WNI Ungkap Kondisi Lebanon Terkini usai Serangan Israel

Minggu, 13 Oktober 2024 17:35 WIB

Warga negara Indonesia yang dievakuasi dari Lebanon akibat permusuhan antara Hizbullah dan Israel, saat tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, dekat Jakarta, 7 Oktober 2024. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang warga negara Indonesia (WNI) Muhammad Ali Musthofa mengungkap kondisi Lebanon usai serangan Israel terhadap negara itu dua pekan lalu. Ali memilih bertahan di Lebanon meski enam gelombang evakuasi telah disediakan pemerintah Indonesia.

Mahasiswa Beirut Islamic University itu menuturkan bahwa dia masih masih beraktivitas secara normal. Ali menyebut bahwa dirinya tinggal di Halba, Akkar. Kini, jelas Ali, kondisi Lebanon utara masih relatif kondusif.

"Saya masih tetap di asrama kampus dan kampus saya masih beroperasi seperti biasa karena memang di sini masih aman," kata Ali dalam pesan tertulisnya kepada Tempo melalui aplikasi WhatsApp, Ahad, 13 Oktober 2024.

Ali juga mengatakan bahwa kondisi di Lebanon utara relatif aman karena tak menjadi wilayah operasi Hizbullah. Kondisi sebaliknya, sambung Ali, terjadi di Lebanon selatan.

"Status darurat Lebanon saat ini bisa saya katakan cukup darurat, terkhusus ibu kota Lebanon, yakni Beirut sampai Lebanon bagian selatan," tuturnya.

Advertising
Advertising

Pria yang mengambil jurusan syariah dan hukum itu mengungkap bahwa penduduk di Lebanon utara masih memantau kondisi Lebanon selatan, basis Hizbullah, yang berbatasan dengan Israel.

"Kami masih menerima kabar, membaca, mendengar bahwa israel masih terus meluncurkan serangannya ke Lebanon terkhusus pada titik-titik yg dimana di situ terdapat kelompok Hizbullah," ujarnya.

Lebih lanjut, WNI asal Nganjuk, Jawa Timur itu menjelaskan bahwa sampai saat ini Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI Beirut telah berkali-kali menawarkan kepadanya, namun dia menolak.

"Kondisi saya di asrama kampus memang masih aman oleh karena itu saya tetap memutuskan untuk bertempat tinggal di asrama kampus," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Lebanon, Ariq Fadhlur Cahyanto, mengungkap ada empat mahasiswa asal Indonesia yang memilih bertahan di Lebanon usai serangan Israel terhadap negara itu pada pekan lalu.

Alasannya, keempat mahasiswa itu memilih melanjutkan perkuliahan meski Indonesia telah menawarkan enam kali gelombang evaluasi.

"Empat mahasiswa yang tidak bersedia dievakuasi itu karena masih melanjutkan perkuliahan," kata Ariq kepada Tempo, Jumat, 11 Oktober 2024.

Ariq mengatakan keempat rekannya yang masih tinggal di Lebanon tetap mengikuti perkuliahan dengan normal, terlebih kuliah tatap muka telah kembali diterapkan sejumlah kampus. Salah satunya, kampus di kawasan Tripoli yang telah kembali kuliah daring sejak 7 Oktober lalu.

Tak hanya itu, Ariq menyebut keempat mahasiswa yang masih bertahan itu berkuliah di kampus di kawasan Lebanon utara yang relatif lebih aman dari serangan Israel.

Pilihan Editor: Ketua PPI Lebanon Sebut Ada 4 Mahasiswa Indonesia Menolak Dievakuasi

Berita terkait

52 Warga Palestina Tewas Diserang Israel, Jumlah Korban Jiwa di Gaza Tembus 42.200 Orang

1 jam lalu

52 Warga Palestina Tewas Diserang Israel, Jumlah Korban Jiwa di Gaza Tembus 42.200 Orang

Hampir 98.500 warga Palestina terluka akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, kata Kementerian Kesehatan Gaza

Baca Selengkapnya

Netanyahu: Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Jadi 'Perisai Manusia' bagi Hizbullah!

2 jam lalu

Netanyahu: Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Jadi 'Perisai Manusia' bagi Hizbullah!

Netanyahu menuduh pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan bertindak sebagai "perisai manusia" bagi Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Desak PBB Pindahkan Pasukan Perdamaian di Lebanon dari Zona Tempur

2 jam lalu

Netanyahu Desak PBB Pindahkan Pasukan Perdamaian di Lebanon dari Zona Tempur

5 personel pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) terluka akibat serangan pasukan Israel

Baca Selengkapnya

AS Kerahkan Sistem Pertahanan Udara THAAD ke Israel, Tangkal Serangan Rudal Iran?

3 jam lalu

AS Kerahkan Sistem Pertahanan Udara THAAD ke Israel, Tangkal Serangan Rudal Iran?

Militer Israel pada Sabtu mengatakan bahwa Amerika Serikat mengerahkan sistem pertahanan antirudal balistik THAAD di Israel

Baca Selengkapnya

KSAD: Belum Ada Perintah Tambah Pasukan TNI di Lebanon

3 jam lalu

KSAD: Belum Ada Perintah Tambah Pasukan TNI di Lebanon

Panglima TNI belum menginstruksikan untuk menambah pasukan militer yang ditugaskan dalam United Nations Interim Force in Lebanon atau UNIFIL.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Indonesia Ungkap Alasan Tolak Evakuasi dari Lebanon

4 jam lalu

Mahasiswa Indonesia Ungkap Alasan Tolak Evakuasi dari Lebanon

Mahasiswa Indonesia mengungkap alasan menolak evakuasi dari Lebanon.

Baca Selengkapnya

Pekan Rempah Indonesia Digelar di Amsterdam

7 jam lalu

Pekan Rempah Indonesia Digelar di Amsterdam

KBRI Den Haag menggelar Pekan Rempah Indonesia di Amsterdam.

Baca Selengkapnya

Iran Larang Pager dan Walkie-Talkie dalam Penerbangan Komersial

8 jam lalu

Iran Larang Pager dan Walkie-Talkie dalam Penerbangan Komersial

Iran mengumumkan pelarangan membawa perangkat komunikasi elektronik, seperti pager dan walkie-talkie, dalam penerbangan penumpang komersial

Baca Selengkapnya

34 Negara Tuntut Jaminan Keamanan bagi Personel UNIFIL di Lebanon

11 jam lalu

34 Negara Tuntut Jaminan Keamanan bagi Personel UNIFIL di Lebanon

Sebanyak 34 negara yang berkontribusi kepada UNIFIL menyerukan perlindungan bagi pasukan perdamaian PBB di Lebanon

Baca Selengkapnya

Pemenang Nobel Perdamaian 2024 Sebut Kehancuran Gaza seperti Jepang 80 Tahun Silam

11 jam lalu

Pemenang Nobel Perdamaian 2024 Sebut Kehancuran Gaza seperti Jepang 80 Tahun Silam

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 2024 memperingatkan bahwa kondisi Gaza saat ini seperti Jepang 80 tahun yang lalu.

Baca Selengkapnya