Dua Kubu Bertikai Sudan Setuju Gencatan Senjata setelah Telepon dari Menlu AS Blinken

Reporter

Tempo.co

Rabu, 19 April 2023 18:35 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Paramiliter Sudan Rapid Support Forces (RSF) Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo atau yang dikenal dengan panggilan Hemedti, bertelepon dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menyusul konflik yang tengah berkecamuk di Sudan. Hemedti mengatakan dia dan Blinken membahas masalah-masalah mendesak.

"Kami akan memiliki seruan lain untuk melanjutkan dialog dan bekerja bahu-membahu untuk membentuk masa depan yang lebih cerah bagi bangsa kami," kata Hemedti dalam sebuah unggahan di Twitter, Selasa, 18 April 2023.

Blinken juga Telepon Panglima Militer Sudan

Keberadaan Hemedti belum diungkapkan sejak Sabtu, 15 April 2023, ketika pertempuran meletus antara RSF dan tentara Sudan. Menurut Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, selain dengan Hemedti, Blinken juga berbicara dengan Panglima Militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan.

Blinken mendesak al-Burhan dan Hemedti agar mau melakukan gencatan senjata. Dia mengatakan kedua pemimpin itu memiliki tanggung jawab untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan warga sipil, personel diplomatik, dan pekerja kemanusiaan.

Pada Senin, 17 April 2023, fraksi-fraksi yang bertikai di Sudan sama-sama mengklaim telah memperoleh keuntungan karena kekerasan memutus aliran listrik dan air di ibu kota. Utusan PBB untuk Sudan mengatakan kedua belah pihak tidak menunjukkan tanda-tanda bersedia untuk bernegosiasi.

Advertising
Advertising

Di tengah serangan udara dan pertempuran di Kota Khartoum dan pertikaian di seluruh Sudan, Utusan PBB Volker Perthes menyebut, pertempuran antara tentara Sudan dan RSF paramiliter telah menewaskan sedikitnya 185 orang dan melukai lebih dari 1.800 orang. PBB menggambarkannya sebagai bencana krisis kemanusiaan, termasuk hampir runtuhnya sistem kesehatan.<!--more-->

Khawatir Konflik Meluas

Perebutan kekuasaan di Sudan telah menggagalkan peralihan ke pemerintahan sipil dan menimbulkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas. Asap menyelimuti ibu kota, dan penduduk melaporkan gemuruh serangan udara, tembakan artileri, dan penembakan yang menutup rumah sakit di kota yang tidak terbiasa dengan kekerasan.

"Kedua pihak yang bertikai tidak memberikan kesan bahwa mereka menginginkan mediasi untuk perdamaian di antara mereka segera," kata Perthes kepada wartawan melalui tautan video dari Khartoum.

Gencatan Senjata Sebelumnya Gagal

Dia mengatakan musuh telah menyetujui gencatan senjata untuk kemanusiaan selama tiga jam. Namun Al Jazeera dan Al Arabiya TV dari Khartoum mewartakan pada hari kedua pertempuran masih berlanjut meski dijanjikan akan tenang.

Pertempuran di Khartoum dan kota kembar Omdurman dan Bahri yang bersebelahan, sejak Sabtu 15 April 2023 adalah yang terburuk dalam beberapa dasawarsa. Ini berisiko memisahkan Sudan menjadi dua faksi militer yang berbagi kekuasaan selama transisi politik yang sulit.

Panglima Angkatan Darat Sudan, Burhan, mengepalai dewan penguasa yang dibentuk setelah kudeta 2021 dan penggulingan pemimpin veteran Omar Bashir pada 2019 selama protes massal. Pemimpin RSF Hemedti adalah wakilnya.

Para Komandan Sudan Setuju Gencatan Senjata 24 Jam

Para Komandan Sudan yang saling berperang akhirnya menyetujui gencatan senjata 24 jam mulai Selasa malam, setelah tekanan Antony Blinken atas pertempuran mematikan yang melanda ibu kota Khartoum dan melihat tembakan ke arah konvoi diplomatik AS.

Gencatan senjata akan dimulai pada pukul 6 sore waktu setempat dan tidak akan diperpanjang setelah 24 jam yang disepakati, kata Jenderal AD Shams El Din Kabbashi, anggota dewan militer berkuasa Sudan, kepada al Arabiya TV.

Selasa pagi, tembakan senjata bergema di seluruh Khartoum yang disertai gemuruh suara pesawat perang dan ledakan-ledakan. Warga kota-kota tetangga seperti Omdurman dan Bahri melaporkan serangan-serangan udara yang mengguncang gedung-gedung dan tembakan anti-pesawat. Pertempuran juga berkecamuk di bagian barat negara itu, kata PBB.

Blinken, yang berbicara di Jepang, mengatakan ia telah menelepon baik pemimpin milisi RSF Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo, yang dikenal dengan Hemedti, dan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, meminta gencatan senjata 24 jam "untuk memungkinkan rakyat Sudan bersatu kembali dengan keluarga-keluarga mereka” dan memberikan mereka bantuan kemanusiaan.<!--more-->

Konvoi AS Diserang

Blinken mengatakan konvoi AS diserang meskipun kendaraannya ditandai dengan pelat nomor diplomatik dan berbendera AS. Laporan awal menunjukkan serangan itu dilakukan oleh pasukan yang terkait dengan RSF, katanya, menyebut tindakan itu "sembrono". Blinken mengatakan semua personel AS selamat setelah insiden itu.

Setelah telepon itu, Hemedti mengatakan RSF sepakat gencatan senjata untuk memastikan jalan yang aman bagi warga sipil dan evakuasi korban luka.

Mesir dan Uni Emirat Arab Godok Proposal Gencatan Senjata

Di sisi lain, dua sumber di keamanan Mesir menyebut Mesir dan Uni Emirat Arab sedang menggodok proposal gencatan senjata untuk Sudan. Kairo adalah pendukung terpenting bagi Angkatan Bersenjata Sudan, sementara Hemedti menjalin hubungan dengan kekuatan asing termasuk Uni Emirat Arab dan Rusia.

DANIEL A. FAJRI | IDA ROSDALINA

Pilihan Editor: Kilas Balik Penangkapan Vladimir Kara-Murza, Pengkritik Putin yang Dihukum 25 Tahun Penjara

Berita terkait

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

1 hari lalu

OCHA Ingatkan Warga Sudan Terancam Kelaparan dan Wabah Penyakit

Dari total sumbangan dana USD2.7 miliar (Rp43 triliun) yang dibutuhkan, baru 12 persen yang diterima OCHA untuk mengatasi kelaparan di Sudan.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

15 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

26 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

29 hari lalu

800.000 Orang Berisiko Hadapi Bahaya Ekstrem di Sudan

PBB telah memperingatkan bahaya yang akan menimpa setidaknya 800.000 warga Sudan ketika pertempuran semakin intensif dan meluas di Darfur.

Baca Selengkapnya

Jokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan Rp 30 Miliar ke Palestina dan Sudan

46 hari lalu

Jokowi Lepas Bantuan Kemanusiaan Rp 30 Miliar ke Palestina dan Sudan

Presiden Jokowi melepas bantuan kemanusiaan pemerintah untuk Palestina dan Sudan.

Baca Selengkapnya

Hampir 5 Juta Warga Sudan Kelaparan

50 hari lalu

Hampir 5 Juta Warga Sudan Kelaparan

IPC menemukan hampir lima juta warga Sudan mengalami kelaparan karena dampak perang dan anjloknya produksi sereal

Baca Selengkapnya

BNPB Kirim Bantuan untuk Palestina dan Sudan: Masing-masing Rp 15,49 Miliar

54 hari lalu

BNPB Kirim Bantuan untuk Palestina dan Sudan: Masing-masing Rp 15,49 Miliar

Bantuan yang akan diberikan dari BNPB untuk Palestina dan Sudan, akan sampai pekan depan. Bantuan diambil dari dana siap pakai BNPB.

Baca Selengkapnya

Indonesia Beri Bantuan Kesehatan Senilai 1 Juta Dolar untuk Palestina dan Sudan

54 hari lalu

Indonesia Beri Bantuan Kesehatan Senilai 1 Juta Dolar untuk Palestina dan Sudan

Kesepakatan pemberian bantuan untuk Palestina dan Sudan dilakukan setelah pembahasan yang melibatkan berbagai kementerian dan lembaga terkait.

Baca Selengkapnya

Sudan Apresiasi Peran Baznas di Timur Tengah, Siap Kerja Sama Multibidang

59 hari lalu

Sudan Apresiasi Peran Baznas di Timur Tengah, Siap Kerja Sama Multibidang

Kesempatan kerja sama antara lain di bidang dakwah, pendidikan, kesehatan, kemanusiaan dan pengembangan institusi perzakatan.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Gencatan Senjata di Sudan sebelum Ramadan

8 Maret 2024

Sekjen PBB Serukan Gencatan Senjata di Sudan sebelum Ramadan

Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata dalam konflik di Sudan sebelum bulan suci Ramadan.

Baca Selengkapnya