Dubes Taiwan Bertemu Ketua DPR AS, Cina Berang
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Rabu, 10 Januari 2024 15:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar de facto Taiwan untuk Amerika Serikat Alexander Yui menemui Ketua DPR AS Mike Johnson, Selasa, 9 Januari 2024. Pertemuan ini memicu teguran keras dari pemerintah Cina.
Amerika Serikat adalah pendukung dan pemasok senjata internasional terpenting bagi Taiwan meskipun tidak ada hubungan diplomatik formal dengan pulau tersebut, yang dianggap Cina sebagai wilayahnya sendiri.
Alexander Yui bulan lalu menggantikan Hsiao Bi-khim, yang kini mencalonkan diri sebagai wakil presiden dalam pemilu Taiwan pada hari Sabtu, 13 Januari 2024.
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan Yui berterima kasih kepada Kongres AS atas dukungan lintas partai jangka panjang terhadap Taiwan dan komitmen untuk memperkuat pertahanan pulau itu.
Dikatakan bahwa ini adalah pertama kalinya kedua pejabat itu bertemu.
Cina melancarkan latihan perang di sekitar Taiwan pada Agustus 2022 setelah Ketua DPR saat itu, Nancy Pelosi, mengunjungi Taipei, dan di Beijing, Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan kemarahannya atas pertemuan Johnson-Yui.
Anggota parlemen AS harus “berhenti mengirimkan sinyal yang salah kepada pasukan separatis kemerdekaan Taiwan dan tidak boleh melakukan intervensi dalam pemilu di wilayah Taiwan dalam bentuk apa pun”, kata juru bicara Kemenlu Cina, Mao Ning kepada wartawan.
Cina secara rutin menolak segala bentuk kontak resmi antara pejabat Taiwan dan AS, dengan mengatakan bahwa hal itu merupakan campur tangan dalam urusan dalam negeri Cina. Beijing mengatakan Taiwan adalah masalah paling sensitif dan penting dalam hubungan Cina-AS.
Pemerintah Taiwan menentang klaim kedaulatan Tiongkok, dengan mengatakan bahwa Republik Rakyat Cina tidak pernah memerintah pulau tersebut dan tidak mempunyai hak untuk berbicara atau mengendalikan pulau tersebut karena hanya rakyat Taiwan yang dapat melakukan hal tersebut.
REUTERS
Pilihan Editor Media Sosial X Tutup Akun Sejumlah Jurnalis Pengkritik Elon Musk dan Israel