Perdana Menteri Cina dan Jepang Tiba di Korea Selatan untuk KTT Trilateral
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Suci Sekarwati
Minggu, 26 Mei 2024 15:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Perdana Menteri Cina Li Qiang dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tiba di Seoul, Korea Selatan pada Minggu, 26 Mei 2024 untuk menghadiri konferensi tingkat tinggi (KTT) trilateral dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. KTT tersebut akan menjadi perundingan tiga arah pertama antara ketiga negara dalam empat tahun ke belakangan.
Presiden Yoon bersama Li dan Kishida akan mengadopsi pernyataan bersama mengenai enam bidang kerja sama termasuk ekonomi dan perdagangan, ilmu pengetahuan dan teknologi, pertukaran antar masyarakat, kesehatan dan populasi menua, kata para pejabat Seoul.
Sebelum KTT dimulai pada Senin, 27 Mei 2024, Yoon dijadwalkan mengadakan pembicaraan bilateral dengan Li dan Kishida secara terpisah di kantor kepresidenan pada Minggu, 26 Mei 2024 waktu setempat. Selama pertemuan bilateral dengan Li, Yoon diperkirakan akan membahas cara-cara untuk mempromosikan komunikasi strategis dan memperluas kerja sama ekonomi dan perdagangan, serta bertukar pendapat mengenai masalah keamanan.
Menurut laporan NHK yang mengutip pemerintah Jepang, sementara itu dalam pembicaraannya dengan Kishida, Yoon kemungkinan akan bertukar pendapat tentang cara memperdalam kerja sama praktis di berbagai bidang dan meningkatkan kerja sama trilateral dengan Amerika Serikat untuk mencegah ancaman Korea Utara. Mereka juga diprediksi akan membahas topik larangan Cina terhadap impor makanan laut Jepang dan Taiwan.
Ketibaan Li tiba di Seoul pada Minggu siang, 26 Mei 2024, menandai kunjungan pertamanya ke Negeri Gingseng tersebut sejak menjabat perdana menteri pada Maret 2023. Li dan Yoon pertama kali bertemu di Jakarta, tepatnya di sela-sela KTT ASEAN pada September 2023.
Berbicara kepada wartawan sebelum berangkat ke Seoul, Kishida mengatakan dia akan mengupayakan diskusi yang “terbuka dan jujur” serta berharap dapat mendorong kerja sama praktis yang berorientasi masa depan dengan merevitalisasi proses trilateral. Pada pembicaraan dengan Li, Kishida mengatakan dia ingin “menetapkan dengan tegas arah hubungan yang saling menguntungkan berdasarkan kepentingan strategis bersama dan hubungan Jepang-Cina yang konstruktif dan stabil.”
KTT trilateral ini menandai pertemuan puncak pertama antara ketiga negara Asia tersebut sejak Desember 2019. Ketiga negara sepakat menggelar pertemuan puncak setiap tahun mulai 2008 guna meningkatkan kerja sama regional, namun perselisihan bilateral dan pandemi COVID-19 telah menghambat upaya tersebut.
Salah satu perselisihan yang menjadi hambatan adalah ketegangan hubungan Seoul-Tokyo perkara sejarah dua negara tersebut. Jepang dan Korea Selatan juga tengah memperdalam kemitraan keamanan trilateral dengan Amerika Serikat di tengah meningkatnya persaingan negara adikuasa tersebut dengan Cina.
Beijing sebelumnya telah memperingatkan bahwa upaya Washington untuk lebih meningkatkan hubungan dengan Seoul dan Tokyo dapat meningkatkan ketegangan dan konfrontasi regional. Cina pada Selasa lalu mengkritik keputusan anggota parlemen Korea Selatan dan Jepang untuk menghadiri pelantikan Lai Ching-te sebagai presiden terbaru Taiwan, wilayah yang kedaulatannya diklaim oleh Cina. Para pejabat dan diplomat mengatakan KTT trilateral ini mungkin tidak menghasilkan terobosan besar dalam isu-isu sensitif namun bisa menghasilkan kemajuan dalam bidang kerja sama praktis seperti pertukaran antar masyarakat dan masalah konsuler.
REUTERS | YONHAP
Pilihan editor: Putusan ICJ Dukung Permintaan Afrika Selatan, Apa Kata Israel dan Hamas?
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini