Perseteruan Israel Hizbullah dalam Angka: Serangan Israel 4 Kali Lipat Dibandingkan Hizbullah
Reporter
Mohammad Hatta Muarabagja
Editor
Dwi Arjanto
Kamis, 26 September 2024 17:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam eskalasi terbaru antara Hizbullah dan Israel, lebih dari 569 orang, termasuk 50 anak-anak dan 94 wanita, telah tewas dalam serangan Israel ke Lebanon sejak 23 September 2024 hingga kemarin. Sebagai balasan, Hizbullah melancarkan serangan roket ke Israel, dengan beberapa proyektil diarahkan ke pangkalan udara Israel.
Dikutip dari Al Jazeera, serang-menyerang antara Israel dan Hizbullah telah berlangsung selama hampir setahun sejak 8 Oktober, ketika Hizbullah mulai melancarkan serangan terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Palestina yang terjebak di Jalur Gaza saat Israel melancarkan perang di daerah kantong tersebut.
Israel telah menyerang Hizbullah hampir empat kali lipat dari kelompok Lebanon, mencatat lebih dari 8.300 serangan di sepanjang perbatasan 120 km.
Hizbullah, yang dibentuk pada 1982 untuk melawan invasi dan pendudukan Israel di Lebanon selatan, mengatakan akan berhenti menyerang Israel jika serangannya terhadap Gaza dihentikan. Pemimpinnya Hassan Nasrallah mengatakan kelompok itu tidak menginginkan perluasan perang tetapi siap untuk mengimbangi agresi Israel.
Dianggap sebagai milisi tempur non-pemerintah yang paling tangguh di kawasan itu, Hizbullah berperang selama 34 hari melawan Israel pada 2006 yang secara luas dipandang sebagai kegagalan strategis dan militer Israel.
Beberapa pemimpin Israel telah berjanji untuk mengusir Hizbullah dari Lebanon selatan, bahkan dengan kekerasan. Menurut Armed Conflict Location and Event Data (ACLED), setidaknya 10.214 serangan terjadi antara Israel dan Hizbullah serta kelompok bersenjata lainnya di Lebanon dari 7 Oktober 2023 hingga 20 September 2024.
Sekitar 81 persen dari serangan ini – 8.313 – dilakukan oleh Israel, yang menewaskan sedikitnya 752 orang di Lebanon. Hizbullah dan kelompok bersenjata lainnya bertanggung jawab atas 1.901 serangan yang menewaskan sedikitnya 33 warga Israel.
Selain Hizbullah, pihak lain yang terlibat dalam serangan terhadap Israel meliputi Pasukan al-Fajr Lebanon dan Gerakan Amal serta Brigade Qassam Hamas dan Brigade al-Quds Jihad Islam Palestina, keduanya merupakan sayap bersenjata kelompok Palestina yang hadir di Lebanon.
Pada 17 September, ribuan pager meledak di seluruh Lebanon, menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai sekitar 3.000 orang, termasuk duta besar Iran untuk Lebanon.
Hizbullah menyalahkan Israel atas ledakan pager yang terjadi hampir bersamaan, dan mengatakan Israel akan mendapatkan "hukuman yang adil", menurut pernyataan yang dirilis oleh kelompok yang didukung Iran tersebut. Serangan Israel dibalas serbuan roket oleh Hizbullah yang telah saling baku tembak hampir setiap hari lintas perbatasan dengan Israel selama hampir satu tahun. Tidak ada komentar mengenai ledakan tersebut dari militer Israel.
Israel memiliki rudal paling canggih di Timur Tengah, banyak yang diproduksi di dalam negeri, tetapi sebagian besar rudal berpemandu presisinya berasal dari Amerika Serikat.
Menurut Center for Strategic and International Studies (CSIS), sebagian besar kemampuan Israel adalah sistem taktis jarak pendek, termasuk rudal Popeye, Extra, dan Gabriel. Di antara rudal jarak jauhnya adalah rudal balistik Jericho 2 dan Jericho 3 dengan jangkauan masing-masing 1.500-3.500 km (930-2.175 mil) dan 4.800-6.500 km (3.000-4.000 mil).
Pilihan editor: Fakta-fakta Serangan Israel ke Lebanon