Fakta-fakta Jambore Pramuka Internasional di Korea Selatan yang Dilanda Gelombang Panas

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 5 Agustus 2023 13:10 WIB

Seorang warga mengambil gambar lokasi perkemahan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Buan, Korea Selatan, 4 Agustus 2023. REUTERS/Kim Hong-Ji

TEMPO.CO, Jakarta - Para pejabat menyatakan bahwa ribuan pramuka di Korea Selatan yang mengikuti acara global akan mendapatkan tambahan pasokan truk air, ruang ber-AC, dan petugas medis menyusul insiden ratusan peserta remaja yang jatuh sakit akibat cuaca panas yang tidak biasa.

Hingga saat ini, setidaknya 600 orang peserta Jambore Pramuka Dunia, yang dimulai di wilayah barat daya Buan pada Selasa, telah dirawat karena penyakit yang terkait dengan panas. Pada minggu ini, suhu di beberapa bagian negara mencapai 38 derajat Celcius, merupakan peringatan panas tertinggi yang terjadi dalam empat tahun terakhir menurut otoritas.

"Pemerintah akan menggunakan semua sumber dayanya untuk memastikan bahwa jambore dapat berakhir dengan aman di tengah gelombang panas," kata Perdana Menteri Han Duck-soo dalam rapat kabinet khusus yang diminta oleh presiden untuk menyetujui pengeluaran 6 miliar won ($4,6 juta) untuk mendukung jambore .

Sekitar 39.000 peserta, sebagian besar pramuka berusia antara 14 dan 18 tahun, hadir dalam acara tersebut. Seorang reporter Reuters melihat beberapa pramuka ditandu ke ruang perawatan saat suhu mencapai 34C di Saemangeum, area tanah reklamasi di Buan tempat mereka berkemah.

Sakit dengan gejala ringan

Layanan darurat sebelumnya mengatakan sebagian besar dari mereka yang jatuh sakit karena panas memiliki gejala ringan. Dengan perkiraan gelombang panas yang akan berlangsung hingga minggu depan, beberapa aktivis dan orang tua mempertanyakan kelayakan jambore, pertemuan pramuka global pertama sejak pandemi.<!--more-->

Advertising
Advertising

Penyelenggara mengatakan mereka mengubah jadwal tergantung pada suhu, menambahkan bahwa para pramuka tetap tangguh.

"Meskipun panas dan kesulitan serta tantangan yang mereka hadapi, hanya 8% yang melaporkan bahwa mereka sangat tidak puas dengan pengalaman sejauh ini," kata Jacob Murray, direktur Acara Dunia di Pramuka, kepada wartawan.

"Kami berterima kasih kepada pemerintah Korea dan pemerintah provinsi karena menyediakan sumber daya tambahan."

Jambore tersebut diadakan beberapa minggu setelah pemerintahan Presiden Yoon Suk Yeol dikritik atas penanganan banjir yang menewaskan lebih dari 40 orang. Beberapa warga Buan mengatakan pemerintah seharusnya lebih siap menghadapi panas.

Sebelumnya pada Jumat, Yoon meminta pasokan bus ber-AC dan truk air "tanpa batas" untuk dikirim ke jambore. Sehari sebelumnya, dia memerintahkan puluhan dokter dan perawat militer untuk pergi ke perkemahan untuk memberikan perawatan darurat.

Inggris kirim pejabat konsuler

Tercatat sekitar 39.000 peserta dari 155 negara menghadiri acara tersebut hingga Jumat, menurut pejabat. Acara ini akan berlangsung hingga 12 Agustus.

Inggris, yang memiliki kontingen besar, telah mengirim pejabat konsuler ke lokasi tersebut, kata seorang juru bicara kantor luar negeri.

Kontingen AS mundur

Sementara itu, Kontingen Amerika Serikat memutuskan mundur dari Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Korea Selatan pada Minggu 6 Agustus 2023. Keputusan ini diambil setelah gelombang panas yang memicu cuaca dan panas yang ekstrim menghantam tuan rumah. AS menjadi negara kedua yang mundur setelah Inggris Raya.

Kontingen AS akan mengikuti program jambore pada Sabtu 5 Agustus 2023, sebelum pindah ke Garnisun Humphreys Angkatan Darat AS di dekat lokasi jambore pada hari berikutnya, menurut email yang diperoleh Reuters.

"Kontingen AS untuk Jambore Pramuka Dunia telah membuat keputusan sulit, kami akan meninggalkan lokasi Jambore Pramuka Dunia ke-25 lebih awal karena cuaca ekstrem yang sedang berlangsung dan menimbulkan masalah di lokasi jambore," kata email yang dikirimkan kepada orang tua anggota kontingen AS.

Penarikan oleh Amerika Serikat datang sebagai pukulan lebih lanjut bagi penyelenggara dan pemerintah Korea Selatan, yang pada Jumat mengatakan akan mengirim lebih banyak truk air, ruang ber-AC, dan petugas medis untuk menyelamatkan acara tersebut.

Pramuka dari Inggris, kelompok terbesar di jambore, mengatakan pada Jumat bahwa mereka pindah ke hotel di Seoul selama sisa masa tinggal mereka, untuk mengurangi tekanan di lokasi.<!--more-->

Organisasi minta pertimbangan akhiri acara lebih awal

Organisasi Gerakan Kepanduan Dunia juga mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Jumat bahwa mereka telah meminta Asosiasi Kepanduan Korea untuk mempertimbangkan "pilihan alternatif untuk mengakhiri acara lebih awal dari yang dijadwalkan dan mendukung para peserta sampai mereka berangkat ke negara asal mereka".

Pemerintah Korea Selatan gunakan semua sumber daya untuk pastikan keamanan

Presiden Yoon Suk-yeol mengadakan rapat kabinet untuk menyetujui pengeluaran 6 miliar won atau sekitar Rp 69,7 miliar untuk mendukung jambore. Perdana Menteri Han Duck-soo mengatakan pemerintah akan "menggunakan semua sumber dayanya untuk memastikan jambore dapat berakhir dengan aman".

IDA ROSDALINA | SITA PLANASARI

Pilihan Editor: Profil Vatikan, Negara dengan Jumlah Penduduk Paling Sedikit di Dunia

Berita terkait

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

7 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

8 jam lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

10 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Taeyong dkk Gelar Konser di GBK, Ini Profil Lengkap 23 Personel NCT

1 hari lalu

Taeyong dkk Gelar Konser di GBK, Ini Profil Lengkap 23 Personel NCT

Profil lengkap 23 member NCT antara lain Taeyong, Jaemin, hingga Jisung yang gelar konser di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu, 18 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

2 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

2 hari lalu

Profil Alan Walker yang Banjir Pesan Setelah Bagikan Nomor Telepon Menjelang Konser di Jakarta

DJ ternama, Alan Walker menghebohkan publik lantaran membagikan nomor telepon Indonesia menjelang konser di Jakarta. Lantas, siapakah Alan Walker?

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

2 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya