Menteri Luar Negeri Palestina Sebut Israel Melancarkan Perang Balas Dendam di Gaza
Reporter
Nabiila Azzahra
Editor
Suci Sekarwati
Jumat, 27 Oktober 2023 06:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Palestina Riyad Al-Maliki curiga Israel sedang melancarkan “perang balas dendam” ke Gaza dengan tujuan kehancuran total. Ia bahkan datang ke Belanda demi mendorong penyelidikan kejahatan perang terhadap Israel di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang berlokasi di Den Haag.
“Begitu banyak perang yang terjadi (di Gaza), ini berbeda. Kali ini adalah perang balas dendam,” kata Al-Maliki kepada wartawan pada Kamis, 26 Oktober 2023, waktu setempat.
Al Jazeera melaporkan, ICC sedang menyelidiki dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di wilayah Palestina mulai 2014 dan seterusnya. Al-Maliki mendapat jaminan bahwa Israel akan diselidiki atas tindakannya di Gaza,
Al-Maliki menyampaikan pernyataannya ketika Israel masih menggempur Jalur Gaza dengan serangan tak henti-henti, yang menurut otoritas Palestina sejauh ini telah menewaskan lebih dari 7 ribu orang. Serangkaian serangan tersebut merupakan balasan dari penyerbuan Hamas di kota-kota Israel pada 7 Oktober lalu yang menewaskan setidaknya 1.400 orang dan menculik 222 lainnya sebagai sandera.
“Perang ini tidak memiliki tujuan nyata, melainkan kehancuran total di setiap tempat yang layak huni di Gaza. Perang ini tidak diarahkan oleh rencana militer, tidak ada norma yang dihormati. Semua aturan perang internasional telah dilanggar,” ujarnya.
Israel, yang didukung oleh negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Jerman, mengatakan Negeri Bintang Daud itu punya hak untuk membela diri. Selain serangan udara berturut-turut, militer Israel juga telah melancarkan serangan darat terbatas pada Senin, 23 Oktober 2023.
Al-Maliki mendesak para pemimpin internasional untuk menekan Israel agar melakukan gencatan senjata sepenuhnya, guna memastikan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dapat disalurkan ke Gaza. Warga Gaza saat ini sedang mengalami krisis kebutuhan dasar seperti listrik dan air bersih, lantaran Israel tak mengizinkan masuknya bahan bakar sebagai bagian dari bantuan kemanusiaan.
Pada pertemuan di Brussels pada Kamis, 26 Oktober 2023, para pemimpin Uni Eropa (UE) memperdebatkan antara menyerukan “jeda kemanusiaan” atau “jeda” dalam bentuk jamak untuk pertempuran di Gaza. Akhirnya mereka pun memutuskan pilihan kedua dalam draf akhir deklarasi pertemuan, yang menyerukan koridor kemanusiaan dan jeda-jeda di wilayah kantong tersebut untuk memungkinkan akses bantuan. Al-Maliki mengatakan hal ini sebenarnya tidak dapat diterima karena tidak akan menjamin bantuan dapat masuk dan pasokan air dan listrik dapat dipulihkan kembali.
“Israel, dengan memutus listrik, air dan bahan bakar, dengan memaksa orang kelaparan, dengan memindahkan orang secara paksa, sedang melakukan kejahatan perang,” kata Al-Maliki. “Apa yang kami cari adalah akuntabilitas.”
Sebelumnya pada dua pekan lalu, jaksa penuntut ICC Karim Khan mengatakan kepada Reuters pihaknya memiliki yurisdiksi atas potensi kejahatan perang yang dilakukan oleh militan Hamas di Israel sekaligus pasukan Israel di Jalur Gaza, meskipun Israel bukan negara anggota.
REUTERS
Pilihan Editor: Satu-satunya Rumah Sakit Kanker di Gaza Terancam Tutup di Tengah Blokade
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini