Ahli Bahasa Mengajak Diaspora Lestarikan Bahasa Indonesia di Keluarga
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Minggu, 29 September 2024 10:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Liliana Dekan Fakultas Bahasa dan Seni UNJ itu menuturkan pembiasaan berbahasa Indonesia di lingkungan keluarga akan membangun sikap bahasa yang kokoh. Sikap bahasa tersebut merupakan faktor eksternal bahasa Indonesia untuk lebih berkembang dan membuana selain faktor politik, keamanan, ekonomi, kekayaan alam dan budaya.
“Teman-teman diaspora di berbagai negara juga perlu menciptakan suasana seperti itu,” kata Liliana dalam Seminar Tahunan 2024 APPBIPA Jepang di Tokyo, Sabtu, 28 September 2024.
Mantan pengajar BIPA di Korea Selatan itu mengimbau para diaspora untuk menerapkan apa yang termaktub pada Trigatra Bahasa, yakni utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, kuasai bahasa asing. Menurutnya, trigana tersebut bersifat proporsional, dan sangat ideal karena tidak terlalu banyak porsinya untuk bahasa asing.
Salah satu tantangan yakni yang terjadi pada keluarga kawin campur di mana istri atau suami berbahasa asing sehingga sulit mempertahankan bahasa Indonesia.
“Tetap dibiasakan menggunakan bahasa Indonesia untuk yang kawin campur. Tetap melindungi anak-anak kita dengan bahasa Indonesia mudah-mudahan sebagai bahasa pertama,” katanya.
Selain itu, lanjut dia, internasionalisasi bahasa Indonesia di dalam negeri wajib dilakukan karena sudah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.
Dia mengimbau agar penutur jati bahasa Indonesia harus percaya diri dalam berbahasa Indonesia dalam ajang internasional, seperti seminar. Indonesia sudah punya undang-undang bahwa seminar internasional di dalam negeri harus menggunakan bahasa Indonesia, narasumber asing dipersilakan menggunakan bahasa Inggris dan disediakan penerjemah.
Dalam kesempatan sama, Kepala Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) Ari Driyaningsih mengatakan untuk membentuk sikap bahasa yang kuat harus menjadi teladan terlebih dahulu. "Daripada berbicara seribu kalimat, lebih baik dengan satu teladan.
Sedangkan pengajar bahasa Indonesia SRIT Asep Wijaya, mengatakan kunci utama membuanakan bahasa Indonesia salah satunya adalah konsistensi. Ketika menggunakan bahasa Indonesia, fokuslah konsisten menggunakan bahasa Indonesia, begitu juga bahasa Jepang, bahasa Inggris. Saat ini APPBIPA memiliki 28 cabang di Indonesia dan enam cabang di luar negeri, di antaranya Jepang, Jerman, Taiwan, Thailand, Korea Selatan dan Timor Leste.
Pilihan editor: Israel Larang Pertemuan Lebih dari 1.000 Orang Usai Pembunuhan Pemimpin Hizbullah