Kementerian Kehakiman Amerika Serikat Dikabarkan Akan Tindak Tegas Boeing

Reporter

Minggu, 2 Juni 2024 12:00 WIB

Kantor Pusat Boeing Distribution Services Inc. di Hialeah, Florida, AS, 12 Maret 2024. EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHKEVICH

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kehakiman Amerika Serikat dalam sebuah rapat dengan keluarga korban kecelakaan fatal pesawat Boeing pada 2018 dan 2019, disebut telah mengungkap ada sejumlah pejabat eksekutif di Boeing kemungkinan akan didakwa melakukan tindak kriminal terkait dua kecelakaan maut itu, yang menewaskan 326 orang, karena kesepakatan penundaan penuntutan 2021 sudah tidak berlaku.

Detail perihal ini dibocorkan oleh sumber yang ikut dalam rapat Jumat, 31 Mei 2024 dan koresponden Reuters mengevaluasinya. Tenggat waktu bagi jaksa penuntut untuk melakukan penuntutan bagi kejahatan federal adalah lima tahun.

Pada pertengahan Mei, Kementerian Kehakiman menemukan kalau Boeing melanggar kesepakatan penundaan penuntutan 2021 yang melindungi perusahaan itu dari sebuah dakwaan kriminal menyusul kecelakaan fatal yang terjadi. Otoritas sepakat meminta hakim membatalkan dakwaan konspirasi untuk menipu badan penerbangan Amerika Serikat (FAA) selama Boeing mematuhi ketentuan perjanjian selama tiga tahun yang berakhir pada 7 Januari 2024.

Akan tetapi, dua hari sebelum ketentuan perjanjian selama tiga tahun berakhir, ditemukan ada masalah keamanan dan kualitas. Temuan itu terjadi saat penerbangan Alaska Airlines yang menggunakan burung besi Boeing 737 MAX 9 mengalami masalah.

Boeing saat ini memiliki waktu sampai 13 Juni 2024, untuk menyampaikan keberatannya terkait temuan Kementerian Kehakiman Amerika Serikat yang menganggap Boeing melanggar kesepakatan penundaan penuntutan 2021. Sedangkan pihak berwenang memiliki waktu sampai 7 Juli 2024 untuk menyampaikan ke hakim federal di Texas soal menyampaikan rekomendasinya.

Boeing sebelumnya mengatakan sangat yakin telah menghormati ketentuan kesepakatan penundaan penuntutan 2021, dan menunggu respon dari Kementerian Kehakiman. Saat dikonfirmasi wartawan perihal ini, Kementerian Kehakiman Amerika Serikat enggan berkomentar.

Advertising
Advertising

Kementerian Kehakiman memiliki sejumlah opsi, di antaranya apakah akan menuntut Boeing atau memperpanjang kesepakatan penundaan penuntutan 2021 setahun lagi. Otoritas juga bisa mengajukan usulan baru dalam kesepakatan itu atau menyetujui non-penuntutan sehingga tidak melibatkan pengawasan dari pengadilan.


Sumber: Reuters

Pilihan editor: Singapore Airlines Alami Turbulensi Ekstrem, Apa Itu Clear Air Turbulence yang Diduga Jadi Penyebabnya?

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Houthi Serang Lagi Kapal Israel, Kapal Tanker Amerika Serikat, dan Kapal Dagang Inggris di Laut Merah

13 jam lalu

Houthi Serang Lagi Kapal Israel, Kapal Tanker Amerika Serikat, dan Kapal Dagang Inggris di Laut Merah

Kelompok Houthi di Yaman menggelar operasi militer besar di Laut Merah dan sekitarnya dan menyerang kapal-kapal yang berhubungan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Bocah Tewas di Jalan Tol Cijago Depok, Polisi Bakal Gelar Perkara

16 jam lalu

Bocah Tewas di Jalan Tol Cijago Depok, Polisi Bakal Gelar Perkara

Polres Metro Depok akan melakukan gelar perkara untuk menentukan penyebab kecelakaan yang menewaskan bocah 8 tahun di Jalan Tol Cijago.

Baca Selengkapnya

Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

17 jam lalu

Rusia Bersumpah akan Hancurkan Senjata Barat yang Dikirim ke Ukraina

Rusia bersumpah untuk menghancurkan senjata yang dikirim negara-negara Barat ke Ukraina, di tengah laporan rencana AS akan kirim Patriot dari Israel

Baca Selengkapnya

Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Baru untuk Hulu Ledak Super Besar

17 jam lalu

Korea Utara Uji Coba Rudal Balistik Baru untuk Hulu Ledak Super Besar

Korea Utara telah melakukan uji coba rudal balistik taktis baru yang mampu membawa hulu ledak super besar

Baca Selengkapnya

Iran Siapkan Pilpres Putaran Kedua untuk Pemilih di Luar Negeri

20 jam lalu

Iran Siapkan Pilpres Putaran Kedua untuk Pemilih di Luar Negeri

Kementerian Luar Negeri Iran memulai persiapan pemilu putaran kedua untuk para pemilih di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korban Serangan Hamas 7 Oktober Gugat Iran, Suriah dan Korea Utara di Pengadilan AS

21 jam lalu

Korban Serangan Hamas 7 Oktober Gugat Iran, Suriah dan Korea Utara di Pengadilan AS

Iran, Suriah dan Korea Utara dituduh memberi dukungan kepada Hamas dalam sebuah gugatan yang diajukan lebih dari 100 korban serangan 7 Oktober di Israel.

Baca Selengkapnya

Hasil Copa America 2024: Uruguay dan Panama Lolos ke Perempat Final, Tuan Rumah AS Tersingkir

22 jam lalu

Hasil Copa America 2024: Uruguay dan Panama Lolos ke Perempat Final, Tuan Rumah AS Tersingkir

Pemain bertahan Timnas Uruguay Mathias Olivera mencetak gol tunggal untuk membawa timnya ke perempat final Copa America 2024.

Baca Selengkapnya

MA AS Putuskan Mantan Presiden Donald Trump Miliki Kekebalan Hukum

23 jam lalu

MA AS Putuskan Mantan Presiden Donald Trump Miliki Kekebalan Hukum

Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa mantan presiden Donald Trump tidak dapat dituntut atas tindakan yang berada dalam kewenangan konstitusionalnya

Baca Selengkapnya

30 Penumpang Luka setelah Pesawat Mengalami Turbulensi, Mendarat Darurat di Brasil

23 jam lalu

30 Penumpang Luka setelah Pesawat Mengalami Turbulensi, Mendarat Darurat di Brasil

Di antara penumpang itu, satu orang tersangkut di loker atas tempat menyimpan bagasi kabin karena turbulensi ekstrem.

Baca Selengkapnya

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

23 jam lalu

Sekjen NATO Tuding China Berpotensi Picu Konflik Terbesar Eropa Sejak PD II

Sekjen NATO Jens Stoltenberg menuduh bahwa China berpotensi memicu konflik militer terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya