Pengunjuk Rasa dengan Tangan 'Berdarah' Ganggu Rapat Bahas Bantuan untuk Israel di Kongres AS
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Rabu, 1 November 2023 06:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengunjuk rasa, yang mengecat telapak tangan mereka dengan warna merah, berulang kali mengganggu jalannya rapat dengar pendapat antara dua pembantu Presiden AS Joe Biden dan anggota Kongres membahas permintaan anggaran bantuan militer untuk Israel dan Ukraina, Selasa, 31 Oktober 2023.
Para pengunjuk rasa mengecam pejabat Amerika karena mendukung apa yang mereka sebut “genosida” terhadap warga Palestina di Gaza.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin hadir di depan Komite Alokasi Senat mengenai permintaan Biden sebesar $106 miliar atau Rp1.679 triliun untuk mendanai rencana ambisius bagi Ukraina, Israel, dan keamanan perbatasan AS.
Dengan alasan bahwa mendukung mitra AS sangat penting bagi keamanan nasional, Biden meminta dana sebesar $61,4 miliar untuk Ukraina, sekitar setengahnya akan dibelanjakan di Amerika Serikat untuk mengisi kembali stok senjata yang terkuras karena dukungan sebelumnya untuk Kyiv.
Biden juga meminta $14,3 miliar untuk Israel, $9 miliar untuk bantuan kemanusiaan – termasuk untuk Israel dan Gaza – $13,6 miliar untuk keamanan perbatasan AS, $4 miliar untuk bantuan militer, dan pendanaan pemerintah untuk melawan upaya regional Cina di Asia.
Saat sidang dimulai, barisan pengunjuk rasa anti-perang mengangkat tangan yang dicat merah ke udara. Polisi Capitol kemudian mengeluarkan mereka dari ruangan setelah meneriakkan slogan-slogan termasuk, “Gencatan senjata sekarang!” “Lindungi anak-anak Gaza!” dan "Hentikan pendanaan genosida."
Pasukan AS di Irak dan Suriah telah diserang setidaknya 20 kali sejak 17 Oktober 2023 oleh kelompok yang didukung Iran, yang memicu serangan udara AS pekan lalu terhadap dua fasilitas penyimpanan senjata kosong di Suriah. Namun serangan-serangan tersebut, yang dimaksudkan untuk mencegah serangan lebih lanjut, telah gagal, dan hampir setiap hari ada upaya untuk menyerang pasukan Amerika di kedua negara tersebut.
Austin mengatakan jika serangan seperti itu tidak berhenti, “Kami akan membalasnya.”
Mengenai Ukraina, Austin mengatakan, "Saya dapat menjamin bahwa tanpa dukungan kami (Presiden Rusia Vladimir) Putin akan sukses."
Blinken mengatakan dukungan AS terhadap Ukraina telah menjadikan invasi Rusia ke Ukraina sebagai “bencana strategis.”
REUTERS
Pilihan Editor Polisi Paris Diselidiki atas Penembakan Wanita Berhijab