Hamas Berduka atas Meninggalnya Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah
Editor
Ida Rosdalina
Sabtu, 28 September 2024 19:44 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok militan Palestina Hamas mengatakan pada Sabtu, 28 September 2024, bahwa mereka berduka atas tewasnya pemimpin Hizbullah Lebanon Sayyed Hassan Nasrallah dalam sebuah serangan udara Israel, dan mengatakan bahwa kematiannya hanya akan memicu perlawanan terhadap Israel.
"Kejahatan dan pembunuhan oleh penjajah hanya akan meningkatkan tekad dan desakan perlawanan di Palestina dan Lebanon untuk terus maju dengan segenap kekuatan, keberanian dan kebanggaan di atas jejak para syuhada ... dan menempuh jalan perlawanan hingga kemenangan dan pembubaran penjajah," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Kematiannya menandai pukulan berat bagi Hizbullah yang tengah menghadapi kampanye serangan Israel yang terus meningkat. Ini juga merupakan pukulan besar bagi Iran, mengingat peran utama yang telah ia mainkan dalam "Poros Perlawanan" regional yang didukung oleh Teheran.
“Poros Perlawanan” mengacu pada kelompok-kelompok termasuk Hizbullah yang didukung oleh Iran dan telah melancarkan serangan terhadap Israel sejak perang meletus antara sekutu mereka, Hamas, dan Israel pada 7 Oktober.
"Kami menegaskan kembali solidaritas dan pendirian mutlak kami dengan saudara-saudara kami di Hizbullah dan Perlawanan Islam di Lebanon, yang ikut ambil bagian dalam pertempuran Banjir Al-Aqsa untuk mempertahankan masjid Al Aqsa, bersama rakyat dan perlawanan kami," tambah Hamas.
Jihad Islam, kelompok Palestina lain yang didukung Iran, mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Cepat atau lambat, pasukan perlawanan di Lebanon, Palestina, dan wilayah ini akan membuat musuh membayar harga kejahatannya, dan merasakan kekalahan atas apa yang telah dilakukan oleh tangan-tangannya yang penuh dosa."
Gaza memiliki populasi 2,3 juta orang, yang sebagian besar telah mengungsi akibat perang, yang telah menewaskan 41.500 orang di antaranya, menurut otoritas kesehatan Gaza.
Israel dan Hamas telah berperang sejak orang-orang bersenjata dari kelompok militan Palestina itu menyerbu ke Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menangkap sekitar 250 sandera, menurut perhitungan Israel.
Ketika ditanya bagaimana kematian Nasrallah akan mempengaruhi perang melawan Israel, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan kepada Reuters: "Pembunuhan Hassan Nasrallah tidak akan mematahkan tekad perlawanan dan kami yakin bahwa penjajah akan kalah dalam pertempuran ini," ujar Abu Zuhri.