Hizbullah Klaim Bertanggung Jawab atas Serangan Drone terhadap Rumah Netanyahu
Editor
Ida Rosdalina
Rabu, 23 Oktober 2024 01:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Hizbullah, Mohammad Afif, dari pinggiran selatan Beirut, menyatakan bahwa Perlawanan Islam di Lebanon bertanggung jawab atas operasi yang menargetkan kediaman Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Kaisarea.
Dalam sebuah konferensi pers pada Selasa, Afif berbicara kepada Netanyahu, memperingatkan, "Mata para pejuang Perlawanan mengawasi dan telinga mereka mendengarkan. Jika kami tidak mencapai Anda saat ini, kami memiliki hari-hari, malam-malam, dan medan perang di antara kita."
Afif menegaskan bahwa Perlawanan Islam di Lebanon, bersama dengan sistem kontrol dan koordinasinya, berada dalam "kondisi yang sangat baik", dan menambahkan bahwa "jalur dukungan militer dan logistik Hizbullah telah kembali ke kondisi semula."
Dia juga berbicara kepada para pemimpin pendudukan Israel, dengan mengatakan, "Besi dibalas besi, darah dibalas darah, dan api dibalas api," mengacu pada aksi balas-membalas oleh Hizbullah.
Menurut pejabat Hizbullah, tingkat operasi harian yang dilakukan oleh Perlawanan terus meningkat, mencatat rata-rata sekitar 25 operasi per hari.
Afif bersumpah bahwa pengeboman wilayah utara dan tengah yang diduduki Israel akan terus berlanjut dengan intensitas yang meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari waktu ke waktu.
Abu Ubaidah Puji Serangan Drone Hizbullah
Juru bicara militer Brigade al Qassam, sayap militer gerakan Hamas, Abu Ubaidah, pada hari Selasa memuji operasi tingkat tinggi yang dilakukan oleh Perlawanan Islam di Lebanon - Hizbullah yang menargetkan kediaman Perdana Menteri pendudukan Israel, Benjamin Netanyahu.
Abu Ubaidah menunjukkan bahwa operasi ini mengirimkan pesan kepada para pemimpin entitas pendudukan Israel yang menyatakan bahwa kesyahidan para pemimpin Perlawanan tidak melemahkan gerakan apa pun, melainkan meningkatkan momentum dan tekadnya untuk memberikan rasa sakit lebih lanjut pada pendudukan.
Juru bicara al Qassam juga menekankan bahwa operasi Hizbullah menyampaikan kepada para pemimpin rezim pendudukan Israel bahwa mereka "tidak akan luput dari pembalasan yang sah dari kekuatan umat yang bebas dan melawan, bahkan jika mereka berhasil menghindari keadilan internasional yang ditutup matanya."
Sebelumnya pada Selasa, Petugas Hubungan Media Hizbullah, Mohammad Afif, mengklaim dari Pinggiran Selatan Beirut bahwa Perlawanan Islam di Lebanon bertanggung jawab atas operasi yang menargetkan kediaman Netanyahu di Kaisarea pada 19 Oktober.
<!--more-->
Ancaman terhadap Pertahanan Udara Israel
Operasi ini memicu kekhawatiran Israel yang signifikan atas pesawat tak berawak Hizbullah dan ancaman yang mereka timbulkan terhadap pertahanan udara Israel, terutama ketika mereka mencapai salah satu daerah yang paling dijaga ketat di dalam entitas pendudukan.
Media Israel melaporkan beberapa hari yang lalu bahwa sebuah pesawat tak berawak dilaporkan telah melakukan serangan langsung ke tempat tinggal Netanyahu di Kaisarea, Haifa selatan, dan mencatat bahwa ia dan istrinya "tidak berada di lokasi."
Rincian yang tersedia mengungkapkan bahwa drone tersebut dapat langsung mencapai targetnya, menyebabkan korban pasca-peledakan.
Militer pendudukan Israel mengakui bahwa pertahanan udara mereka tidak mampu mencegat drone tersebut saat menembus wilayah pendudukan.
Media melaporkan kegagalan besar dalam operasi pencegatan, karena drone yang menyusup terbang tepat di samping helikopter militer yang sedang mencarinya di pinggiran Haifa yang diduduki.
Tiga pesawat tak berawak meluncur dari Lebanon ke Haifa, dan hanya dua yang terdeteksi dan dicegat, menurut militer Israel. Namun, drone ketiga tepat menghantam sebuah bangunan di Kaisarea, yang kemudian dikonfirmasi sebagai kediaman Netanyahu.
Para saksi mata menegaskan bahwa ledakan itu sangat besar. Radio Angkatan Darat Israel mengutip sebuah sumber militer yang mengatakan bahwa pihak keamanan sedang "menyelidiki celah keamanan yang memungkinkan sebuah drone mencapai kediaman Netanyahu di Kaisarea," sebuah insiden yang dianggap sebagai "kegagalan keamanan yang sangat mencolok."
Radio Angkatan Darat Israel mengutip sebuah sumber militer yang mengatakan bahwa dinas keamanan sedang "menyelidiki celah keamanan yang memungkinkan sebuah pesawat tak berawak mencapai kediaman Netanyahu di Kaisarea," sebuah insiden yang dianggap sebagai "kegagalan keamanan yang sangat mencolok."
AL MAYADEEN
Pilihan Editor: Pengamat Sebut Isu Timur Tengah Harus Jadi Prioritas Menlu Sugiono