Hamas Sandera Ratusan Orang, Begini Nasib Mereka Sekarang

Jumat, 20 Oktober 2023 16:50 WIB

Selebaran bertuliskan "Diculik" dan menunjukkan orang Israel disandera dipasang di papan pengumuman publik, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Universitas Harvard di Cambridge, Massachusetts, AS, 14 Oktober 2023. REUTERS/Brian Snyder

TEMPO.CO, Jakarta -Ratusan orang ditahan menjadi sandera oleh Hamas saat kelompok pejuang Palestina itu menyerbu kota-kota dan kibbutz (permukiman ilegal Yahudi) Israel dalam serangan yang menewaskan setidaknya 1.400 warga pada Sabtu, 7 Oktober 2023.

Sebagai balasan, Israel menggempur Gaza dengan serangan udara tak henti-henti, menewaskan 3.758 orang hingga Jumat 20 Oktober 2023, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Israel mengatakan pihaknya akan bertindak untuk membebaskan para sandera sekaligus memusnahkan Hamas.

Selain serangan udara, Israel telah mengumumkan kemungkinan dilancarkannya invasi darat, mengumpulkan tank dan pasukan di dekat perimeter daerah kantong tersebut dan meminta warga Palestina untuk mengevakuasi wilayah utara Gaza sebelum itu terjadi.

Hamas menyarankan agar para sandera dapat ditukar dengan sekitar 6.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Israel telah mengatakan bahwa blokade total wilayah kantong tersebut tidak akan berakhir sebelum para sandera Israel dibebaskan.

Ada berapa jumlah sandera?

Jumlah sandera diperkirakan 200 orang, termasuk 30 anak di bawah umur dan anak kecil serta 20 orang berusia di atas 60 tahun, kata lembaga penyiaran publik Israel, Kan, pada Kamis, mengutip sumber-sumber militer.

Hamas mengatakan mereka memiliki antara 200 sampai 250 sandera. Dikatakan lebih dari 20 sandera tewas akibat serangan udara Israel, namun mereka belum memberikan rincian lebih lanjut.

Di mana lokasi mereka sekarang?

Israel mengatakan para sandera dibawa ke Gaza, namun keberadaan mereka di wilayah kantong tersebut tidak diketahui, membuat upaya penyelamatan mereka menjadi lebih rumit. Israel meyakini banyak orang yang ditahan di terowongan-terowongan bawah tanah Gaza yang oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF) disebut “Metro Gaza”.

Pada Senin, Hamas merilis video Mia Schem, seorang wanita Prancis-Israel berusia 21 tahun yang dikabarkan ditangkap di sebuah festival musik. Dalam video tersebut, ia terlihat dirawat karena cedera di lengannya oleh seorang pekerja medis yang mukanya tidak terlihat.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Berasal dari negara mana saja?

Para sandera berasal dari puluhan negara, dan banyak juga yang berkewarganegaraan Israel. Tercatat di antaranya ada sandera dari Amerika Serikat, Thailand, Jerman, Argentina, Inggris, Prancis, Belanda, Portugal, Chili, dan Italia.

Dua puluh atau lebih warga AS hilang, kata penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan pada Selasa, menambahkan bahwa ia tidak dapat memastikan berapa banyak dari mereka yang disandera. Senator Partai Republik Jim Risch mengatakan kepada wartawan pada Selasa bahwa 10 sandera adalah orang Amerika.

Thailand meralat angka yang mereka berikan sebelumnya, menjadi 17 jumlah warganya yang ditahan. Delapan warga Jerman termasuk di antara para sandera, sekitar setengahnya ditangkap di sebuah kibbutz, menurut media lokal.

Presiden Argentina Alberto Fernandez mengatakan melalui panggilan video dengan keluarga bahwa 16 warga negaranya ditahan.

Setidaknya sembilan warga negara Inggris tewas dan tujuh hilang, kata juru bicara Perdana Menteri Rishi Sunak. Selama perjalanan ke Israel pada Kamis, Sunak bertemu dengan keluarga dari dua orang hilang yang diyakini telah disandera dan ditahan di Gaza.

Prancis belum memastikan berapa banyak warganya yang ditahan di Gaza, namun ada tujuh orang yang belum ditemukan setelah serangan tersebut, dan beberapa di antaranya disandera.

Ofir Engel, seorang warga negara Belanda berusia 18 tahun, diculik dari Kibbutz Be'eri dan dibawa ke Gaza, menurut pemerintah Belanda.

Portugal mengatakan pihaknya berasumsi empat warga Portugal-Israel yang hilang telah disandera. Dafna Garcovich, warga Israel-Chili, disandera bersama suaminya yang berkebangsaan Spanyol, Ivan Illaramendi, kata ayahnya. Italia mengatakan dua warga negara ganda Italia-Israel hilang, diduga diculik.

Sayap bersenjata Hamas mengatakan pada 16 Oktober bahwa warga non-Israel yang diculik adalah “tamu” yang akan dibebaskan “jika keadaan di lapangan memungkinkan”.

Apa yang dilakukan masing-masing pemerintah?

Pemerintah masing-masing negara yang warganya disandera telah melakukan berbagai upaya. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menunjuk seorang pensiunan jenderal, Gal Hirsch, sebagai koordinator Israel untuk urusan sandera dan orang hilang.

Mediator Qatar mengatakan mereka telah mencoba untuk menegosiasikan kebebasan bagi perempuan dan anak-anak Israel yang ditangkap oleh Hamas. Ini sebagai imbalan atas pembebasan 36 perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara Israel, sebuah sumber mengatakan kepada Reuters.

Belum ada indikasi kesepakatan akan tercapai hingga saat ini.

Turki mengatakan kepada kantor berita pemerintah Anadolu bahwa negara-negara termasuk AS dan Jerman telah meminta bantuan untuk membebaskan warganya. Turki lantas sedang berbicara dengan Hamas untuk menjamin pembebasan orang asing, warga sipil dan anak-anak, kata Menteri Luar Negeri Hakan Fidan pada Selasa.

Presiden AS Joe Biden mengatakan pemerintahannya “bekerja sekuat tenaga” untuk menemukan sandera Amerika yang ditahan oleh Hamas, mengirim tim kecil pasukan operasi khusus ke Israel untuk membantu intelijen dan merencanakan operasi apa pun untuk menyelamatkan para sandera.

PM Inggris Sunak mengatakan pemerintahnya sedang berbicara dengan mitra di wilayah tersebut untuk mencoba membantu mengamankan kembalinya sandera.

Fernandez dari Argentina mengatakan pemerintahnya sedang berbicara dengan pasukan intelijen Israel untuk mencari sandera Argentina.

Sementara, Jerman telah membuka penyelidikan terhadap anggota Hamas atas dugaan pembunuhan, pembunuhan tidak berencana dan penyanderaan. Berdasarkan hukum Jerman, jaksa wajib menyelidiki dugaan kejahatan di luar negeri jika melibatkan warga negara Jerman.

Apa kata keluarga sandera?

Di Prancis, para anggota keluarga warga negara Prancis-Israel yang hilang mendesak Presiden Emmanuel Macron untuk membantu menemukan mereka.

Keluarga para sandera asal Jerman mengatakan mereka akan mengadakan unjuk rasa di Berlin pada Ahad untuk menyerukan pembebasan kerabat mereka setelah bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Tel Aviv.

Warga AS di Tel Aviv mendesak Biden untuk menggunakan semua sumber daya untuk menemukan dan menyelamatkan kerabat mereka yang diculik.

Pilihan Editor: Kemenlu RI Sebut Israel Langgar Hukum Humaniter Internasional, Begini Penjelasannya

REUTERS

Berita terkait

Mantan Jenderal: Israel akan Runtuh jika Perang Gaza Berlanjut Setahun Lagi

2 jam lalu

Mantan Jenderal: Israel akan Runtuh jika Perang Gaza Berlanjut Setahun Lagi

Pensiunan jenderal Israel memperingatkan bahwa jika perang Gaza berlanjut selama satu tahun lagi dan konflik meluas, Israel akan runtuh.

Baca Selengkapnya

Netanyahu: Israel Berperang demi 'Mempertahankan Kelangsungan Hidup'

4 jam lalu

Netanyahu: Israel Berperang demi 'Mempertahankan Kelangsungan Hidup'

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah untuk melanjutkan serangan Israel terhadap para pejuang yang didukung Iran di Lebanon.

Baca Selengkapnya

Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB, Delegasi Turki Walk Out

6 jam lalu

Netanyahu Pidato di Sidang Umum PBB, Delegasi Turki Walk Out

Delegasi Turki, dipimpin oleh perwakilan tetap PBB Duta Besar Ahmet Yildiz, meninggalkan aula sebelum Netanyahu tiba di podium

Baca Selengkapnya

Hamas Desak Para Pemimpin Dunia Walk Out saat Netanyahu Berpidato di PBB

6 jam lalu

Hamas Desak Para Pemimpin Dunia Walk Out saat Netanyahu Berpidato di PBB

Hamas mendesak para pemimpin negara yang hadir dalam Sidang Majelis Umum PBB untuk walk out pada pidato Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Dukung Palestina, 200 Serikat Pekerja Spanyol Gelar Aksi Mogok

6 jam lalu

Dukung Palestina, 200 Serikat Pekerja Spanyol Gelar Aksi Mogok

Aksi mogok untuk mendung Palestina ini terbesar yang pernah dilakukan serikat-serikat buruh Spanyol

Baca Selengkapnya

Raffi Ahmad Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UIPM Thailand

7 jam lalu

Raffi Ahmad Terima Gelar Doktor Honoris Causa dari UIPM Thailand

Raffi Ahmad mengumumkan ia menerima gelar doktor kehormatan atau Doktor Honoris Causa dari kampus di Thailand pada 2021 namun baru dirilis hari ini.

Baca Selengkapnya

5 Hal Penting tentang Oktoberfest dari Budaya Bavaria hingga Siapkan Uang Tunai

7 jam lalu

5 Hal Penting tentang Oktoberfest dari Budaya Bavaria hingga Siapkan Uang Tunai

Oktoberfest di Munich bukan hanya tentang festival bir tapi ada banyak kegiatan di dalamnya

Baca Selengkapnya

Israel Perangi Dua Musuh Sekaligus, Hamas dan Hizbullah, dengan Taktik Sama

7 jam lalu

Israel Perangi Dua Musuh Sekaligus, Hamas dan Hizbullah, dengan Taktik Sama

Israel menggunakan taktik yang sama saat memerangi Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel di Lebanon Tewaskan 5 Tentara Suriah hingga Perempuan Prancis

8 jam lalu

Serangan Israel di Lebanon Tewaskan 5 Tentara Suriah hingga Perempuan Prancis

Lima tentara Suriah tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan situs militer di perbatasan Suriah-Lebanon

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bentuk Aliansi Global untuk Desak Solusi Dua Negara Israel-Palestina

9 jam lalu

Arab Saudi Bentuk Aliansi Global untuk Desak Solusi Dua Negara Israel-Palestina

Arab Saudi telah membentuk aliansi global untuk mendorong solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina

Baca Selengkapnya