi penyumbang suara terbesar bagi Barisan.
Meski begitu ia menegaskan dirinya cukup berani untuk membuat perubahan. “Untuk kekuatan bangsa kita dalam jangka panjang, kita tidak dapat membiarkan isu-isu seperti ini lagi,” kata Najib.
Ketegangan antaretnis dan agama inilah yang menjadi faktor merosotnya dukungan terhadap Barisan pada pemilu Maret 2008. Ketika itu, mereka hanya meraup 140 dari 222 kursi di parlemen, sedangkan sisanya milik kelompok oposisi yang dipimpin mantan wakil perdana menteri Anwar Ibrahim.
Dalam akun Twitter-nya, mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim menulis "Harapan yang menggunung". Setelah melalui jalan panjang, akhirnya koalisi oposisi dideklarasikan secara resmi dengan logo bertulisan "HARAPAN", yang huruf "A" keempat berupa anak panah Arjuna- tokoh dalam kisah epik Mahabarata. Dengan pilihan ini, metamorfosis Pakatan Rakyat, partai oposisi Malaysia, membayangkan pemilihan umum yang akan datang sebagai arena perang melawan Karna, yakni Barisan Nasional- partai berkuasa sekarang.