Godfather Nuklir Pakistan Diincar

Reporter

Editor

Kamis, 25 Maret 2010 14:14 WIB

Peta Reaktor Nuklir Israel. Dok: www.pbs.org
TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah Pakistan akan menginterogasi ilmuwan nuklir A.Q. Khan setelah ada tudingan dari laporan baru bahwa dia mencoba menjual teknologi senjata nuklir ke Irak dan Iran.

Dalam sebuah petisi sebelum pengadilan di Lahore kemarin, pemerintah meminta izin untuk mewawancarai para "godfather" program nuklir negara itu dan untuk menghindari berbicara lebih terbuka atas isu-isu sensitif.

Upaya itu seiring dengan publikasi terbaru dua tulisan di koran Amerika Serikat yang memberikan perincian tuduhan lama bahwa Khan--sepengatahuan militer Pakistan--terlibat dalam upaya tak sah mentransfer teknologi ke dua negeri Teluk tersebut.

Laporan-laporan itu mengklaim bahwa para pejabat tinggi Iran membujuk Pakistan pada akhir 1980-an dan membeli pengetahuan nuklir. Selain itu, Saddam Hussein telah ditawari teknologi nuklir oleh seorang penghubung Dr Khan pada 1990.

Laporan di Washington Post menyebutkan, meskipun diktator Irak tak sepakat, cetak birunya sudah dijual ke Iran. Itu merupakan klaim lama bahwa teknologi yang kini dimiliki Iran berasal dari Pakistan, tapi pihak berwenang selalu berusaha memojokkan Khan sebagai operator yang tidak dapat diandalkan, bertindak hanya demi uang.

"Kami pada dasarnya minta izin untuk menemui Khan serta menyelidiki masalah ini. Selain itu, melarang dia membuat pernyataan dan berinteraksi dengan seseorang," ujar Naveed Inayat Malik, pengacara pemerintah Pakistan, kepada Reuters. Kasus ini ditunda sampai besok.

Pekan ini sebuah delegasi yang dipimpin Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi bertandang ke Amerika untuk melakukan perundingan yang strategis. Diduga Pakistan, yang masih dibekap krisis listrik, mencari satu kesepakatan dengan Washington untuk mengembangkan nuklir buat kepentingan sipil, sebagaimana Amerika bersepakat dengan India pada 2008.

Khan, 73 tahun, yang mengaku pada 2004 telah menjual teknologi awal nuklir ke Iran, Korea Utara, dan Libya, menantang larangan pemerintah. Sehari setelah pengakuan di televisi, dia diampuni Jenderal Pervez Musharraf. Tetapi dia menarik kembali pengakuan dan menyatakan Musharraf mencoba memanfaatkannya sebagai kambing hitam.

The Independent | NTI | Washington Post | Dwi A

Berita terkait

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca Selengkapnya

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.

Baca Selengkapnya

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.

Baca Selengkapnya

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.

Baca Selengkapnya

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.

Baca Selengkapnya

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.

Baca Selengkapnya