Inilah Kisah-kisah Perayaan Idul Fitri di Timur Tengah

Reporter

Editor

Senin, 21 September 2009 08:38 WIB

REUTERS| Luc Gnago

TEMPO Interaktif, Umat Islam di dunia sedang merayakan Hari Raya Idul Fitri. Sebuah kebahagiaan menandai akhir bulan suci Ramadan.

Di Mesir, keluarga muslim memadati jalan-jalan dan tepi Sungai Nil untuk merayakan hari kemenangan itu. Mereka membelikan anak-anaknya dengan pakaian baru di hari libur. Kapal pesiar di Sungai Nil dihiasi dengan lampu berwarna cerah. Anak laki-laki dan perempuan menari diringi musik tradisional Mesir. Anak-anak berlarian dengan memegang kembang api di jalanan.

Lalu lintas yang biasanya padat dan sibuk di Kairo, pada hari-hari ini sedikit berkurang karena banyak digunakan untuk transportasi massal mengunjungi taman hiburan dan beberapa taman di Kairo. Namun, pengemis juga banyak berharap lewat Idul Fitri yang bahagia ini dengan senyuman, mengharapkan tip.

Supermarket dan toko-toko menjual makanan khusus dan ratusan kotak kue Idul Fitri tradisional yang manis. Selain itu, makanan populer pada Idul Fitri adalah ikan asap atau ikan asin setelah orang Muslim Mesir menahan diri dari makan makanan selama bulan puasa Ramadan.

Di pusat kota Kairo, polisi bertugas menjaga keramaian orang setelah muncul insiden pelecehan terhadap perempuan dua tahun sebelumnya pada kerumunan massa.

Advertising
Advertising

Di Arab Saudi, warga menghiasi rumah-rumah mereka dan menyiapkan makanan mewah untuk teman-teman dan keluarga. Potongan besar daging kambing dicampur dengan nasi dan sayur-sayuran tradisional terhidang di meja makan. Seluruh negeri menikmati perayaan, baik laki-laki dan perempuan saling bersalaman satu sama lain di kota-kota besar.

Semua laki-laki menari dengan pedang dan tarian rakyat dilakukan di depan umum. Di ibukota Riyadh, pemerintah setempat merencanakan perayaan yang dimulai dengan doa diikuti oleh berbagi hiburan di tujuh tempat terpisah menampilkan kembang api, konser, teater, pembacaan puisi, parade dan program-program perempuan. Mobil hias, pertunjukan pesawat udara dengan remote control, dan musik tradisional juga direncanakan akan digelar.

Di Teritori Palestina, tepatnya di Kota Gaza, sebuah pasar tua penuh sesak dengan pedagang jalanan dan warga berbelanja baju baru, permen dan ikan asin. Namun suasana liburan ini tetap diliputi ketegangan, di bawah blokade Israel-Mesir selama dua tahun. Warga juga masih terhuyung-huyung secara psikologis, ekonomi, sosial dan budaya, sejak perang pada Januari.

"Banyak orang kehilangan sanak saudara dan empat tinggal mereka, bagaimana mau membeli sepatu baru,” kata Midhad Ihmeid, 45.

Salam Haddad, seorang pedagang berusia 34 tahun, mengatakan bahwa ekonomi Gaza menurun dan ini mempengaruhi persiapan hari libur. Melalui jaringan terowongan di bawah perbatasan Gaza-Mesir, mereka masih bisa menjaga perdagangan di kota itu.

"Tidak ada pekerjaan di sini sekarang, jadi orang tidak punya banyak uang untuk liburan," katanya.

Sementara di Pakistan, ribuan orang di ibukota Islamabad berduyun-duyun ke pasar-pasar utama untuk membeli makananan.

Presiden Pakistan Asif Ali Zardari mengingatkan orang-orang untuk meningkatkan perdamaian selama Idul Fitri. "Di tengah perayaan Idul Fitri tahun ini, marilah kita tidak melupakan mereka-mereka anggota pasukan bersenjata kita, polisi, badan-badan penegak hukum dan warga sipil yang mempertaruhkan hidup mereka dalam memerangi militan sehingga kita dapat benar-benar merayakan Idul Fitri ini dalam damai," kata Zardari.

Di Afganistan, di ibu kota Kabul, anak-anak mengenakan pakaian terbaik mereka untuk merayakan Idul Fitri. Satu keluarga berpose untuk foto bersama dengan latar belakang pegunungan yang mengelilingi ibukota Afganistan.

Meskipun kekerasan meningkat di Kabul, kota ini ramai dan meriah. Pasar penuh dengan pedagang dan pengunjung, banyak jalan-jalan macet dengan mobil-mobil yang penuh dengan orang-orang dalam perjalanan ke dan dari liburan dan makan bersama.

Di Sudan, awal perayaan ditandai oleh salat bersama di lapangan besar di depan mesjid setempat. Banyak yang kemudian menghabiskan sore dan malam hari mengunjungi keluarga, teman dan tetangga. Mereka yang baru-baru ini kehilangan anggota keluarga mendapat perhatian khusus dalam perayaan. Mereka berharap akan mengalihkan perhatian dari rasa berkabung.

Di kota-kota, banyak keluarga pergi ke taman untuk piknik sementara anak-anak berkeliaran dengan senapan mainan yang baru dibeli dan menembak satu sama lain.

Presiden Sudan Omar al-Bashir menyerukan, kelompok gerakan bersenjata untuk meletakkan senjata mereka dan mengadakan dialog daripada menggunakan jalan kekerasan untuk menyelesaikan perbedaan mereka.

Sementara di Yaman, Idul Fitri datang di waktu yang sangat menderita karena di sini sedang dalam krisis ekonomi, perang di utara dan ketidakstabilan di selatan.

Di bagian utara provinsi Saada, di sepanjang perbatasan Saudi, ribuan warga sipil melarikan diri dari pertempuran antara pemberontak Syiah dan pemerintah. Sebagian besar anak-anak tradisional tidak menerima hadiah uang atau baju baru. Provinsi terbesar dan masjid tertua kosong tahun ini, tanpa terdengar suara takbir seperti di masa lalu.

Banyak orang di kota-kota besar memilih tinggal di rumah daripada pergi ke restoran seperti yang mereka lakukan tahun-tahun sebelumnya. Meskipun beberapa warga masih menyempatkan berkumpul untuk bertukar cerita tentang masa lalu.


AP| NUR HARYANTO

Berita terkait

Sidang Isbat Digelar Tertutup, Ini Penjelasan dari Menteri Agama

5 Juni 2016

Sidang Isbat Digelar Tertutup, Ini Penjelasan dari Menteri Agama

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menilai, sidang isbat digelar untuk menghindari dampak negatif.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Hukum Puasa di Bulan Rajab?  

21 April 2015

Bagaimana Hukum Puasa di Bulan Rajab?  

"Memang banyak hadis yang mendukung pelaksanaan puasa sunnah."

Baca Selengkapnya

Puasa Perbarui Sistem Kekebalan Tubuh

13 Juni 2014

Puasa Perbarui Sistem Kekebalan Tubuh

Puasa yang lama juga menurunkan enzim PKA yang ada hubungannya dengan penuaan dan hormon yang meningkatkan risiko kanker dan pertumbuhan tumor.

Baca Selengkapnya

Menu Lebaran dari Timur ke Barat ala Izabel Jahja  

15 Agustus 2013

Menu Lebaran dari Timur ke Barat ala Izabel Jahja  

Di rumah keluarga Izabel Jahja, menu Lebaran-nya mulai ala Padang, Aljazair, Afrika Utara, hingga Prancis.

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Beburu Nanas 'Si Madu' di Subang  

14 Agustus 2013

Libur Lebaran Beburu Nanas 'Si Madu' di Subang  

Khusus nanas dan kerupuk melarat, penjualannya naik sampai 300 persenan.

Baca Selengkapnya

Oleh-oleh Tahu Aci Khas Tegal Diserbu Pemudik  

13 Agustus 2013

Oleh-oleh Tahu Aci Khas Tegal Diserbu Pemudik  

Saat musim arus balik Lebaran, setiap hari kios Putra Nata Jaya bisa menjual 8.000 tahu aci.

Baca Selengkapnya

H+4 Lebaran, Ragunan Masih Dipadati Pengunjung

12 Agustus 2013

H+4 Lebaran, Ragunan Masih Dipadati Pengunjung

Berwisata saat libur Lebaran sudah menjadi tradisi masyarakat

Baca Selengkapnya

Acara Halal Bi Halal Sultan HB X Sepi

12 Agustus 2013

Acara Halal Bi Halal Sultan HB X Sepi

Sebelumnya selama dua kali halal bi halal berlangsung di Keraton Yogyakarta ketika suhu politik antara Sultan dan pemerintah pusat memanas.

Baca Selengkapnya

Lebaran, Peggy Melati Sukma Mudik ke Bandung

12 Agustus 2013

Lebaran, Peggy Melati Sukma Mudik ke Bandung

Di Bandung, menu istimewa Lebaran ala Peggy Melati Sukma adalah kari kambing dan nasi kebuli.

Baca Selengkapnya

Rieka Roeslan Emoh Pakai Pembantu Infal

12 Agustus 2013

Rieka Roeslan Emoh Pakai Pembantu Infal

Ditinggal pembantu mudik, Rieka Roeslan mengatakan tidak masalah. Dia enggak suka memakai orang tak dikenal, karena itu dia tak pakai pembantu infal.

Baca Selengkapnya