Spesifikasi Qader-1, Rudal Balistik Hizbullah yang Menyerang Markas Mossad

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Kamis, 26 September 2024 17:41 WIB

Tangkapan layar dari video Qader-1 milik Hezbollah memperlihatkan hulu ledak rudal balistik jarak pendek tersebut, yang beratnya hampir 500 kg, seperti yang terlihat dalam video yang dipublikasikan pada tanggal 25 September. Media Militer Hezbollah

TEMPO.CO, Jakarta - Rekaman yang dirilis oleh Media Militer Hizbullah mengungkapkan spesifikasi rudal balistik jarak pendek Qader-1, yang digunakan dalam serangan bersejarah terhadap markas Mossad Israel di Tel Aviv.

Kelompok Hizbullah Lebanon Rabu, 25 September 2024, mengumumkan bahwa mereka telah menembakkan sebuah rudal ke Tel Aviv untuk pertama kalinya, dengan target markas besar badan intelijen Israel, Mossad. Badan mata-mata Israel ini dituding sebagai penyebab dari gelombang pembunuhan para komandan Hizbullah baru-baru ini dan ribuan ledakan alat komunikasi yang digunakan oleh para anggotanya, yang menewaskan puluhan orang.

Media Israel, termasuk situs berita Times of Israel, mengutip pernyataan militer yang menyatakan bahwa rudal Hizbullah dicegat oleh sistem pertahanan David's Sling, pencegat jarak menengah dan jarak jauh, ketika mendekati target di pinggiran kota Tel Aviv. Sirene terdengar di Tel Aviv dan kota-kota lain di Israel tengah.

Meskipun komando militer Israel mengatakan bahwa rudal tersebut berhasil dicegat sebelum mencapai targetnya, serangan Rabu menunjukkan beberapa kemampuan canggih Hizbullah dan menandai sebuah preseden penting dalam Pertempuran Banjir Al Aqsa yang sedang berlangsung.

Qader-1

Advertising
Advertising

Qader-1 adalah rudal balistik permukaan-ke-permukaan jarak pendek taktis yang dilengkapi dengan kendaraan masuk kembali yang dapat bermanuver (MaRV), yang memiliki hulu ledak seberat 500 kg.

Spesifikasi:

Kaliber: 620 mm

Panjang: 7665 mm

Berat total: 2.870 kg

Berat hulu ledak: 500 kg

Jangkauan: 190 km

Dengan spesifikasi ini, Hizbullah telah memamerkan senjata taktis unik yang belum pernah digunakan atau dipamerkan oleh faksi perlawanan lain di wilayah tersebut.

Hulu ledak ini juga mampu melakukan manuver di udara dan dapat secara tepat menyerang targetnya.

Perlu dicatat bahwa senjata semacam itu dilengkapi dengan sistem pemandu dan peralatan elektronik lainnya, yang membedakannya dengan senjata artileri roket Hizbullah yang tidak berpemandu, seperti roket Katyusha dan Fadi.

Sistem Qader juga berhadapan dengan pertahanan udara Israel tingkat tinggi, memaksa penjajah itu untuk mengerahkan sistem Arrow dan David's Sling yang sangat berharga jika terjadi serangan, mirip dengan peristiwa hari Rabu. Selain itu, pencegat Tamir dari Iron Dome tidak akan berguna dalam kemungkinan serangan tersebut.

Penembakan rudal Qader-1, Rabu, menunjukkan bahwa Hizbullah mempertahankan persenjataan strategisnya, meskipun ribuan serangan Israel di Lebanon yang diduga dimaksudkan untuk menargetkan peluncur dan situs-situs Hizbullah, namun malah menewaskan ratusan warga sipil, sehingga memicu respon yang lebih kuat dari Hizbullah.

REUTERS | AL MAYADEEN

Pilihan Editor: Tak Ada Informasi yang Jelas, Palestina Tolak 88 Jenazah yang Dikirim Israel ke Gaza

Berita terkait

Norwegia Buru Warganya yang Terkait Ledakan Pager Lebanon

4 jam lalu

Norwegia Buru Warganya yang Terkait Ledakan Pager Lebanon

Polisi Norwegia mengeluarkan permintaan pencarian internasional untuk Rinson Jose, pria Norwegia-India yang terkait penjualan pager kepada Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Ben-Gvir Ancam akan Keluar Koalisi jika Gencatan Senjata Permanen dengan Hizbullah

6 jam lalu

Ben-Gvir Ancam akan Keluar Koalisi jika Gencatan Senjata Permanen dengan Hizbullah

Menteri-menteri sayap kanan seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich menentang keras gencatan senjata dengan Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Laporan PBB: Iran dan Hizbullah Bantu Kebangkitan Houthi

7 jam lalu

Laporan PBB: Iran dan Hizbullah Bantu Kebangkitan Houthi

Pemberontak Houthi Yaman telah berkembang "dari kelompok bersenjata lokal dengan kemampuan terbatas menjadi organisasi militer yang kuat".

Baca Selengkapnya

Netanyahu Bantah Terima Proposal Gencatan Senjata Lebanon

11 jam lalu

Netanyahu Bantah Terima Proposal Gencatan Senjata Lebanon

PM Israel Benjamin Netanyahu mengklaim memerintahkan tentara untuk terus menyerang Lebanon dengan kekuatan penuh

Baca Selengkapnya

Serangan Israel Kian Ganas, Beberapa Negara Minta Warganya Keluar dari Lebanon

11 jam lalu

Serangan Israel Kian Ganas, Beberapa Negara Minta Warganya Keluar dari Lebanon

Perang perbatasan antara Israel dan Hizbullah kian memanas, beberapa negara telah menyiapkan rencana darurat untuk mengeluarkan warganya dari Lebanon.

Baca Selengkapnya

Jenis Rudal Balistik dan Jarak Jangkauannya

12 jam lalu

Jenis Rudal Balistik dan Jarak Jangkauannya

Rudal balistik merupakan sistem persenjataan bersifat strategis dengan berpandu roket yang mengikuti lintasan balistik.

Baca Selengkapnya

Kemlu RI Pastikan Pasukan TNI Siap Evakuasi WNI dari Lebanon

14 jam lalu

Kemlu RI Pastikan Pasukan TNI Siap Evakuasi WNI dari Lebanon

Kemlu menyatakan bahwa pasukan TNI yang tergabung dalam Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL) siap siaga untuk membantu operasi evakuasi WNI

Baca Selengkapnya

Perseteruan Israel Hizbullah dalam Angka: Serangan Israel 4 Kali Lipat Dibandingkan Hizbullah

15 jam lalu

Perseteruan Israel Hizbullah dalam Angka: Serangan Israel 4 Kali Lipat Dibandingkan Hizbullah

Serangan Israel dan balasan dari Hizbullah di perbatasan Lebanon dan Israel telah berlangsung selama hampir setahun sejak 8 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya

Menteri Ekstremis Israel Tolak Gencatan Senjata di Lebanon: Hancurkan Hizbullah!

16 jam lalu

Menteri Ekstremis Israel Tolak Gencatan Senjata di Lebanon: Hancurkan Hizbullah!

Menteri Keuangan yang juga tokoh ekstremis sayap kanan Israel Bezalel Smotrich tolak gencatan 21 hari di Lebanon

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Serangan Israel ke Lebanon

16 jam lalu

Fakta-fakta Serangan Israel ke Lebanon

Serangan Israel masif pada Senin waktu setempat, 23 September 2024 adalah paling mematikan setelah berpuluh tahun yang dialami Lebanon.

Baca Selengkapnya