Profil Pemimpin Hizbullah Naim Qassem, Baru Terpilih Diancam Israel

Reporter

Tempo.co

Rabu, 30 Oktober 2024 14:46 WIB

Wakil pemimpin Hizbullah Lebanon, Sheikh Naim Qassem, berbicara selama unjuk rasa yang mendukung warga Palestina di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina, Hamas, di Beirut, Lebanon, 13 Oktober 2023. REUTERS/Zohra Bensemra

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah Sheikh Naim Qassem terpilih sebagai pemimpin yang baru menggantikan Hassan Nasrallah pada Selasa, 29 Oktober 2024. Ia telah menjadi tokoh senior dalam gerakan yang didukung Iran itu selama lebih dari 30 tahun.

Berbicara di depan tirai dari lokasi yang dirahasiakan pada 8 Oktober, Naim Qassem mengatakan konflik antara Hizbullah dan Israel adalah perang tentang siapa yang kalah dan menangis lebih dulu. Ia menegaskan bahwa Hizbullah tidak akan menangis lebih dulu. Kemampuan kelompok itu tetap utuh meskipun mendapat pukulan menyakitkan dari Israel.

Meski kerap mengeluarkan pernyataan keras, ia mendukung gencatan senjata antara Hizbullah dengan Israel. Pidatonya yang disiarkan televisi selama 30 menit disampaikan beberapa hari setelah tokoh senior Hizbullah Hashem Safieddine diduga menjadi sasaran serangan Israel. Ia berpidato 11 hari setelah terbunuhnya sekretaris jenderal Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah.

Qassem diangkat sebagai wakil kepala Hizbullah pada 1991 oleh sekretaris jenderal kelompok bersenjata saat itu, Abbas al-Musawi, yang tewas akibat serangan helikopter Israel pada tahun berikutnya. Qassem tetap memegang perannya saat Nasrallah menjadi pemimpin, dan telah lama menjadi salah satu juru bicara utama Hizbullah.

Dia adalah anggota pertama pimpinan tinggi Hizbullah yang menyampaikan pernyataan di televisi setelah terbunuhnya Nasrallah dalam serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada 27 September. Berbicara pada 30 September, Qassem mengatakan Hizbullah akan memilih pengganti sekretaris jenderalnya yang terbunuh pada kesempatan paling awal dan akan terus memerangi Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.

Advertising
Advertising

"Apa yang kami lakukan hanyalah hal yang paling minimum. Kami tahu bahwa pertempuran ini mungkin akan berlangsung lama," katanya dalam pidato berdurasi 19 menit.

Lahir pada tahun 1953 di Beirut dari keluarga asal Lebanon selatan, aktivisme politik Qassem dimulai dengan Gerakan Amal Syiah Lebanon. Dia meninggalkan kelompok tersebut pada tahun 1979 setelah Revolusi Islam Iran, yang membentuk pemikiran politik banyak aktivis muda Syiah Lebanon.

Qassem mengambil bagian dalam pertemuan yang mengarah pada pembentukan Hizbullah, yang didirikan dengan dukungan Garda Revolusi Iran sebagai respons terhadap invasi Israel ke Lebanon pada tahun 1982.

Dia telah menjadi koordinator umum kampanye pemilihan parlemen Hizbullah sejak kelompok itu pertama kali mengikutinya pada tahun 1992. Pada tahun 2005, ia menulis sejarah Hizbullah yang dianggap sebagai "pandangan orang dalam" yang langka terhadap organisasi tersebut. Qassem mengenakan sorban putih tidak seperti Nasrallah dan Safieddine, yang sorban hitamnya menunjukkan status mereka sebagai keturunan Nabi Muhammad.

Israel buka suaara ihwal pemimpin baru Hizbullah ini. Naim Qassam hanya akan menjabat pemimpin Hizbullah untuk sementara. Ancaman ini diungkapkan setelah Israel membunuh pemimpin Hizbullah sebelumnya Hassan Nasrallah di Beirut lebih dari sebulan yang lalu. "Penunjukan sementara. Tidak lama," tulis Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant di X dengan foto Qassem.

REUTERS

Pilihan editor: Spanyol Batalkan Kontrak Perdagangan Senjata dengan Israel

Berita terkait

Dubes Turki di PBB Serukan Embargo Senjata terhadap Israel

1 jam lalu

Dubes Turki di PBB Serukan Embargo Senjata terhadap Israel

Duta Besar Turki untuk PBB Ahmet Yildiz menyerukan embargo senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Khawatir Diserang Drone, Netanyahu Tunda Pernikahan Putranya

2 jam lalu

Khawatir Diserang Drone, Netanyahu Tunda Pernikahan Putranya

Pernikahan putra Netanyahu, Avner, direncanakan pada 26 November di utara Tel Aviv

Baca Selengkapnya

Iron Beam akan Perkuat Pertahanan Udara Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahannya?

2 jam lalu

Iron Beam akan Perkuat Pertahanan Udara Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahannya?

Pertahanan udara Israel berkali-kali ditembus roket-roket dan rudal dari Gaza, Lebanon dan Iran, kini negara zionis itu mengandalkan Iron Beam.

Baca Selengkapnya

Swedia Kritik Larangan Israel terhadap Operasi UNRWA

3 jam lalu

Swedia Kritik Larangan Israel terhadap Operasi UNRWA

Keputusan Israel melarang UNRWA bukan hanya tidak sesuai dengan hukum internasional, tetapi juga mengancam bantuan kemanusiaan

Baca Selengkapnya

Spanyol Batalkan Kontrak Perdagangan Senjata dengan Israel

5 jam lalu

Spanyol Batalkan Kontrak Perdagangan Senjata dengan Israel

Kementerian Dalam Negeri Spanyol mengumumkan penarikan diri dari kontrak dengan perusahaan Israel tentang pembelian senjata

Baca Selengkapnya

Israel Hancurkan Semua Sistem Rudal S-300, Iran dalam Bahaya?

7 jam lalu

Israel Hancurkan Semua Sistem Rudal S-300, Iran dalam Bahaya?

Israel menggempur sasaran militer Iran dan menghancurkan rudal S-300 andalan negara ini.

Baca Selengkapnya

Israel Ancam Naim Qassem Hizbullah Pengganti Nasrallah: Tidak Akan Lama

8 jam lalu

Israel Ancam Naim Qassem Hizbullah Pengganti Nasrallah: Tidak Akan Lama

Naim Qassem calon pemimpin Hizbullah, menurut Israel tak akan bertahan lama.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Lagi-lagi Tewas di Gaza Lawan Hamas

9 jam lalu

Tentara Israel Lagi-lagi Tewas di Gaza Lawan Hamas

Militer Israel menyatakan lima tentaranya tewas kemarin di Gaza utara dan Lebanon.

Baca Selengkapnya

Swiss Prihatin atas Larangan Israel terhadap Operasi UNRWA

11 jam lalu

Swiss Prihatin atas Larangan Israel terhadap Operasi UNRWA

Swiss menyampaikan keprihatinan atas larangan Israel terhadap operasi UNRWA.

Baca Selengkapnya

ICC Tunda 5 Bulan untuk Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu, Standar Ganda?

12 jam lalu

ICC Tunda 5 Bulan untuk Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu, Standar Ganda?

ICC menghadapi tuduhan kemunafikan karena menunda permintaan surat penangkapan PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menhan Yoav Gallant

Baca Selengkapnya