Gelombang Unjuk Rasa di Israel Menuntut Pemerintah Bebaskan Sandera oleh Hamas

Reporter

Tempo.co

Senin, 4 Maret 2024 07:00 WIB

Orang-orang memegang tanda saat mereka memprotes menyusul pengumuman militer Israel bahwa mereka secara keliru telah membunuh tiga sandera Israel yang ditahan di Gaza oleh kelompok Islam Palestina Hamas, pada demonstrasi di Tel Aviv, Israel, 15 Desember 2023. REUTERS/Violeta Santos Moura

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Israel menahan tujuh demonstran pada Sabtu, 2 Maret 2024, buntut dari unjuk rasa di dekat jalan Bagin berujung kerusuhan. Aksi protes itu menuntut Tel Aviv agar membebaskan para sandera yang ditahan Hamas di Gaza.

“Israel menahan tujuh demonstran di Kaplan Square, Tel Aviv, atas dakwaan melakukan kerusuhan saat unjuk rasa yang menuntut agar Pemerintah mengunci kesepakatan dengan Hamas untuk membebaskan para sandera,” demikian pemberitaan surat kabar Yedioth Ahronoth.

Unjuk rasa tersebut, menyoroti Pemerintahan Benjamin Netanyahu sedang berada dalam tekanan. Di Yerusalem Barat, ada ratusan warga negara Israel berunjuk rasa dekat rumah dinas Perdana Menteri Netanyahu, mereka menuntut agar Netanyahu mengunci kesepakatan dengan Hamas. Bukan hanya itu, demonstran juga menuntut agar segera dilakukan pemilu.

Advertising
Advertising

Di Caesarea, yakni wilayah di utara Israel, ada 1.200 demonstran di depan rumah pribadi Netanyahu. Lagi-lagi mereka menuntut pembebasan sandera dan meminta agar pemerintahan Netanyahu mengundurkan diri. Demonstran meneriakkan kalimat perlawanan pada Pemerintahan Netanyahu dan kalimat ‘pemilu sekarang!’. Unjuk rasa juga terjadi di Haifa, Raanana dan Rehovot.

Qatar, Mesir dan Amerika Serikat sedang menjadi menjadi penengah agar terjadi pertukaran tahanan dan gencatan senjata di Gaza. Sejumlah sumber menyarankan kesepakatan itu mungkin tercipta pada 11 Maret 2024 atau hari pertama puasa Ramadan.

Israel bersumpah akan menghancurkan Hamas setelah serangan 7 Oktober 2023, di mana serangan itu diklaim menewaskan sekitar 1.200 warga negara Israel dan 250 orang disandera.

Sebaliknya, serangan balasan Israel ke Hamas di Jalur Gaza telah menewaskan 30 ribu warga Palestina. Jumlah itu diperkirakan lebih besar dari lapangan karena masih banyak jasad yang tertimbun puing-puing bangunan. Israel dan Hamas sudah bernegosiasi melalui Mesir, Qatar dan Amerika Serikat sebagai mediator untuk gencatan senjata. Gencatan senjata Israel-Hamas pernah dilakukan pada November 2023 selama sepekan untuk pertukaran tahanan.

Sumber; middleeastmonitor.com

Pilihan editor: Benjamin Netanyahu Tak Mau Pembebasan Sandera Korbankan Kepentingan Israel

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Prancis Dukung Langkah ICC Keluarkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu dan Hamas

15 menit lalu

Prancis Dukung Langkah ICC Keluarkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu dan Hamas

Prancis mendukung permohonan jaksa agar hakim ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Netanyahu dan petinggi Hamas

Baca Selengkapnya

Afrika Selatan Dukung Jaksa Minta ICC Keluarkan Surat Penahanan Benjamin Netanyahu

37 menit lalu

Afrika Selatan Dukung Jaksa Minta ICC Keluarkan Surat Penahanan Benjamin Netanyahu

Afrika Selatan menyambut positif langkah yang diambil jaksa penuntut agar ICC mengeluarkan surat penahanan pada Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Bantuan Lewat Dermaga AS, UNRWA: Bantuan ke Gaza Paling Efektif Lewat Darat

1 jam lalu

Tak Ada Bantuan Lewat Dermaga AS, UNRWA: Bantuan ke Gaza Paling Efektif Lewat Darat

UNRWA menegaskan penyeberangan darat merupakan cara yang paling layak dan efektif untuk menyalurkan bantuan ke Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

3 jam lalu

Malaysia Berupaya Pulangkan Enam Anggota Tim Medis dari Rafah

Pemerintah Malaysia berupaya memulangkan enam anggota tim medisnya yang berada di Rafah, Gaza, sejak 1 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Hukum Internasional UI Prediksi Iran akan Tetap Dukung Hamas setelah Ebrahim Raisi Wafat

5 jam lalu

Guru Besar Hukum Internasional UI Prediksi Iran akan Tetap Dukung Hamas setelah Ebrahim Raisi Wafat

Hikmahanto Juwana optimis Iran akan tetap mendukung Hamas pasca-wafatnya Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter

Baca Selengkapnya

Joe Biden: Apa yang Terjadi di Gaza Bukan Genosida

6 jam lalu

Joe Biden: Apa yang Terjadi di Gaza Bukan Genosida

Presiden AS Joe Biden menekankan bahwa Israel tidak melakukan tindak genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jaksa Penuntut Minta ICC Terbitkan Surat Perintah Penahanan pada Benjamin Netanyahu dan 3 Pemimpin Hamas

9 jam lalu

Jaksa Penuntut Minta ICC Terbitkan Surat Perintah Penahanan pada Benjamin Netanyahu dan 3 Pemimpin Hamas

Karim Khan menilai setelah lebih dari tujuh bulan perang Gaza berkecamuk, dia memiliki alasan untuk meminta ICC menerbitkan surat perintah penahanan

Baca Selengkapnya

Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

13 jam lalu

Tiga Isu Penentu Hasil Pilpres AS 2024: Inflasi, Aborsi dan Perang Israel di Gaza

Mantan Dubes AS untuk Indonesia menilai ada tiga isu yang menjadi faktor penentu hasil persaingan Biden dan Trump dalam pilpres AS 2024.

Baca Selengkapnya

Reaksi Hamas dan Israel atas Surat Penangkapan yang Diajukan Jaksa ICC

23 jam lalu

Reaksi Hamas dan Israel atas Surat Penangkapan yang Diajukan Jaksa ICC

Jaksa ICC akhirnya menerbitkan surat penangkapan untuk PM Benjamin Netanyahu, Menhan Israel, dan tiga pemimpin Hamas atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta PBB Berbuat Lebih untuk Selesaikan Masalah Palestina

1 hari lalu

Jokowi Minta PBB Berbuat Lebih untuk Selesaikan Masalah Palestina

Presiden Jokowi menilai PBB perlu bertindak lebih menyelesaikan akar persoalan konflik, yakni pendudukan ilegal Israel atas tanah Palestina.

Baca Selengkapnya