Senator Filipina Bebas setelah Ditahan 6 Tahun karena Kritik Cara Duterte Perangi Narkoba

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 14 Mei 2023 18:00 WIB

Polisi Filipina mengawal Leila de Lima, seorang senator yang ditahan atas tuduhan narkoba, dalam perjalanannya ke pengadilan di kota Quezon, Manila, Filipina 13 Maret 2017. REUTERS/Romeo Ranoco

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan senator Filipina, Leila de Lima, yang banyak melancarkan kritik terhadap cara Presiden Rodrigo Duterte mengatasi peredaran narkoba, akhirnya dinyatakan tidak bersalah atas dakwaan menjadi antek mafia narkotika.

Ia menjalani penahanan selama 6 tahun dengan tuduhan yang disampaikan Duterte , Presiden Filipina 2016-2022, secara terbuka.

Pengadilan Filipina pada hari Jumat, 12 Mei 2023, akhirnya membebaskan politisi berusia 63 tahun itu dari tuduhan menerima suap dari pedagang narkoba. De Lima banyak mengkritik Duterte, yang dinilai dengan tangan besi menghabisi orang-orang yang diduga terlibat narkotika.

Pembebasan de Lima disambut para aktivis yang menyebut penahanannya sebagai upaya balas dendam untuk melecehkan dan membungkamnya.

De Lima menghadapi tiga dakwaan pidana, berasal dari tuduhan yang secara terbuka diucapkan oleh Duterte bahwa sebagai menteri kehakiman dalam pemerintahan sebelumnya, senator itu menerima pembayaran dari geng narkoba di penjara.

De Lima telah menghabiskan enam tahun terakhir dalam tahanan, lima di antaranya sebagai senator, dengan satu dakwaan belum disidangkan.

Advertising
Advertising

"Saya tidak ragu sejak awal bahwa saya akan bebas dalam semua kasus yang dibuat rezim Duterte terhadap saya," katanya dalam sebuah pernyataan.

Tuduhan itu muncul pada 2017, beberapa bulan setelah dia meluncurkan penyelidikan senat atas tindakan keras Duterte terhadap peredaran obat-obatan terlarang, di mana ribuan pengguna dan pengedar tewas, banyak di antaranya oleh polisi atau dalam keadaan misterius.

Duterte yang sangat populer menanggapi dengan mempermalukan De Lima dalam pidato publik yang berisi serangan pada kehidupan pribadinya, memicu ancaman dan serangan kebencian online terhadapnya. Duterte menuduhnya berkolusi dengan geng narkoba di penjara.

"Saya masih meminta lebih banyak doa untuk kasus lain," kata De Lima saat dia keluar dari ruang sidang dan menuju kendaraan polisi yang menunggu, sementara para pendukung meneriakkan "Bebaskan De Lima sekarang".

"Hari yang mulia, hari yang mulia, awal dari pembenaran saya," katanya.

Duterte menerima putusan pengadilan itu, kata Salvador Panelo, penasihat hukumnya selama pemerintahannya.

"Saya tidak pernah mencampuri proses peradilan. Saya selalu mengatakan biarkan hukum berjalan," kata Panelo mengutip ucapan Duterte.

Menteri Kehakiman Jesus Crispin Remulla mengatakan pembebasan itu menunjukkan independensi peradilan. "Aturan hukum telah berlaku," kata Remulla kepada wartawan. "Demokrasi bekerja."

Wakil Direktur Human Rights Watch Asia Phil Robertson mengatakan De Lima adalah korban dari "kampanye balas dendam untuk menghancurkannya" dan menyerukan agar dakwaan yang tersisa dibatalkan.

"Membebaskannya sekarang sangat penting sehingga dia dapat kembali ke keluarganya, meninggalkan ketidakadilan bertahun-tahun di balik jeruji besi dalam penahanan pra-sidang yang disebabkan oleh kekejaman Duterte yang penuh dendam," katanya.

Amnesty International mengatakan pemerintah harus meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab atas penahanan sewenang-wenang dan penolakan haknya atas praduga tak bersalah.

"Tuduhan terhadap Leila de Lima palsu. Dia seharusnya tidak menghabiskan satu hari pun di penjara," kata Amnesty International.

REUTERS

Pilihan Editor Ditunjuk Jadi Bos Twitter, Linda Yaccarino Mengaku Terinspirasi Elon Musk

Berita terkait

PR Besar Timnas Indonesia Putri U-17 Usai Dibantai Filipina 1-6 di Laga Awal Piala Asia Putri U-17 2024

22 menit lalu

PR Besar Timnas Indonesia Putri U-17 Usai Dibantai Filipina 1-6 di Laga Awal Piala Asia Putri U-17 2024

Pelatih Timnas Indonesia Putri U-17, Satoru Mochizuki, mengevaluasi performa para pemain usai dibantai Filipina di Piala Asia Putri U-17 2024.

Baca Selengkapnya

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

7 jam lalu

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

11 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

1 hari lalu

Amnesty International Ungkap Polri Impor Belasan Alat Sadap, CEO Polus Tech Swiss Buka Suara

Dokumen Amnesty International Security Lab mencatat kantor Staf Logistik Polri memsan 19 alat sadap. CEO Polus Tech Swiss bicara soal produk mereka.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

2 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

3 hari lalu

Investigasi Tempo Ungkap Perusahaan Israel Diduga Pasok Spyware ke Indonesia sejak 2017

Empat perusahaan Israel diduga memasok spyware dan surveillance ke Indonesia sepanjang 2017-2023. Polri jadi salah satu sasaran target pengguna.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

3 hari lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

3 hari lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

3 hari lalu

Laporan Investigasi: Indonesia Impor Spyware dari Perusahaan Israel

Indonesia dikabarkan tengah mengimpor Indonesia tengah mengimpor sejumlah produk spyware dan pengawasan yang sangat invasif dari Israel.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

4 hari lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya