Amerika Tangkap Mata-mata Senior Kuba

Reporter

Editor

Sabtu, 6 Juni 2009 18:57 WIB

TEMPO Interaktif, Washington: Amerika Serikat menangkap mata-mata Kuba yang selama 30 tahun menyusup di Departemen Luar Negeri. Posisi mereka sebagai mata-mata cukup penting sehingga, saat diam-diam ke Kuba, Presiden Fidel Castro menyempatkan bertemu dengan mereka selama empat jam.

Walter Kendall Myers, 72 tahun, dan istrinya, Gwendolyn Steingraber Myers, 73 tahun, ditangkap pada Kamis (4/6). Mereka menjadi mata-mata Kuba atas alasan ideologis, bukan karena uang.

Karir mereka sebagai mata-mata dimulai pada 1978. Myers, dosen paruh waktu di Universitas John Hopkins yang setahun sebelumnya sempat bekerja sebagai pelatih lepas bagi salah satu lembaga di Departemen Luar Negeri, diundang ke Kuba oleh diplomat negara komunis itu.

Myers dan istrinya berangkat ke Kuba. Di pulau kecil itu, ia ditemani seorang perwira intelijen setempat. Dalam buku hariannya, Myers menulis bahwa ia berkunjung ke museum dan terkejut saat tahu bahwa Amerika Serikat sering membunuh para pemimpin revolusi.

Myers kemudian bersimpati dengan ideologi serta revolusi Kuba yang membuat Castro berkuasa. Pada buku catatan pribadi dari 1978, Myers menulis: "Saya tidak melihat ada nilai yang hilang akibat revolusi. Revolusi membangkitkan potensi besar dan membebaskan semangat Kuba."

Ia memuji Castro sebagai pemimpin cemerlang dan karismatik. "Salah satu dari pemimpin politik besar di zaman kita," katanya.

Enam bulan kemudian, saat Myers dan istrinya tak lagi bekerja di Departemen Luar Negeri dan tinggal di negara bagian Dakota Selatan, seorang diplomat Kuba mendatangi mereka. Pasangan ini setuju menjadi mata-mata. Mereka mendapat kode untuk komunikasi radio dengan Kuba. Myers menjadi "202" dan istrinya "123".

Dengan arahan pejabat Kuba, Myers mendapat pekerjaan yang memberinya akses dokumen rahasia jadi mereka kembali ke Washington. Jadi, pada 1981 ia melamar bekerja di CIA tapi ditolak.

Belakangan ia melamar dan diterima bekerja di Departemen Luar Negeri. Di Departemen Luar Negeri, perlahan akses ke dokumen rahasia makin lebar. Di Departemen in semula Myers bekerja sebagai dosen di Lembaga Dinas Luar Negeri. Tapi mulai 2000 sampai pensiun 2007, Myers menjadi analis di lembaga riset Departemen Dalam Negeri, Biro Intelijen dan Riset.

Bagian ini memungkinkannya mendapat akses sejumlah informasi terkait Kuba. Myers bekerja maksimal agar tidak dicurigai. "Saya sangat berhati-hati," kata Myers belakangan. "Saya biasanya tidak membawa dokumen keluar."

Di awal mereka menjadi mata-mata, mereka mengirim data dengan morse lewat radio gelombang pendek. Catatan mereka tulis di kertas yang hanya tampak tulisannya kalau dicelup air.

Mereka sempat mengirim berita dengan cara aneh. Istri Myers akan ke supermarket dan menggunakan kereta dorong. Dokumen rahasia yang akan dikirim, diletakkan di kereta dorong. Nanti, di dalam supermarket, intelijen Kuba akan mengambil kereta dorong dan ditukar dengan yang mereka bawa. Tapi taktik ini dihentikan setelah supermarket mulai memasang kamera keamanan.

Tapi saat mereka pensiun mulai 2007, mereka mengirim berita dengan email dari warung Internet.

Pada 1995, pasangan Myers pergi ke Meksiko. Dari Meksiko, ia mendapat paspor palsu dan menyeberang ke pulau komunis itu. Di Kuba itu, ia tinggal di sebuah rumah kecil. Castro menyempatkan datang ke rumah kecil di Kuba ini.

Myers juga melakukan sejumlah kunjungan lain ke Trinidad dan Tobago, Jamaica, Meksiko, Brasil, Ekuador, dan Argentina untuk bertemu perwira intelijen Kuba.

Tahun itu pula Myers sudah cemas bahwa atasannya sudah memasukkan ia dalam daftar orang yang patut diwaspadai sebagai agen asing. Sejak itu, ia tidak lagi rutin mengirim dokumen ke Kuba. Mesti begitu, Myers berjanji mengirim apapun yang ia bisa kirim meski tidak sebanyak sebelumnya.

Ahli kontraspionase Amerika Serikat mulai melihat ada pola kebocoran intelijen terkait Kuba di Departemen Luar Negeri pada 2006. Biro keamanan diplomatik Departemen mulai memperhatikan sejumlah nama. Saat Myers pensiun pada 2007, pemerintah Amerika sudah yakin ialah yang menjadi mata-mata itu.

Dua bulan silam, seorang agen FBI--yang bertanggung jawab urusan kontra spionase di Amerika Serikat--menyamar sebagai anggota dinas rahasia Kuba dan mendekati Myers di luar Universitas John Hopkins, tempatnya mengajar paruh waktu. Agen FBI ini mengaku dikirim perwira intelijen Kuba untuk mendapat informasi.

Di hari itu, Myers ulang tahun dan agen FBI yang menyamar sebagai intel Kuba ini memberi hadiah khas negara komunis itu: cerutu. Si agen FBI meminta mereka bertemu di sebuah hotel di Washington. Myers terperangkap. Ia datang ke hotel dengan istrinya dan dengan bangga bercerita panjang lebar bagaimana ia menjadi mata-mata Kuba kepada agen FBI yang menyamar itu.

Mereka juga menerima alat untuk menyandikan tulisan ke email. Agen FBI itu mengusulkan pertemuan keempat pada Kamis (4/6). Pada pertemuan keempat itu, pasangan suami istri itu ditangkap.

Aparat Amerika Serikat segera saja membongkar barang-barang milik Myers. Di dalam komputer Myers, ditemukan lebih dari 200 laporan rahasia terkait Kuba.

Mereka juga menemukan jejak email antara pasangan itu dengan perwira Intelijen Kuba dengan bahasa disamarkan sehingga tidak ada kesan dunia intelijen. Peter Herrera meminta mereka datang ke Meksiko untuk mengambil benda seni, begini isi salah satu email dari Kuba. Myers membalas bahwa ia senang, "Mendengar dari Anda bahwa galeri seni itu sudah dibuka kembali."

AP/WASHINGTON POST/NURKHOIRI

Berita terkait

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

10 Oktober 2017

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

Gagal memimpin revolusi di Kongo, Che Guevara beralih ke Bolivia. Ia mati dieksekusi militer negara itu yang sudah dilatih Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

10 Oktober 2017

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

"Setiap orang akan mati. Tapi pemikirannya, tidak," kata Presiden Bolivia, Evo Morales.

Baca Selengkapnya

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

13 Januari 2017

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

Presiden Amerika Serikat Barack Obama resmi mencabut kebijakan bebas visa bagi imigran asal Kuba.

Baca Selengkapnya

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

29 Desember 2016

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

Majelis Nasional Kuba (parlemen) menyetujui undang-undang yang melarang penggunaan nama ataupun patung Fidel Castro di tempat-tempat publik.

Baca Selengkapnya

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

5 Desember 2016

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

Tak boleh juga ada patung, monumen, atau taman yang dibangun untuk menghormatinya.

Baca Selengkapnya

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

4 Desember 2016

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

Tembakan salvo 21 kali mengiringi abu Fidel Castro memasuki tempat peristirahatan terakhirnya.

Baca Selengkapnya

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

28 November 2016

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

CIA pernah mengirim Marita Lorenz, mantan kekasih Castro,
untuk

membunuhnya. Bukannya menghabisi Castro, Lorenz malah bercinta


dengannya.

Baca Selengkapnya

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

28 November 2016

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

Presiden Palestina Mahmoud Abbas memerintahkan agar bendera Palestina dikibarkan setengah tiang untuk menghormati mantan Presiden Kuba Fidel Castro.

Baca Selengkapnya

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

26 November 2016

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

Gorbachev mengatakan peran Fidel sebagai penguat bangsa masih besar dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

26 November 2016

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

Kalla mengatakan Castro adalah sahabat Indonesia yang baik pada masa Bung Karno.

Baca Selengkapnya