TEMPO.CO, Jakarta - Seorang tentara Lebanon tewas dan tiga lainnya terluka akibat penembakan oleh Israel di perbatasan selatan negara itu. Ini menandai kematian pertama di kalangan Angkatan Darat Lebanon akibat penembakan Israel yang terus-menerus di Lebanon selatan sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.

Menurut laporan kantor berita Lebanon NNA, daerah sekitar beberapa kota di Lebanon selatan, termasuk Shihin al-Jubin di distrik Tyre, menjadi sasaran tembakan artileri Israel. Jet tempur Israel menyerang pinggiran kota Aita al-Shaab dan meluncurkan bom pembakar di ladang di kota Alma al-Shaab dan Marwahin. Selain itu, serangan udara menargetkan daerah Labouna di timur Naqoura, tambah badan tersebut.

Kelompok Hizbullah Lebanon mengatakan pada Selasa bahwa mereka telah menargetkan empat lokasi militer Israel dan tempat berkumpulnya tentara di dekat perbatasan selatan Lebanon. Serangan Hizbullah ini memakan korban jiwa.

Ketegangan berkobar di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah baku tembak antara pasukan Israel dan Hizbullah. Ketegangan terjadi setelah militer Israel melancarkan serangan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.

Dalam sebuah pernyataan yang jarang terjadi, Pasukan Pertahanan Israel atau IDF pada Selasa menyatakan penyesalannya karena membunuh seorang tentara Lebanon. “Posisi militer di… daerah Adaysseh dibombardir oleh musuh Israel, menyebabkan satu tentara tewas dan tiga lainnya terluka,” kata tentara Lebanon dalam sebuah pernyataan.

Menurut IDF, pasukan Israel sedang berupaya untuk menetralisir ancaman di pos peluncuran dan observasi Hizbullah di sepanjang perbatasan. “IDF menerima laporan bahwa sejumlah tentara di angkatan bersenjata Lebanon terluka dalam serangan itu. Pasukan militer Lebanon bukanlah sasaran serangan itu,” kata pernyataan tersebut. “IDF meminta maaf atas kejadian tersebut dan akan diselidiki.”

Mengomentari kematian tentara Lebanon tersebut, misi penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) mengatakan bahwa Angkatan Bersenjata Lebanon tidak terlibat dalam konflik dengan Israel. “Selama beberapa hari terakhir, kita telah melihat peningkatan kekerasan yang cepat dan mengkhawatirkan,” tambah UNIFIL. Mereka mendesak diakhirinya kekerasan yang dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan Israel maupun Lebanon.

Sejak bentrokan lintas batas dimulai, lebih dari 110 orang telah tewas di pihak Lebanon, sebagian besar adalah pejuang Hizbullah dan lebih dari selusin warga sipil. Hizbullah mengatakan 79 anggotanya telah tewas sejak pecahnya perang di Lebanon selatan. Di pihak Israel, enam tentara dan tiga warga sipil tewas.

Israel melancarkan perang terhadap Hamas di Gaza setelah ribuan teroris menyusup ke Israel selatan pada tanggal 7 Oktober 2023. Baku tembak dan serangan setiap hari dengan Hizbullah, Hamas, dan kelompok teror lainnya telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas.

ANADOLU | TIMES OF ISRAEL

Pilihan editor: Peretas Kora Utara Kemungkinan Curi Data Senjata Laser Korea Selatan