Petani Kelapa Sawit dan Karet Malaysia Protes Kebijakan Deforestasi Uni Eropa

Rabu, 15 Maret 2023 17:21 WIB

Seorang pekerja menurunkan kelapa sawit dari sebuah truk di pabrik kelapa sawit di Salak Tinggi, di luar Kuala Lumpur, Malaysia, 4 Agustus 2014. [REUTERS / Samsul Said / File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta -Petani kelapa sawit dan karet Malaysia pada Rabu, 15 Maret 2023, mengajukan petisi ke Uni Eropa untuk memprotes undang-undang baru terkait deforestasi.

“Tuntutan peraturan yang sepihak dan tidak realistis tentang ketertelusuran dan geolokasi akan mencegah petani kecil mengakses pasar Eropa,” kata sekelompok enam asosiasi petani kecil dalam pernyataan bersama.

Uni Eropa pada Desember lalu menyetujui undang-undang deforestasi yang mewajibkan perusahaan untuk membuat pernyataan uji tuntas yang menunjukkan kapan dan di mana komoditas mereka diproduksi.

Brussel melalui peraturan itu juga meminta perusahaan terkait memberikan informasi yang "dapat diverifikasi", bahwa mereka tidak ditanam di lahan yang digunduli setelah 2020, atau berisiko terkena denda yang besar.

Kelompok petani kecil mengajukan petisi kepada delegasi Uni Eropa di Kuala Lumpur. Mereka meminta para pemimpinnya untuk meninjau peraturan penggundulan hutan dan "mengakui kerugian" yang akan ditimbulkannya pada petani.

Advertising
Advertising

Petani menyumbang 26 persen, atau sekitar 1,5 juta hektar area perkebunan kelapa sawit di Malaysia -- produsen minyak sawit terbesar kedua di dunia.

Indonesia dan Malaysia, pengekspor minyak sawit terbesar di dunia, menuduh Uni Eropa memblokir akses pasar minyak sawit mereka.

Kementerian Komoditas Malaysia mengatakan kepada parlemen bahwa pihaknya berencana untuk membelanjakan RM10 juta atau sekitar Rp34 miliar pada 2023 untuk melawan apa yang mereka sebut kampanye anti-minyak kelapa sawit. Kuala Lumpur mencari tambahan 10 juta ringgit.

Secara global, lebih dari tujuh juta petani kecil membudidayakan kelapa sawit sebagai mata pencaharian, dan mengandalkan komoditas tersebut untuk keluar dari kemiskinan.

Kelompok petani mengatakan, aturan Uni Eropa menempatkan beban pada petani kecil dan mengancam mata pencaharian mereka

Mereka mengaku prihatin dengan potensi pelabelan Malaysia sebagai negara berisiko tinggi deforestasi dalam peraturan tersebut.

“Mengingat Malaysia dan catatan petani kecilnya tentang perlindungan hutan dan produksi berkelanjutan, dan adopsi wajib standar Minyak Sawit Berkelanjutan Malaysia di seluruh rantai pasokan minyak sawit, penunjukan seperti itu akan sangat merendahkan pemerintah Malaysia dan tidak dapat dibenarkan,” kata kelompok petani.

“Malaysia telah menerapkan sistem untuk memastikan non-deforestasi dan ketertelusuran, jadi kami tidak mengharapkan biaya tambahan untuk petani kecil,” katanya dalam pernyataan di Twitter.

Dia mengatakan UE dan negara-negara anggotanya siap mendukung petani kelapa sawit Malaysia menuju keberlanjutan.

Pilihan Editor: Malaysia Pertimbangkan Setop Ekspor Minyak Sawit ke Uni Eropa

REUTERS

Berita terkait

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

3 jam lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

1 hari lalu

KKP Tangkap 3 Kapal Ikan Asing di Laut Natuna dan Selat Malaka, Berbendera Vietnam dan Malaysia

Dua Kapal Ikan Asing berbendera Vietnam sempat hendak kabur sehingga petugas harus mengeluarkan tembakan peringatan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

2 hari lalu

Microsoft Tanamkan Investasi 2,2 Milyar Dolar AS di Malaysia, Apa yang Dibidik?

Microsoft juga akan bekerja sama dengan pemerintah Malaysia untuk mendirikan Pusat Keunggulan AI Nasional dan meningkatkan kemampuan keamanan siber.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

3 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Modus Penyelewengan Dana BOS

3 hari lalu

Modus Penyelewengan Dana BOS

Penyelewengan dana bantuan operasional sekolah atau dana BOS diduga masih terus terjadi di banyak satuan pendidikan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

4 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

4 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

5 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya