TEMPO.CO, Jakarta - HAM PBB pada Selasa, 11 Juni 2024, mengungkap pembunuhan warga sipil di Gaza selama operasi militer oleh Israel untuk membebaskan empat sandera warga negara Israel, serta penahanan sandera di tengah pemukiman penduduk oleh Hamas, masuk kategori kejahatan perang.

Israel mengakui operasi militer yang dilakukannya bersama dengan serangan udara, dilakukan pada Sabtu, 8 Juni 2024, di jantung kota Nuseirat yang merupakan kawasan pemukiman. Nuseirat terletak di wilayah tengah Gaza, di sana Hamas ‘menyimpan’ sandera warga negara Israel di dua blok apartemen berbeda. Operasi pembebasan sandera oleh Israel itu, menewaskan lebih dari 270 warga palestina berdasarkan perhitungan otoritas kesehatan Gaza.

“Cara serangan yang dilakukan di daerah padat penduduk, telah menimbulkan pertanyaan soal prinsip-prinsip pembeda, proporsionalitas dan tindak pencegahan sebagaimana diatur dalam hukum perang,” kata Jeremy Laurence, Juru bicara HAM PBB.

Laurence menambahkan, menyembunyikan sandera di area padat penduduk seperti yang dilakukan Hamas kemarin, sama dengan menempatkan nyawa warga sipil Palestina dalam bahaya, begitu juga dengan nyawa sandera. Dengan begitu, segala tindakan ini, yang dilakukan oleh pihak-pihak bersengketa masuk dalam kategori kejahatan perang.

Jumlah korban tewas di Gaza hingga Minggu, 9 Juni 2024, menembus 37 ribu jiwa menyusul pembantaian di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah pada Sabtu, 8 Juni 2024. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 37.084 orang tewas dan 84.494 luka-luka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.

Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera. Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Sumber: Reuters

Pilihan editor: Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Rayakan Hari Kemerdekaan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini