Kronologi Runtuhnya Silicon Valley Bank, Bangkrut dalam Waktu 48 Jam

Reporter

Tempo.co

Selasa, 14 Maret 2023 11:29 WIB

Silicon Valley Bank. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Bank yang mendanai start up di lembah Silikon, AS, Silicon Valley Bank runtuh dalam waktu sekejap pada Jumat pekan lalu. Investor kini gelisah tentang apakah tutupnya Silicon Valley Bank atau SVB dapat memicu krisis keuangan yang lebih luas.

Pemerintah federal AS turun tangan dengan menjamin simpanan pelanggan, tetapi kejatuhan SVB terus bergema di seluruh pasar keuangan global. Pemerintah juga menutup Signature Bank, bank daerah yang tertatih-tatih di ambang kehancuran dan menjamin simpanannya.

Sebagai tanda betapa seriusnya para pejabat menangani kegagalan SVB, Presiden AS Joe Biden mengatakan pada Senin, 13 Maret 2023, bahwa sistem perbankan AS aman. "Kami akan melakukan apa pun yang diperlukan di atas semua ini," ujar Joe Biden.

Sejarah Silicon Valley Bank

Didirikan pada 1983, Silicon Valley Bank, sesaat sebelum runtuh, merupakan bank komersial terbesar ke-16 di Amerika. Bank ini memberikan layanan perbankan ke hampir setengah dari semua perusahaan teknologi dan ilmu kehidupan yang didukung usaha AS. Bank SVB juga beroperasi di Kanada, Cina, Denmark, Jerman, Irlandia, Israel, Swedia dan Inggris.

SVB mendapat manfaat besar dari ledakan pertumbuhan sektor teknologi dalam beberapa tahun terakhir, didorong oleh biaya pinjaman yang sangat rendah dan ledakan permintaan layanan digital yang disebabkan oleh pandemi.

Advertising
Advertising

Aset bank, termasuk pinjaman, meningkat lebih dari tiga kali lipat dari US$ 71 miliar pada akhir 2019 menjadi US$ 220 miliar pada akhir Maret 2022, menurut laporan keuangan. Setoran membengkak dari US$ 62 miliar menjadi US$ 198 miliar selama periode itu, karena ribuan perusahaan rintisan teknologi memarkir uang mereka sebagai pemberi pinjaman. Jumlah karyawan globalnya lebih dari dua kali lipat.

Mengapa SVB runtuh?

Runtuhnya SVB datang tiba-tiba, setelah 48 jam yang hingar-bingar di mana pelanggan menarik simpanan secara bersamaan. Tapi akar kehancurannya telah terjadi sejak beberapa tahun belakangan. Seperti banyak bank lain, SVB menginvestasikan miliaran ke dalam obligasi pemerintah AS selama era suku bunga mendekati nol.

Namun semua berbalik arah ketika Federal Reserve menaikkan suku bunga secara agresif untuk menjinakkan inflasi. Saat suku bunga naik, harga obligasi turun, sehingga lonjakan suku bunga mengikis nilai portofolio obligasi SVB. Portofolio menghasilkan pengembalian rata-rata 1,79 persen minggu lalu, jauh di bawah hasil Treasury 10-tahun sekitar 3,9 persen.

Pada saat yang sama, kenaikan besar-besaran Fed menyebabkan suku bunga kredit lebih tinggi. Itu berarti perusahaan rintisan di bidang teknologi harus menyalurkan lebih banyak uang untuk membayar utang. Pada saat yang sama, mereka berjuang untuk mendapatkan pendanaan modal ventura baru. Itu memaksa perusahaan untuk menarik simpanan di SVB untuk mendanai operasi dan pertumbuhan.

Apa yang Memicu Penarikan Dana Serentak?

Penarikan dana tiba-tiba dipicu pada hari Rabu ketika pemberi pinjaman mengumumkan bahwa mereka telah menjual banyak sekuritas harga rendah dan akan US$ 2,25 miliar saham baru untuk menutup kerugian. Hal itu itu memicu kepanikan di kalangan nasabah, yang menarik uang mereka dalam jumlah besar.

Saham bank anjlok 60 persen pada Kamis dan menyeret saham bank lain turun secar bersama-sama karena investor mulai takut terulangnya krisis keuangan global satu setengah dekade lalu. Pada Jumat pagi, perdagangan saham SVB dihentikan dan menghentikan upaya untuk mengumpulkan modal atau mencari pembeli. Regulator California campur tangan, menutup bank dan menempatkannya dalam kurator di bawah Federal Deposit Insurance Corporation, yang biasanya berarti melikuidasi aset bank untuk membayar kembali deposan dan kreditur.

Bagaimana Nasib Deposan dan Investor?

Regulator AS mengatakan hari Minggu bahwa mereka akan menjamin semua simpanan nasabah SVB. Langkah ini bertujuan untuk mencegah lebih banyak penarikan uang di bank lain dan membantu perusahaan teknologi untuk terus membayar staf serta mendanai operasi mereka. Intervensi tidak sama dengan talangan pada 2008, yang berarti investor di saham dan obligasi perusahaan tidak akan dilindungi.

CNN | REUTERS

Pilihan Editor: Australia Kontak Cina Sebelum Membeli Kapal Selam Nuklir, tapi Tak Diacuhkan

Berita terkait

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

2 hari lalu

LPS Sudah Bayar Dana Nasabah BPRS Saka Dana Mulia yang Ditutup OJK Sebesar Rp 18 Miliar

Kantor BPRS Saka Dana Mulia ditutup untuk umum dan PT BPRS Saka Dana Mulia menghentikan seluruh kegiatan usahanya.

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

3 hari lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

4 hari lalu

Didemo Nasabah, BTN: Tak Ada Uang Nasabah yang Raib

PT Bank Tabungan Negara (Persero) atau BTN patuh dan taat hukum yang berlaku di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

5 hari lalu

Realisasi Kredit Bank Mandiri Kuartal I 2024 Tembus Rp 1.435 Triliun

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. telah menyalurkan kredit konsolidasi sebesar Rp 1.435 triliun pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

7 hari lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

11 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

13 hari lalu

Bank KB Bukopin Turunkan Rasio Kredit Berisiko

PT Bank KB Bukopin menurunkan rasio kredit berisiko hingga di bawah 35 persen.

Baca Selengkapnya

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

15 hari lalu

Pengacara Ungkap Rekening Sandra Dewi yang Sempat Diblokir Kejagung Sudah Dibuka Aksesnya

Kuasa hukum Sandra Dewi dan Harvey Moeis menyebutkan rekening yang diblokir oleh Kejagung biasa digunakan oleh kliennya untuk pinjaman bank.

Baca Selengkapnya

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

16 hari lalu

Meski Sama-sama Entitas Perbankan Ketahui 6 Perbedaan BPR dan Bank Umum

Bank perkreditan rakyat (BPR) dan bank umum merupakan dua entitas keuangan yang memberikan layanan perbankan. Apa perbedan keduanya?

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

16 hari lalu

OJK Cabut Izin Usaha 10 BPR hingga April 2024, Ini Sebabnya

Dalam empat bulan di 2024 ada 10 bank perkreditan rakyat (BPR) yang bangkrut dan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.

Baca Selengkapnya