Tentara Israel Banyak yang Tewas, Netanyahu Akui Harga Perang Gaza Sangat Mahal
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 25 Desember 2023 12:18 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa perang Gaza menimbulkan “harga yang sangat mahal.” Jumlah tentara Israel yang tewas dalam pertempuran dengan Hamas terus meningkat.
“Ini adalah pagi yang sulit, setelah hari yang sangat sulit dalam pertempuran di Gaza,” kata Netanyahu setelah tentara Israel mengumumkan 14 tentara tewas di wilayah Palestina sejak Jumat.
“Perang ini memerlukan pengorbanan yang sangat besar tapi kami tidak punya pilihan selain terus berjuang,” ujarnya dalam sebuah pernyataan.
“Kami melanjutkan dengan kekuatan penuh hingga akhir, hingga kemenangan, hingga kami mencapai semua tujuan kami, penghancuran Hamas, kembalinya sandera kami, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Negara Israel.”
“Biar jelas, ini akan menjadi perang yang panjang (sampai) Hamas dilenyapkan dan memulihkan keamanan baik di utara maupun selatan,” katanya.
Sejak serangan darat Israel dimulai pada tanggal 27 Oktober, militer telah kehilangan 153 tentara di wilayah Palestina, termasuk 10 tentara pada hari Sabtu. Perang Israel Hamas ini membuat hari paling mematikan bagi tentara, yang juga menghadapi militan Hizbullah di perbatasan utara dengan Lebanon.
Selama rapat kabinet mingguan, Netanyahu juga menampik laporan bahwa Amerika Serikat telah meyakinkan Israel untuk tidak memperluas aktivitas militernya. “Saya telah melihat publikasi palsu yang mengklaim bahwa AS mencegah dan menghalangi kami melakukan operasi operasional di wilayah tersebut,” kata Netanyahu, tanpa menguraikan laporan-laporan tersebut.
"Ini tidak benar. Israel adalah negara berdaulat. Keputusan kami dalam perang didasarkan pada pertimbangan operasional kami, dan saya tidak akan menjelaskannya lebih lanjut.”
The Wall Street Journal pada hari Sabtu melaporkan bahwa Netanyahu dibujuk oleh Presiden AS Joe Biden untuk tidak menyerang kelompok militan Hizbullah di Lebanon. Kelompok Hizbullah dikhawatirkan akan menyerang Israel seperti Hamas pada 7 Oktober lalu.
Netanyahu bersikeras bahwa tindakan Israel tidak ditentukan oleh tekanan eksternal. “Keputusan mengenai bagaimana menggunakan pasukan kami adalah keputusan independen IDF (tentara Israel) dan bukan keputusan pihak lain,” kata Netanyahu.
AL ARABIYA
Pilihan editor: Israel Teruskan Penggempuran Gaza, Biden Hanya Bisa Imbau Lindungi Warga Sipil?