Kedutaan Besar Rusia Komplain dan Minta Kementerian Luar Negeri Indonesia Tidak Bias Soal Perang Ukraina

Reporter

Tempo.co

Jumat, 12 Juli 2024 14:45 WIB

Seorang ibu duduk di sebelah pasien anak yang sedang menjalani perawatan, di lorong lantai bawah tanah Rumah Sakit Anak Okhmadet, saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, di Kyiv, Ukraina 28 Februari 2022. Para pasien harus bertahan di lorong bawah tanah rumah sakit karena tidak dapat bertahan hidup tanpa pengobatan, tanpa perawatan medis dan pekerja medis. REUTERS/Umit Bektas

TEMPO.CO, Jakarta - Kedutaan Besar Federasi Rusia di Jakarta prihatin atas komentar-komentar di media massa Indonesia yang menuduh Negeri Beruang Merah itu melakukan serangan terhadap rumah sakit anak di Kiev. Pasalnya, komentar-komentar tersebut berdasarkan informasi palsu yang disebarluaskan secara aktif oleh negara-negara Barat.

"Selama operasi militer khusus, Angkatan Bersenjata Federasi Rusia menargetkan hanya fasilitas-fasilitas militer saja dengan senjata ampuh jarak jauh. Berbeda dengan Ukraina, Rusia tidak pernah memerangi para warga sipil," demikian keterang Kedutaan Besar Rusia di Jakarta, 12 Juli 2024.

Menurut data yang diperoleh oleh Kementerian Pertahanan Federasi Rusia, rumah sakit di kota Kiev hancur karena sebuah rudal pertahanan udara Ukraina yang diluncurkan dari sistem antirudal NASAMS jatuh dan terkena gedung itu. Ada banyak foto dan video yang membuktikan fakta tersebut, sedangkan negara-negara NATO yang mendukung Ukraina menyembunyikan fakta-fakta ini secara cermat.

Sebelumnya, pada Selasa, 9 Juli 2024, Ukraina mengibarkan bendera setengah tiang sebagai bentuk kehilangan atas kematian 44 orang di seluruh negeri akibat serangan udara yang diklaim dari Rusia pada Senin, 8 Juli 2024. Jumlah itu, termasuk empat anak-anak dan dua orang di Rumah Sakit Okhmatdyt. Rumah sakit Okhmatdyt adalah rumah sakit anak terbesar di Ukraina.

Misi HAM PBB pada Selasa, 9 Juli 2024, mengatakan ada “kemungkinan besar” rumah sakit itu terkena serangan langsung rudal Rusia dalam serangkaian serangan udara di Kiev, Kryvyi Rih, dan kota-kota lain di Ukraina. Akan tetapi, Kedutaan Besar Rusia di Jakarta meyakinkan yang terjadi sepenuhnya tanggung jawab para militer Ukraina, kesalahan dan kelalaian mereka yang menjadi penyebab tragedi ini.

Advertising
Advertising

Kedutaan Besar Rusia mengatakan peristiwa menyedihkan ini seharusnya bisa dihindari jikalau rezim Kiev tidak menempatkan sistem pertahanan udara mereka di tengah pemukiman sipil, yang secara nyata melanggar norma-norma hukum humaniter internasional yang melarang digunakannya obyek-obyek sipil untuk tujuan militer.

Terkait peristiwa ini, pada 9 Juli, 2024 Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia dan Kementerian Pertahanan Federasi Rusia sudah memberikan penjelasan. Untuk itu, Moskow pun prihatin karena Indonesia tidak mempertimbangkannya. Kementerian Luar Negeri RI menerbitkan kecaman pada Rusia lewat akun X.

"Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia juga tidak memberi komentar apapun terkait serangan rudal dan artileri terhadap wilayah Rusia, antara lain, kota Belgorod dan kota Sevastopol, sedangkan akibat penembakan ada banyak warga sipil, termasuk anak-anak, yang tewas," demikian keterangan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta.

Sebelumnya pada minggu pertama Juli, 2024, akibat penembakan wilayah Rusia oleh angkatan bersenjata Ukraina yang menggunakan alutsista dipasok oleh negara-negara Barat, 151 warga sipil Rusia menjadi korban. Dari total jumlah itu, 137 orang luka-luka, termasuk 7 anak di bawah umur, serta 14 orang tewas, termasuk satu anak. Rusia prihatin karena informasi tersebut sengaja didiamkan oleh Ukraina dan negara-negara Barat, sehingga ini adalah manifestasi standar ganda yang jelas yakni tanpa alasan menuduh Rusia bersalah dengan sekalian mengabaikan kejahatan rezim Kiev.

"Kami berharap bahwa selanjutnya kami juga akan menyaksikan sikap Jakarta yang tidak bias, sesuai dengan kebijakan 'seimbang dan tidak memihak' terhadap krisis di Ukraina seperti yang dinyatakan," demikian keterangan Kedutaan Besar Rusia di Jakarta.

Pilihan editor: Jaksa ICC Batalkan Kunjungan ke Gaza, Demi Surat Penangkapan Pemimpin Israel

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Respons Kematian Hassan Nasrallah, Milisi Irak Serang Pelabuhan Israel

1 jam lalu

Respons Kematian Hassan Nasrallah, Milisi Irak Serang Pelabuhan Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak menyerang Pelabuhan Eilat, Israel sebagai respons atas pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Hassan Nasrallah, Rusia: Picu Konsekuensi Dramatis di Timur Tengah

6 jam lalu

Pembunuhan Hassan Nasrallah, Rusia: Picu Konsekuensi Dramatis di Timur Tengah

Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah oleh militer Israel.

Baca Selengkapnya

Donald Trump bertemu Zelensky di New York, Apa Saja yang Dibahas?

1 hari lalu

Donald Trump bertemu Zelensky di New York, Apa Saja yang Dibahas?

Kyiv khawatir perjanjian perdamaian yang ditengahi oleh calon presiden dari Partai Republik Donald Trump akan mengakibatkan hilangnya wilayah Ukraina.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Persenjataan Nuklir Rusia hingga Israel Tolak Gencatan Senjata di Lebanon

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Persenjataan Nuklir Rusia hingga Israel Tolak Gencatan Senjata di Lebanon

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 27 September 2024 diawali peringatan Putin bahwa Rusia dapat menggunakan senjata nuklir jika diserang

Baca Selengkapnya

Kunjungi AS, Zelensky Sempatkan Bertemu Donald Trump yang Kerap Kritik Bantuan ke Ukraina

1 hari lalu

Kunjungi AS, Zelensky Sempatkan Bertemu Donald Trump yang Kerap Kritik Bantuan ke Ukraina

Pertemuan ini merupakan sebuah kejutan, mengingat Zelensky sudah bertemu dengan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta tentang Persenjataan Nuklir Rusia, yang Terbesar di Dunia

2 hari lalu

Fakta-fakta tentang Persenjataan Nuklir Rusia, yang Terbesar di Dunia

Rusia mewarisi senjata nuklir Uni Soviet sehingga kini Putin menguasai sekitar 5.580 hulu ledak nuklir, yang terbesar di dunia.

Baca Selengkapnya

Kota Tashkent Uzbekistan Jadi Tuan Rumah Olimpiade Catur 2026, Salah Satu Destinasi Wisata Kota Termurah Dunia

2 hari lalu

Kota Tashkent Uzbekistan Jadi Tuan Rumah Olimpiade Catur 2026, Salah Satu Destinasi Wisata Kota Termurah Dunia

Kota Tashkent , Uzbekistan akan menjadi tuan rumah Olimpiade Catur 2026. Apa istimewa destinasi wisata di Kota Termurah di Dunia ini?

Baca Selengkapnya

Jerman Berikan Bantuan Militer Senilai Rp6,7 T untuk Ukraina

2 hari lalu

Jerman Berikan Bantuan Militer Senilai Rp6,7 T untuk Ukraina

Jerman akan mengirimkan tambahan senjata senilai 400 juta euro atau sekitar sekitar Rp6,7 triliun kepada Ukraina

Baca Selengkapnya

FIFA Dilaporkan Tak Mau Jatuhkan Sanksi ke Israel

3 hari lalu

FIFA Dilaporkan Tak Mau Jatuhkan Sanksi ke Israel

Asosisasi Sepak Bola Palestina menyorongkan proposal agar timnas Israel didepak dari pertandingan, namun FIFA dilaporkan tak mengabulkannya.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Curiga Ukraina Ingin Kamala Harris Menangkan Pilpres AS

3 hari lalu

Donald Trump Curiga Ukraina Ingin Kamala Harris Menangkan Pilpres AS

Volodymyr Zelensky meragukan klaim-klaim Donald Trump bahwa dia bisa dengan cepat mengakhiri perang Ukraina.

Baca Selengkapnya