Demonstran yang meupakan pendukung mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra menyiramkan darah ke kantor Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva. AP Photo/Apichart Weerawong
TEMPO Interaktif, BANGKOK - Para pengunjuk rasa dari kelompok Front Demokrasi Bersatu Menentang Kediktatoran (UDD), Selasa (16/3), menyiramkan darah ke gerbang Wisma Pemerintah, tempat Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva berkantor. Aksi penggelontoran darah itu dikomando para pemimpin massa pendukung Perdana Menteri terguling Thaksin Shinawatra. Mereka antara lain Natthawuat Saikua, Jatuporn Prompan, dan Arisman Pongruangrong.
Sebelum menjalankan 'ritual' siram darah itu para pemimpin massa anti-pemerintah itu melakukan negosiasi dengan Kepala Polisi Metro Bangkok Wichai Sangprapai. Tak lama berselang polisi mengizinkan lebih dari seratus pendemo berbaju merah dipimpin anggota parlemen dari Partai Puea Thai Jatuporn dan seorang pendeta Hindu yang membawa patung Buddha melewati barikade polisi.
Pendeta berjubah putih itu kemudian menggelar ritual sebelum para demonstran menyiramkan darah ke gerbang Wisma Negara. Setelah aksi itu rampung sejumlah pegawai Badan Medis Metropolitan Bangkok membersihkan darah itu dengan memakai cairan chlorox guna membasmi noda darah pada permukaan jalan. Para pengunjuk rasa pun kembali ke Jembatan Phan Fa, yang merupakan posko aksi massa itu.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membahas cara mengatasi perpecahan politik dengan pendahulunya Prayuth Chan-ocha, arsitek kudeta 2014 terhadap pemerintahan terakhir Partai Pheu Thai.