Akan Dihadiri Jokowi, Apa itu Kelompok BRICS?

Reporter

Tempo.co

Senin, 21 Agustus 2023 18:45 WIB

pekerja staf berdiri di belakang bendera nasional Brasil, Rusia, Tiongkok, Afrika Selatan, dan India untuk merapikan bendera sebelum foto grup selama KTT BRICS di Pusat Konferensi dan Pameran Internasional Xiamen di Xiamen, Provinsi Fujian, Tiongkok Tenggara, Tiongkok 4 September 2017. REUTERS/Wu Hong/Pool/File Foto

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi bertolak ke Afrika untuk mengunjungi empat negara. Dalam lawatan tersebut Jokowi juga akan menghadiri KTT BRICS yang akan dihelat di Johannesburg, Afrika Selatan pada 22-24 Agustus 2023.

Kelompok BRICS terdiri dari negara-negara berkembang utama yaitu Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. KTT BRICS kali ini adalah yang ke-15.

Apa Itu BRICS?

Singkatan BRIC, yang awalnya tidak termasuk Afrika Selatan, diciptakan pada 2001 oleh kepala ekonom Goldman Sachs Jim O'Neill dalam makalah penelitian yang menggarisbawahi potensi pertumbuhan Brasil, Rusia, India, dan Cina.

Blok ini didirikan sebagai klub informal pada 2009 untuk menyediakan platform bagi anggotanya untuk menantang tatanan dunia yang didominasi oleh Amerika Serikat dan sekutu Baratnya. Penciptaannya diprakarsai oleh Rusia.

Advertising
Advertising

Kelompok tersebut bukanlah organisasi multilateral formal seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia, atau Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC). Kepala negara dan pemerintahan negara-negara anggota bersidang setiap tahun dengan masing-masing negara mengambil kepemimpinan bergilir satu tahun dari kelompok tersebut.

Siapa Saja Anggotanya?

Brasil, Rusia, India, dan Cina adalah anggota pendiri. Afrika Selatan, anggota terkecil dalam hal pengaruh ekonomi dan populasi, adalah penerima manfaat pertama dari perluasan blok tersebut pada 2010 ketika pengelompokan tersebut dikenal sebagai BRICS.

Bila digabung, negara-negara tersebut mencakup lebih dari 40 persen populasi dunia dan seperempat dari ekonomi global. Selain geopolitik, fokus grup ini mencakup kerja sama ekonomi dan peningkatan perdagangan dan pembangunan multilateral.

Blok itu beroperasi dengan konsensus. Semua negara BRICS adalah bagian dari Kelompok 20 (G20) ekonomi utama.

40 Negara ingin Bergabung, Mengapa?

Lebih dari 40 negara, termasuk Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Argentina, Aljazair, Bolivia, Indonesia, Mesir, Ethiopia, Kuba, Republik Demokratik Kongo, Komoro, Gabon, dan Kazakhstan telah menyatakan minatnya untuk bergabung dalam forum tersebut, menurut 2023 kursi puncak Afrika Selatan.

Mereka memandang BRICS sebagai alternatif dari badan global yang dipandang didominasi oleh kekuatan tradisional Barat. Bergabung ke BRICS, dinilai akan membuka manfaat termasuk pembiayaan pembangunan, dan peningkatan perdagangan dan investasi.

Ketidakpuasan terhadap tatanan global di antara negara-negara berkembang diperburuk oleh pandemi COVID-19 ketika vaksin penyelamat hidup ditimbun oleh negara-negara kaya.

Iran, rumah bagi sekitar seperempat dari cadangan minyak Timur Tengah, mengatakan pihaknya berharap mekanisme keanggotaan baru akan diputuskan "secepatnya".

Produsen minyak kelas berat Arab Saudi termasuk di antara lebih dari selusin negara yang berpartisipasi dalam pembicaraan "Friends of BRICS" di Cape Town pada bulan Juni. Ini telah menerima dukungan dari Rusia dan Brasil untuk bergabung dengan BRICS.

Argentina mengatakan pada Juli 2022 telah menerima dukungan resmi Cina untuk bergabung dengan grup tersebut. Ethiopia , salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Afrika, mengatakan pada bulan Juni pihaknya telah meminta untuk bergabung dengan blok itu. Juru bicara kementerian luar negeri Ethiopia mengatakan akan terus bekerja sama dengan lembaga internasional yang dapat melindungi kepentingannya.

Presiden Bolivia Luis Arce telah menyatakan ketertarikannya pada keanggotaan BRICS dan diperkirakan akan menghadiri KTT tersebut. Pemerintahnya mengatakan pada bulan Juli bahwa pihaknya bertekad untuk mengekang ketergantungan pada dolar AS untuk perdagangan luar negeri, alih-alih beralih ke yuan China, sejalan dengan tujuan yang dinyatakan oleh para pemimpin BRICS untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang AS.

Aljazair mengatakan pada bulan Juli pihaknya telah mengajukan keanggotaan BRICS dan menjadi pemegang saham di Bank Pembangunan Baru, yang disebut BRICS Bank. Negara Afrika Utara itu kaya akan sumber daya minyak dan gas dan berusaha mendiversifikasi ekonominya serta memperkuat kemitraan dengan China dan negara lain.

Serupa dengan Indonesia. Jokowi memastikan akan hadir di acara KTT BRICS. “Tentunya, di sela-sela KTT BRICS akan dilakukan berbagai pertemuan bilateral dengan kepala-kepala negara yang lainnya,” katanya.

REUTERS

Pilihan Editor: Kanada Kerahkan Militer untuk Bantu Atasi Kebakaran Hutan di British Columbia

Berita terkait

Dari UKT Kampus Negeri sampai Walhi Kritik Pidato Jokowi di Top 3 Tekno

23 menit lalu

Dari UKT Kampus Negeri sampai Walhi Kritik Pidato Jokowi di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Rabu pagi ini, 22 Mei 2024, dipuncaki berita terpopuler kemarin yang isinya antara lain tentang UKT melambung.

Baca Selengkapnya

KPPU Sebut Harga Bawang Putih Mahal karena Kualitas Impor Jelek, Faktor Cuaca Pemicunya

1 jam lalu

KPPU Sebut Harga Bawang Putih Mahal karena Kualitas Impor Jelek, Faktor Cuaca Pemicunya

Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebut harga bawang putih mahal karena kualitas impor jelek. Saat panen jelek karena hujan.

Baca Selengkapnya

Diskusi Soal Pembentukan Pansel KPK dengan KSP, ICW dan PSHK Sampaikan 3 Hal Ini

2 jam lalu

Diskusi Soal Pembentukan Pansel KPK dengan KSP, ICW dan PSHK Sampaikan 3 Hal Ini

ICW menilai pembentukan Pansel KPK krusial bagi Presiden Jokowi karena ini peluang terakhir menyelamatkan KPK.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

11 jam lalu

Jokowi Ajak Pemimpin Dunia Perkuat Pasokan Air untuk Petani

Prediksi menyebut pada 2050 sebanyak 500 juta petani kecil sebagai penyumbang 80 persen pangan dunia diprediksi akan mengalami kekeringan.

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

11 jam lalu

Kedutaan Besar Iran Sebut Presiden Iran Ebrahim Raisi Wafat 3 Hari Sebelum ke Indonesia

Kedutaan Besar Iran menyebut Presiden Iran Ebrahim Raisi wafat 3 hari sebelum kunjungan yang direncanakan ke Indonesia pada 23-24 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

13 jam lalu

Koalisi Antikorupsi Desak Jokowi Bentuk Pansel KPK yang Minim Konflik Kepentingan

Pembentukan Pansel KPK yang objektif dianggap akan mempertaruhkan keberhasilan kinerja Pimpinan dan Dewas KPK pada masa mendatang.

Baca Selengkapnya

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

13 jam lalu

Anggaran Program Lansia dan Disabilitas Era Jokowi Ditangguhkan untuk Beri Ruang Program Prabowo

Kedua program Jokowi itu adalah program permakanan untuk lansia dan penyandang disabilitas. Anggaran yang ditangguhkan Rp 1,2 triliun.

Baca Selengkapnya

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

13 jam lalu

Respons Pimpinan Dunia Terhadap Tragedi Tewasnya Presiden Iran Ebrahim Raisi

Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dalam kecelakaan helikopter yang ditumpanginya pada Ahad, 19 Mei 2024. Ini respons sejumlah pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

14 jam lalu

Nasib Prabowo Subianto Setelah Soeharto Lengser, Surat DKP Hentikan Karier Militernya

Soeharto lengser pada Kamis, 21 Mei 1998 berpengaruh besar terhadap karier militer menantunya dulu, Prabowo yang kini presiden terpilih Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

15 jam lalu

Masuk Dalam Bursa Bakal Calon Pansel KPK, Bayu Dwi: Serahkan kepada Presiden

Bayu tak menampik namanya masuk dalam daftar calon pansel KPK.

Baca Selengkapnya