Jenderal AS: Serangan Israel di Lebanon Dapat Meningkatkan Risiko Perang Lebih Luas
Editor
Ida Rosdalina
Senin, 24 Juni 2024 09:27 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Serangan Israel di Lebanon berpotensi meningkatkan risiko konflik yang lebih luas yang melibatkan Iran dan militan yang bersekutu dengan Iran, terutama jika eksistensi Hizbullah terancam, demikian ungkap seorang jenderal tertinggi Amerika Serikat (AS) pada hari Minggu.
Jenderal Angkatan Udara C.Q. Brown, ketua Kepala Staf Gabungan, tidak memprediksi langkah Israel selanjutnya dan mengakui hak Israel untuk mempertahankan diri. Namun ia memperingatkan bahwa serangan ke Lebanon "dapat meningkatkan potensi konflik yang lebih luas."
"Hizbullah lebih mampu daripada Hamas dalam hal kemampuan secara keseluruhan, jumlah roket dan sejenisnya. Dan saya hanya akan mengatakan bahwa saya akan melihat Iran lebih cenderung memberikan dukungan yang lebih besar kepada Hizbullah," kata Brown kepada para wartawan sebelum singgah di Tanjung Verde dalam perjalanannya ke pembicaraan pertahanan regional di Botswana.
"Sekali lagi, semua ini dapat membantu memperluas konflik di wilayah ini dan benar-benar membuat Israel tidak hanya khawatir tentang apa yang terjadi di bagian selatan negara mereka, tetapi juga apa yang terjadi di utara."
Komentar Brown muncul ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Minggu bahwa berakhirnya fase pertempuran sengit di Gaza akan memungkinkan Israel untuk mengerahkan lebih banyak pasukan di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon.
Hizbullah yang didukung Iran mulai menyerang Israel tidak lama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober memicu perang di Gaza, dan kedua belah pihak telah saling bertukar serangan dalam beberapa bulan sejak saat itu. Hizbullah mengatakan bahwa mereka tidak akan berhenti sampai ada gencatan senjata di Gaza.
Sebelumnya pada bulan Juni, Hizbullah menargetkan kota-kota dan situs militer Israel dengan tembakan roket dan pesawat tak berawak terbesar dalam permusuhan sejauh ini, setelah serangan Israel menewaskan komandan Hizbullah yang paling senior.
Pernyataan Brown muncul ketika Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menuju Washington pada Minggu untuk membahas fase berikutnya dari perang Gaza dan meningkatnya permusuhan di perbatasan dengan Lebanon.
Brown mencatat bahwa Amerika Serikat mungkin lebih terbatas dalam kemampuannya untuk mempertahankan Israel dari serangan Hizbullah dibandingkan dengan membantu mencegat serangan rudal dan pesawat tak berawak Iran pada April terhadap Israel, yang sebagian besar berhasil digagalkan.
"Dari sudut pandang kami, berdasarkan di mana pasukan kami berada, jarak yang dekat antara Lebanon dan Israel, lebih sulit bagi kami untuk dapat mendukung mereka dengan cara yang sama seperti yang kami lakukan pada April," kata Brown.
REUTERS
Pilihan Editor: Mufti Agung Libanon: Israel Akan Diserbu 500.000 Rudal dalam Perang Total dengan Hizbullah