Pemimpin Dunia Bertemu dalam Sidang Umum PBB ke-78, Bahas Krisis Gaza hingga Haiti

Reporter

Tempo.co

Senin, 23 September 2024 18:10 WIB

Resolusi disahkan atas permohonan keanggotaan penuh Palestina pada Sidang Darurat Majelis Umum PBB setelah 143 negara anggota PBB menyatakan mendukung, 9 negara menentang dan 25 lainnya abstain.

TEMPO.CO, Jakarta - Sidang Umum PBB ke-79— yang dianggap sebagai salah satu acara diplomatik terbesar di dunia— akan dimulai pada Selasa 24 September 2024 di New York.

Sidang Umum ini diadakan setiap tahun di markas besar PBB di New York, mempertemukan para kepala negara dan pemerintahan dari negara-negara anggota. Acara ini akan berlangsung dari 24 hingga 30 September.

Sidang ke-79 akan dibuka oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan akan dipimpin oleh Presiden Kamerun Philemon Yong.

Setidaknya 133 kepala negara dan pemerintahan, tiga wakil presiden, 80 wakil perdana menteri, dan 45 menteri akan menghadiri acara tersebut.

Sesuai tradisi yang telah berlangsung sejak 1955, Brasil akan memberikan pidato pertama. Setelah Brasil, negara tuan rumah, Amerika Serikat, akan mengambil giliran berbicara.

Advertising
Advertising

Presiden Recep Tayyip Erdogan akan mewakili Turki dan menyampaikan pidatonya di urutan ketiga pada hari pertama, setelah Amerika Serikat.

Erdogan, yang akan berpidato di Sidang Umum untuk ke-14 kalinya, diperkirakan akan menyoroti situasi di Jalur Gaza. Ia juga diharapkan mendesak negara-negara anggota untuk menentang serangan Israel.

Krisis dari Gaza hingga Haiti

Para pemimpin PBB bertemu di tengah meningkatnya jumlah krisis, konflik, dan perang di seluruh dunia.

Dengan demikian, krisis dari Gaza hingga Ukraina, serta dari Sudan hingga Haiti, diperkirakan akan menjadi topik utama dalam agenda.

Diharapkan para pemimpin akan fokus pada Gaza, yang sebelumnya digambarkan PBB sebagai "neraka di bumi."

Di Gaza, selain menekankan perlunya gencatan senjata, negara-negara anggota diperkirakan akan menyoroti pelanggaran hukum internasional dan resolusi PBB oleh Israel, serta kesulitan dalam menyalurkan bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas dijadwalkan berbicara pada Kamis 26 September pagi hari, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan berbicara pada sore hari.

Tahun ini, tema utama diskusi Sidang Umum PBB adalah "Tidak Meninggalkan Siapapun: Bertindak Bersama untuk Kemajuan Perdamaian, Pembangunan Berkelanjutan, dan Martabat Manusia untuk Generasi Saat Ini dan Masa Depan."

"Tatanan global saat ini tidak bekerja untuk semua orang. Bahkan, saya akan mengatakan: tidak bekerja untuk siapapun," kata Guterres.

Oleh karena itu, para pemimpin diperkirakan akan membahas reformasi Dewan Keamanan dan arsitektur keuangan internasional.

Selain pekan tingkat tinggi, "KTT Masa Depan" akan diadakan dari 22 hingga 23 September, sebelum Sidang Umum.

KTT ini akan berfokus pada adaptasi institusi internasional terhadap tantangan saat ini, sementara pertemuan tingkat tinggi tentang kenaikan permukaan laut akan membahas upaya melawan perubahan iklim.

Para pemimpin juga diharapkan mengadakan konsultasi tentang berbagai isu seperti tujuan pembangunan berkelanjutan, resistensi antimikroba, dan perlucutan senjata nuklir.

Castro Berpidato Selama 296 Menit, Gaddafi Selama 100 Menit

Sidang Umum telah diadakan sejak 1946 dengan 51 anggota dan para pemimpin diharapkan membatasi pidatonya hingga 15 menit dan menyinggung tema utama.

Namun, banyak pemimpin yang mengabaikan batasan waktu, yang menghasilkan momen-momen berkesan.

Salah satunya adalah pidato Presiden Kuba Fidel Castro selama 296 menit pada 1960, diikuti oleh pidato Pemimpin Libya Muammar Gaddafi selama 100 menit pada 2009, di mana ia merobek halaman dari Piagam PBB.

Momen terkenal lainnya dalam sejarah Sidang Umum adalah ketika Presiden Uni Soviet Nikita Khrushchev memukul meja dengan tinju dan sepatunya, dan menjadi marah saat Filipina menyampaikan pidatonya pada 1960.

Pidato mantan Presiden Venezuela Hugo Chavez pada 2006 juga sering diingat, di mana ia menyebut mantan Presiden AS George W. Bush, yang berbicara sehari sebelumnya, sebagai "iblis."

Pada 2018, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menghadiri Sidang Umum dengan bayinya yang berusia tiga bulan, momen yang masih diingat hingga kini.

Demikian pula, pernyataan mantan Presiden AS Donald Trump pada 2017 yang mengancam akan "menghancurkan Korea Utara" jika perlu, juga menjadi sorotan.

Sidang Umum sering kali menyaksikan delegasi yang keluar dari ruangan sebagai bentuk protes terhadap pidato yang tidak mereka setujui.

Pilihan Editor: Mantan Bos Mossad: Pemerintah Israel Lebih Pilih Balas Dendam daripada Bebaskan Sandera

ANADOLU

Berita terkait

Israel Serang 300 Target Hizbullah, Tewaskan 100 Warga Lebanon dalam Satu Hari

3 jam lalu

Israel Serang 300 Target Hizbullah, Tewaskan 100 Warga Lebanon dalam Satu Hari

Lebanon mengatakan pada Senin 23 September 2024 bahwa sedikitnya 100 orang telah tewas akibat rentetan serangan Israel di selatan negara itu.

Baca Selengkapnya

Penutupan Olimpiade Catur 2024: Tim Catur Putra dan Putri India Juara, Tim Indonesia Naik Peringkat

3 jam lalu

Penutupan Olimpiade Catur 2024: Tim Catur Putra dan Putri India Juara, Tim Indonesia Naik Peringkat

Tim catur putra dan putri Indonesia berhasil mengangkat peringkat mereka di klasemen akhir Olimpiade Catur 2024.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB: Israel dan Hamas Tak Inginkan Gencatan Senjata Gaza

3 jam lalu

Sekjen PBB: Israel dan Hamas Tak Inginkan Gencatan Senjata Gaza

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan bahwa baik Israel maupun kelompok Palestina Hamas tidak tertarik pada gencatan senjata di Gaza

Baca Selengkapnya

Survei: Dukungan untuk Kamala Harris Lebih Unggul Ketimbang Donald Trump

4 jam lalu

Survei: Dukungan untuk Kamala Harris Lebih Unggul Ketimbang Donald Trump

Di antara hal yang ditanyakan responden adalah bagaimana pandangan mereka terhadap Kamala Harris sejak dia dicalonkan sebagai calon presiden.

Baca Selengkapnya

Ekspor Indonesia Bulan Agustus Tertinggi dalam 20 Bulan Terakhir, Cina dan Amerika Masih Jadi Pasar Tertinggi

5 jam lalu

Ekspor Indonesia Bulan Agustus Tertinggi dalam 20 Bulan Terakhir, Cina dan Amerika Masih Jadi Pasar Tertinggi

Kementerian Perdagangan melaporkan capaian ekspor tertinggi Kemendag selama 20 bulan terakhir dengan nilai US$ 23,56

Baca Selengkapnya

Biden Khawatir Konflik Meluas akibat Perseteruan Israel-Hizbullah

5 jam lalu

Biden Khawatir Konflik Meluas akibat Perseteruan Israel-Hizbullah

Presiden AS Joe Biden menyatakan kekhawatirannya atas peningkatan ketegangan antara Israel dan kelompok Hizbullah Lebanon beberapa waktu terakhir

Baca Selengkapnya

Jika Kalah, Donald Trump Tak Mau Lagi Maju di Pilpres AS

5 jam lalu

Jika Kalah, Donald Trump Tak Mau Lagi Maju di Pilpres AS

Donald Trump tidak mau lagi maju di pilpres AS jika dia kalah dalam pemilu 5 November mendatang.

Baca Selengkapnya

Kantor Imigrasi Pematangsiantar Deportasi dan Tangkal Seorang WNA Asal Amerika

10 jam lalu

Kantor Imigrasi Pematangsiantar Deportasi dan Tangkal Seorang WNA Asal Amerika

Berdasarkan data Kantor Imigrasi Pematangsiantar, WNA dari Amerika Serikat itu sudah overstay 55 hari.

Baca Selengkapnya

7 Negara dengan Kasus Kebocoran Data Terbanyak

12 jam lalu

7 Negara dengan Kasus Kebocoran Data Terbanyak

Berikut daftar negara dengan kebocoran data terbanyak menurut laporan perusahaan keamanan siber, Surfshar.

Baca Selengkapnya

Korsel Sebut Korea Utara Pertimbangkan Uji Coba Nuklir Menjelang Pilpres AS

13 jam lalu

Korsel Sebut Korea Utara Pertimbangkan Uji Coba Nuklir Menjelang Pilpres AS

Penasihat keamanan nasional Presiden Korea Selatan sebut Korea Utara sedang mempertimbangkan uji coba nuklir menjelang Pilpres AS.

Baca Selengkapnya