Pengungsi di Provinsi Idlib Suriah Menderita karena Gelombang Panas

Reporter

Tempo.co

Minggu, 20 Agustus 2023 19:30 WIB

Tampilan umum kamp pengungsian al-Hol di provinsi Hasaka, Suriah 2 April 2019. REUTERS/Ali Hashisho

TEMPO.CO, Jakarta - Pengungsi internal yang tinggal di sejumlah kamp di Provinsi Idlib barat laut Suriah terseok-seok demi bisa bertahan hidup di tenda-tenda mereka karena mereka harus menghadapi suhu ekstrim yang mencapai 50 derajat celcius.

Suhu yang sangat panas telah membuat para pengungsi ini semakin kesulitan, di mana mereka ditempatkan di kamp-kamp darurat yang sebagian besar berisi perempuan dan anak-anak. Gelombang panas bisa berakibat fatal pada orang – orang yang punya penyakit kronis dan bisa menyebabkan sejumlah penyakit kulit pada anak-anak.

Sejumlah penghuni di kamp-kamp, yang kesulitan mendapatkan air, mencoba mendinginkan tubuh mereka di tenda-tenda lewat beberapa cara primitif. Tim dari Helm Putih dan sejumlah LSM di Idlib cukup sering memperingatkan warga sipil agar tidak meninggalkan tempat tinggal mereka kecuali jika ada hal darurat.

Advertising
Advertising

Mohammed Damis, yang menyelamatkan diri dari bombardier militer Suriah pada 2019 dan menjadi pengungsi di kamp Andalusia di Desa Zerdene, mengatakan para pengungsi di area tersebut kesulitan karena harus menghadapi gelombang panas. Kurangnya bahan-bahan kebutuhan pokok banyak dikeluhkan oleh orang dewasa dan anak-anak, yang juga komplain karena gelombang panas membuat kamp-kamp dararut menjadi tidak nyaman.

“Untuk mengatasi dampak sinar matahari, kami membawa satu tanki air dan alat penyemprot untuk menyemprotkannya ke tenda-tenda. Pada sore hari, suhu di luar biasanya turun menjadi 45 derajat celcius tetapi di dalam tenda masih sekitar 51 derajat celcius,” kata Damis.

Tinggal di dalam tenda-tenda darurat sungguh tak tertahankan karena di dalam tidak ada kipas angin. Para pengungsi biasanya mengisi baskom-baskom dengan air dan memasukkan bayi-bayi mereka ke situ anak-anak mereka agar tidak terlalu gerah. Pengungsi lainnya, Mohammed Cesim, mengatakan dia telah tinggal di tenda darurat selama empat than dan tendanya sekarang mulai terkoyak.

“Jika ada panel energi matahari di tenda-tenda atau kami bisa mendapatkan listrik, maka kami bisa menyalakan kipas angin, bukannya menderita seperti sekarang ini. Ini adalah hari-hari paling sulit dalam hidup kami karena kami tak bisa melakukan apapun. Kami tak bisa duduk atau pun tidur karena panas yang terik,” ujarnya.

Sekitar 1,9 juta orang yang kehilangan tempat tinggal, kini tinggal di sekitar 1.430 kamp-kamp atau wilayah khusus di barat daya Suriah. PBB menyebut sebagian besar mereka yang ada di sana adalah perempuan dan anak-anak.

Sumber: middleeastmonitor.com

Pilihan Editor: Perang Sudan: Satu Juta Orang Mengungsi, 40 Persen Penduduk Kelaparan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Adu Tembak Aparat dan TPNPB di Pogapa: Polda Papua Sebut Warga Berlindung di Hutan, Bukan Mengungsi

3 jam lalu

Adu Tembak Aparat dan TPNPB di Pogapa: Polda Papua Sebut Warga Berlindung di Hutan, Bukan Mengungsi

Polda Papua membantah warga di Kampung Pogapa mengungsi akibat kontak senjata antara TNI-Polri dan TPNPB.

Baca Selengkapnya

Polda Papua Bilang Warga Distrik Borme Mengungsi Setelah KKB Teror Jemaat Gereja

18 jam lalu

Polda Papua Bilang Warga Distrik Borme Mengungsi Setelah KKB Teror Jemaat Gereja

Kelompok bersenjata dilaporkan melakukan penyerangan dan dan perampasan barang milik jemaat gereja di Distrik Borme, Papua.

Baca Selengkapnya

Menengok Bendungan Sepaku Semoi Pemasok Air Kawasan IKN

2 hari lalu

Menengok Bendungan Sepaku Semoi Pemasok Air Kawasan IKN

Bendungan Sepaku Semoi akan menjadi pemasok air baku ke kawasan IKN. Biaya pembangunan bendungan mencapai Rp 556 miliar, bersumber dari APBN.

Baca Selengkapnya

Hitung Jarak Zonasi PPDB dan Sampai Kapan Hawa Panas di Top 3 Tekno

2 hari lalu

Hitung Jarak Zonasi PPDB dan Sampai Kapan Hawa Panas di Top 3 Tekno

Top 3 Tekno Berita Terkini pada Jumat pagi ini, 10 Mei 2024, dipuncaki artikel informasi tentang aturan menghitung jarak zonasi PPDB 2024/2025.

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

3 hari lalu

Para Ilmuwan Gambarkan Situasi Dunia Bila Suhu Global Menembus Batas 1,5 Derajat Celcius

Survei besutan The Guardian menggambarkan pandangan para ahli mengenai situasi distopia akibat efek pemanasan global. Bencana iklim mendekat.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

3 hari lalu

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

Suhu panas yang melanda Indonesia diperkirakan terjadi hingga Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

3 hari lalu

Waspada Heat Wave, Apa Penyebab dan Bahayanya?

Heat wave atau gelombang panas dapat menyebabkan dampak negatif bagi tubuh dan kulit, seperti heat stroke dan kanker kulit. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

5 hari lalu

Kaji Efek Heatwave Asia, Peneliti BRIN Temukan Hot Spell 40 Derajat di Bekasi

Bukan heatwave yang mengancam wilayah Indonesia. Simak hasil kajian tim peneliti BRIN berikut.

Baca Selengkapnya

Tips Cegah Heat Stroke akibat Cuaca Panas dari Kemenkes

6 hari lalu

Tips Cegah Heat Stroke akibat Cuaca Panas dari Kemenkes

Masyarakat perlu mewaspadai serangan panas atau heat stroke akibat cuaca panas. Ini yang perlu dilakukan menurut Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

7 hari lalu

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.

Baca Selengkapnya