Mantan Pengacara Donald Trump Diminta Kompensasi Rp2,2 T setelah Fitnah Petugas Pilpres AS 2020

Sabtu, 16 Desember 2023 13:30 WIB

Mantan Wali Kota New York City Rudy Giuliani, pengacara pribadi Presiden AS Donald Trump, berbicara tentang hasil pemilihan presiden AS tahun 2020 dalam konferensi pers di Washington, AS, 19 November 2020. [REUTERS / Jonathan Ernst / File Photo]

TEMPO.CO, Jakarta -Mantan pengacara Donald Trump, Rudy Giuliani, diperintahkan oleh juri pengadilan di Washington, Amerika Serikat untuk membayar ganti rugi lebih dari US$148 juta atau sekitar Rp2,2 triliun kepada dua mantan petugas pemilu di negara bagian Georgia yang dia fitnah atas kecurangan saat pemilihan presiden AS pada 2020.

Giuliani memfitnah bahwa mereka membantu mencurangi pilpres 2020, saat Trump kalah dari Joe Biden.

Giuliani, 79 tahun, berutang kompensasi kepada Wandrea “Shaye” Moss dan ibunya Ruby Freeman sekitar US$73 juta atas kerugian reputasi dan emosional yang mereka derita, dengan tambahan US$75 juta untuk menghukum mantan Wali Kota New York itu atas perbuatannya, menurut keputusan juri pada Jumat, 15 Desember 2023.

Menurut rincian CNBC, dari jumlah US$73 juta akan dibagi sebesar US$20 juta kepada masing-masing Moss dan Freeman atas kerugian emosional, dan masing-masing lebih dari US$16 juta atas pencemaran nama baik.

“Hari ini adalah hari yang baik. Seorang juri menjadi saksi atas apa yang dilakukan Rudy Giuliani terhadap saya dan putri saya dan meminta pertanggungjawabannya,” kata Freeman kepada wartawan di luar gedung pengadilan, melansir dari Reuters. “Orang lain (yang terlibat) juga harus bertanggung jawab.”

Sebelum persidangan, seorang hakim federal memutuskan bahwa Giuliani bertanggung jawab atas pencemaran nama baik, penderitaan emosional yang disengaja, dan konspirasi sipil.

Panel juri berunding selama lebih dari 10 jam untuk menentukan jumlah yang akan dibebankan kepada Giuliani, yang membantu mantan Presiden Trump mengajukan klaim palsunya atas kecurangan pemilu 2020.

Giuliani mengatakan dia akan mengajukan banding. “Absurditas angka tersebut hanya menggarisbawahi betapa tidak masuk akalnya seluruh proses persidangan ini,” katanya kepada wartawan di luar gedung pengadilan.

Putusan pengadilan diambil setelah kesaksian emosional dari kedua mantan petugas yang difitnah. Moss dan Freeman, sebagai warga AS berkulit hitam, menceritakan bagaimana mereka diserbu pesan rasis dan seksis, termasuk ancaman pembunuhan setelah Trump dan sekutunya menyebarkan klaim palsu bahwa mereka terlibat dalam kecurangan pemilu.

Giuliani, yang menolak memberikan kesaksian, setelah sidang mengatakan komentarnya “tidak ada hubungannya sama sekali” dengan ancaman yang diterima kedua perempuan tersebut.

Dia sebelumnya berulang kali membuat klaim palsu bahwa video CCTV menunjukkan Moss dan Freeman telah menyembunyikan dan menghitung koper berisi surat suara ilegal di sebuah stadion bola basket di Atlanta yang digunakan untuk memproses pemungutan suara selama pemilu 2020.

Michael Gottlieb, pengacara Moss dan Freeman, dalam pledoinya mengatakan Giuliani tidak berhak melempar dua pegawai negeri sipil tak bersalah ke hadapan massa dunia maya demi membatalkan hasil pemilu.

“Giuliani pikir dia bisa lolos dengan membuat Ruby dan Shaye menjadi korban kecurangan pemilu, karena menurutnya mereka orang biasa saja dan bisa diabaikan,” ujar Gottlieb.

Sementara pengacara Giuliani, Joseph Sibley, mengakui bahwa kliennya telah menimbulkan kerugia. Namun mengatakan hukuman yang diminta penggugat – setidaknya US$48 juta – akan menjadi “bencana besar” bagi kliennya.

Sebagai pembelaan, dia mengatakan kepada juri bahwa Giuliani adalah “orang baik”, merujuk pada perannya sebagai wali kota New York setelah Serangan 9/11. “Rudy Giuliani tidak boleh didefinisikan oleh apa yang terjadi belakangan ini,” kata Sibley dalam argumen penutupnya.

Investigasi pemerintah AS menemukan bahwa Moss dan Freeman memproses surat suara secara sah dan benar dalam pilpres 2020.

Pengacara kedua perempuan tersebut menuduh bahwa klaim yang dilayangkan terhadap kliennya adalah bagian dari konspirasi yang melibatkan Trump, tim hukumnya, dan media sayap kanan untuk membantu Trump menabur keraguan tentang pemilu dan membalikkan kekalahannya dari Biden.

Advertising
Advertising

Pilihan Editor: Produsen Alat Voting Pilpres Amerika Tuntut Pengacara Trump US$2,7 Miliar

REUTERS

Berita terkait

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

8 jam lalu

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

Bintang film dewasa Stormy Daniels hadir sebagai saksi dalam kasus pidana Donald Trump pada Selasa, 7 Mei 2024. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

18 jam lalu

Biden: Gencatan Senjata Israel Hamas Bisa Terjadi Besok Bila Seluruh Sandera Dibebaskan

Joe Biden mengatakan gencatan senjata bisa terjadi secepatnya jika seluruh sandera Israel dibebaskan oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

21 jam lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

1 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

1 hari lalu

Australia dan Selandia Baru Dukung Palestina dalam Keanggotan Penuh PBB

Australia dan Selandia Baru pada Jumat bergabung dengan 141 negara lain untuk mendukung negara Palestina dalam pemungutan suara keanggotaan PBB

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

1 hari lalu

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa bagi Palestina di PBB

Indonesia mendorong pemberian hak-hak istimewa bagi Palestina dalam Sidang Darurat Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)

Baca Selengkapnya

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

1 hari lalu

Cina Desak AS Tak Hadang Proses Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Dubes Cina untuk PBB Fu Cong mendesak Amerika Serikat untuk tidak menghalangi proses keanggotaan penuh Palestina di PBB yang didukung Majelis Umum

Baca Selengkapnya

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

1 hari lalu

Jaksa AS Tuntut Hukuman 40 Tahun Penjara bagi Penyerang Suami Nancy Pelosi

Jaksa menuntut pria yang masuk ke rumah mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan menyerang suaminya dengan palu harus menjalani hukuman 40 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

1 hari lalu

Amerika Serikat Tahan Pengiriman Amunisi ke Israel, Cegah Tragedi Rafah atau Sekadar Peninjauan?

Menhan Amerika Serikat Lloyd Austin mengatakan pada hari Rabu, bahwa terkait Rafah, AS meninjau beberapa pengiriman senjata jangka pendek ke Israel.

Baca Selengkapnya

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

1 hari lalu

Tantrum, Dubes Israel untuk PBB Hancurkan Piagam PBB dalam Sidang Majelis Umum

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB untuk memprotes pemungutan suara yang mendukung keanggotaan penuh Palestina

Baca Selengkapnya