Google Pecat 28 Karyawan karena Protes Proyek dengan Israel
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 18 April 2024 16:14 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Google memecat 28 karyawan pada Rabu, 17 April 2024 setelah serangkaian protes terhadap kondisi tenaga kerja dan kontrak perusahaan untuk menyediakan layanan komputasi awan dan kecerdasan buatan kepada pemerintah serta militer Israel.
Berita itu muncul satu hari setelah para pekerja ditangkap atas tuduhan masuk tanpa izin pada Selasa malam. Mereka telah melakukan aksi duduk di kantor perusahaan di New York dan Sunnyvale, California, termasuk protes di kantor CEO Google Cloud Thomas Kurian.
Beberapa pekerja yang ditangkap di New York dan Sunnyvale, mengatakan bahwa selama protes mereka tidak dapat mengakses akun kerja dan kantor. Mereka diberikan cuti administratif dan disuruh menunggu untuk kembali bekerja sampai dihubungi oleh SDM.
Pada Rabu malam, sebuah memo yang dikirim oleh Chris Rackow, wakil presiden keamanan global Google, mengatakan bahwa setelah penyelidikan, perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan 28 karyawan yang ditemukan terlibat. Kami akan terus menyelidiki dan mengambil tindakan jika diperlukan.”
Penangkapan para pekerja yang disiarkan langsung di Twitch oleh para peserta, merupakan tindak lanjut dari demonstrasi di luar kantor Google di New York, Sunnyvale dan Seattle. Unjuk rasa ini menarik ratusan peserta, menurut para pekerja yang terlibat.
Protes ini dipimpin oleh organisasi “No Tech for Apartheid”, yang berfokus pada Proyek Nimbus, kontrak bersama Google dan Amazon senilai US$ 1,2 miliar untuk menyediakan layanan komputasi awan kepada pemerintah dan militer Israel, termasuk alat AI, pusat data dan infrastruktur awan lainnya.
“Malam ini, Google memecat lebih dari dua lusin pekerja, termasuk mereka di antara kami yang tidak berpartisipasi langsung dalam protes duduk 10 jam yang bersejarah di dua pantai kemarin,” kata No Tech for Apartheid dalam sebuah pernyataan. “Selama bertahun-tahun kami mengorganisir perlawanan terhadap Proyek Nimbus, kami belum mendengar satu pun eksekutif mengenai kekhawatiran kami. Pekerja Google mempunyai hak untuk melakukan protes secara damai terhadap syarat dan ketentuan kerja kami. Pemecatan ini jelas merupakan pembalasan.”
Para pengunjuk rasa di Sunnyvale duduk di kantor Kurian selama lebih dari sembilan jam sampai mereka ditangkap. Mereka menulis tuntutan di papan tulis Kurian dan mengenakan kemeja bertuliskan “Googler menentang genosida.” Di New York, pengunjuk rasa duduk di ruang bersama tiga lantai. Lima pekerja dari Sunnyvale dan empat dari New York ditangkap.
Kementerian Pertahanan Israel dilaporkan mencari layanan konsultasi dari Google untuk memperluas aksesnya ke layanan Google Cloud. Google Foto adalah salah satu platform yang digunakan oleh pemerintah Israel untuk melakukan pengawasan di Gaza, menurut The New York Times.
“Saya pikir apa yang terjadi kemarin adalah bukti bahwa upaya Google untuk menekan semua suara yang menentang kontrak ini tidak hanya tidak berhasil tetapi justru berdampak sebaliknya,” ujar Ariel Koren, mantan karyawan Google yang mengundurkan diri pada tahun 2022. Koren sebelumnya memimpin upaya untuk menentang kontrak Project Nimbus.
CNBC | THE VERGE
Pilihan editor: 5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan