Otoritas Palestina Siap Kendalikan Pos Pemeriksaan Rafah di Gaza
Reporter
Antara
Editor
Sita Planasari
Jumat, 14 Juni 2024 19:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Ekonomi Nasional Palestina Mohammed Al-Amour pada Jumat 14 Juni 2024 mengatakan Otoritas Palestina siap mengendalikan pos pemeriksaan Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir di hadapan pengamat internasional. Namun, ia menegaskan pasukan Israel harus ditarik dari wilayah itu.
Situs berita Israel, Walla, mengutip para pejabat tinggi Amerika Serikat dan Israel, bahwa negosiasi antara Israel, Mesir, dan Amerika Serikat untuk membuka penyeberangan Rafah terhenti. Hal ini karena penolakan Israel untuk mengizinkan Palestina mengoperasikan situs tersebut dengan cara apa pun.
“Posisi Palestina jelas, kesiapan untuk bekerja di pos pemeriksaan Rafah di selatan Jalur Gaza sesuai dengan perjanjian yang disepakati pada 2005 di hadapan pengamat internasional. Sehingga hal ini demi kepentingan rakyat kami dan tunduk pada penarikan pasukan pendudukan Israel,” kata menteri Al-Amour.
Israel menutup penyeberangan penting perbatasan Rafah setelah mengirim pasukan ke Gaza selatan pada awal Mei, tujuh bulan setelah serangan gerakan Palestina Hamas di wilayah Israel. Hal ini memicu eskalasi konflik terburuk di Jalur Gaza dalam beberapa dekade.
Kabinet perang Israel berjanji untuk memperluas operasi di Rafah sampai mencapai tujuan yang dinyatakan untuk melenyapkan seluruh pejuang Hamas dan membebaskan sandera.
Hingga akhir Mei, menurut perkiraan PBB, lebih dari 945.000 orang telah mengungsi dari Rafah akibat serangan Israel sejak awal Mei. Padahal, Israel memerintahkan satu juta warga Palestina di utara Gaza untuk pindah ke Rafah di bagian selatan saat awal agresi. Mereka menjanjikan Rafah sebagai zona aman bagi para pengungsi.
Pada 7 Oktober 2023, gerakan Palestina Hamas melancarkan serangan roket skala besar terhadap Israel dan melanggar perbatasan, menyerang lingkungan sipil serta pangkalan militer. Sekitar 1.139 orang di Israel tewas dan sekitar 240 lainnya diculik dalam serangan itu.
Israel melancarkan serangan balasan dan memulai serangan darat ke daerah kantong Palestina. Lebih dari 37.200 orang telah terbunuh sejauh ini akibat serangan Israel di Jalur Gaza, sebagian besar adalah perempuan da nana-anak.
Sebanyak 120 sandera diyakini masih ditahan oleh Hamas di Gaza dan sekitar sepertiga dari mereka diyakini tewas akibat pengeboman Israel dan tiga lainnya dibunuh oleh tentara Israel.
Pilihan Editor: Tentara Israel Ubah Masjid di Rafah Jadi Dapur Umum
ANTARA