Update Kerusuhan di Kaledonia Baru: Turis Dievakuasi, Presiden Prancis Datang

Reporter

Tempo.co

Rabu, 22 Mei 2024 09:55 WIB

Asap mengepul dari api di tengah kerusuhan menentang rencana untuk mengizinkan lebih banyak orang mengambil bagian dalam pemilihan lokal di wilayah yang dikuasai Prancis, yang ditolak oleh pengunjuk rasa penduduk asli Kanak, di Noumea, Kaledonia Baru 14 Mei 2024. Djelyna Lebonwacalie/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Prancis Emmanuel Macron akan mengunjungi Kaledonia Baru di Kepulauan Pasifik pada Selasa malam, 21 Mei 2024. Kedatangan Macron ini dilakukan seminggu setelah kerusuhan meletus di wilayah seberang laut Prancis, yang menewaskan enam orang.

Australia dan Selandia Baru telah mengevakuasi warganya yang sedang berwisata ke pulau tersebut. Kerusuhan menyebabkan toko-toko hancur dan dijarah, mobil-mobil dibakar, serta barikade jalan yang membatasi akses terhadap obat-obatan dan makanan.

Protes di Kaledonia Baru itu dipicu oleh kemarahan masyarakat adat Kanak atas reformasi konstitusi yang disetujui Prancis. Aturan baru itu akan membolehkan orang yang sudah tinggal di Kaledonia Baru selama 10 tahun lebih untuk ikut serta dalam pemilu. Para pemimpin lokal khawatir perubahan tersebut akan melemahkan suara orang Kanak.

Macron akan bertemu dengan pejabat terpilih dan perwakilan lokal pada hari Kamis. Pertemuan itu untuk membahas isu politik dan rekonstruksi pulau tersebut.

"Macron akan berdiskusi dengan semua kekuatan di Kaledonia Baru," kata Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal. "Tujuannya adalah untuk mempersiapkan dan mengantisipasi rekonstruksi."

Advertising
Advertising

“Presiden juga akan pergi ke sana untuk membangun kembali dialog,” kata Attal.

Reaksi awal menunjukkan bahwa berdialog dengan tokoh lokal bukanlah tugas yang mudah. Para pemimpin pro-kemerdekaan menuding kerusuhan tersebut disebabkan oleh Macron yang mendorong reformasi pemilu meskipun ada tentangan dari masyarakat setempat.

"Inilah petugas pemadam kebakaran setelah dia menyalakan api!" ujar Jimmy Naouna, dari Front de Liberation Nationale Kanak et Socialiste (FLNKS) Kaledonia Baru, menulis di X sebagai tanggapan atas berita kunjungan Macron.

Prancis mencaplok Kaledonia Baru pada 1853 dan memberikan koloni tersebut status wilayah luar negeri pada 1946. Kaledonia Baru adalah penambang nikel nomor 3 di dunia namun sektor ini berada dalam krisis. Meski memiliki sumber daya nikel besar, satu dari lima penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan.

Pulau ini terletak sekitar 20.000 km (12.430 mil) dari daratan Perancis, dan sekitar 1.500 km (930 mil) di sebelah timur Australia. Negara ini sudah lama diguncang oleh gerakan-gerakan pro-kemerdekaan. Kekerasan yang terjadi minggu lalu merupakan yang terburuk dalam 40 tahun terakhir.

Pihak oposisi di Paris, mantan perdana menteri Prancis, dan para pemimpin negara-negara kepulauan Pasifik lainnya juga mengatakan Macron harus membatalkan atau menangguhkan reformasi pemilu, yang diadopsi parlemen di Paris pada Selasa lalu.

Menteri Luar Negeri Vanuatu Matai Seremaiah mendesak Prancis untuk melakukan hal yang benar, menyelesaikan semua masalah dekolonisasi yang belum terselesaikan dan secara serius terlibat dengan para pemimpin Kanak.

REUTERS

Pilihan editor: Singapore Airlines Diduga Mengalami Clear Air Turbulence, Apa Itu?

Berita terkait

Presiden Prancis Emmanuel Macron Cari Perdana Menteri Baru

25 hari lalu

Presiden Prancis Emmanuel Macron Cari Perdana Menteri Baru

Presiden Prancis Emmanuel Macron sebut akan cari perdana menteri yang baru, di tengah avcaman pemakzulan dirinya.

Baca Selengkapnya

Presiden Prancis Emmanuel Macron Terancam Dimakzulkan, Apa Sebabnya?

25 hari lalu

Presiden Prancis Emmanuel Macron Terancam Dimakzulkan, Apa Sebabnya?

Partai sayap kiri Prancis ajukan pemakzulan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Ini sebabnya.

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Tak Tahu dan Tak Campuri Penahanan CEO Telegram

29 hari lalu

Emmanuel Macron Tak Tahu dan Tak Campuri Penahanan CEO Telegram

Emmanuel Macron menyangkal tahu sedari awal kalau CEO Telegram Pavel Durov akan ke Prancis, Macron juga berkeras tidak terlibat dalam penahanan Durov

Baca Selengkapnya

Macron Bela Pemberian Kewarganegaraan Prancis kepada CEO Telegram Pavel Durov

29 hari lalu

Macron Bela Pemberian Kewarganegaraan Prancis kepada CEO Telegram Pavel Durov

Presiden Emmanuel Macron pada Kamis membela keputusan untuk memberikan kewarganegaraan Prancis kepada CEO Telegram Pavel Durov.

Baca Selengkapnya

Paralimpiade Paris 2024 Resmi Dibuka, Diharapkan Jadi Awal Revolusi Inklusi

30 hari lalu

Paralimpiade Paris 2024 Resmi Dibuka, Diharapkan Jadi Awal Revolusi Inklusi

Paralimpiade Paris 2024 secara resmi dibuka pada Kamis dinihari WIB, 29 Agustus 2024, dengan upacara penuh warna.

Baca Selengkapnya

Raja Charles Kunjungi Para Penyintas Penikaman yang Picu Kerusuhan Inggris

38 hari lalu

Raja Charles Kunjungi Para Penyintas Penikaman yang Picu Kerusuhan Inggris

Raja Charles III menyampaikan simpatinya ketika bertemu dengan korban selamat penikaman yang memicu kerusuhan anti-imigrasi secara nasional

Baca Selengkapnya

Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

39 hari lalu

Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

Pengadilan kejahatan perang Bangladesh-yang dibentuk oleh PM terguling Sheikh Hasina- telah meluncurkan tiga penyelidikan pembunuhan massal

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Lebih dari 1.000 Orang dalam Kerusuhan Anti-Imigran di Inggris

45 hari lalu

Polisi Tangkap Lebih dari 1.000 Orang dalam Kerusuhan Anti-Imigran di Inggris

Pihak berwenang Inggris kini telah menangkap lebih dari 1.000 orang setelah berhari-hari terjadi kerusuhan anti-imigran

Baca Selengkapnya

Sheikh Hasina Dijerat Kasus Pembunuhan Pedagang Kelontong Bangladesh

45 hari lalu

Sheikh Hasina Dijerat Kasus Pembunuhan Pedagang Kelontong Bangladesh

Eks PM Bangladesh Sheikh Hasina dan sejumlah pejabat tinggi diselidiki atas tewasnya pedagang kelontong yang ditembak saat kerusuhan.

Baca Selengkapnya

Inggris Minta Polisi Siaga Hadapi Kemungkinan Unjuk Rasa

50 hari lalu

Inggris Minta Polisi Siaga Hadapi Kemungkinan Unjuk Rasa

Inggris mendesak aparat kepolisian agar tetap waspada mengingat ada kemungkinan terjadinya kembali unjuk rasa yang berujung kerusuhan

Baca Selengkapnya