Muhyiddin Yassin Jadi Tersangka, Pemerintahan Anwar Ibrahim Terancam?

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Minggu, 12 Maret 2023 14:00 WIB

Mantan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin tiba untuk memberikan pernyataan kepada Komisi Anti Korupsi Malaysia (MACC) di Putrajaya, Malaysia 9 Maret 2023. REUTERS/Hasnoor Hussain

TEMPO.CO, Jakarta - Malaysia dapat kembali menghadapi polarisasi politik dan Perdana Menteri Anwar Ibrahim berisiko mendapat serangan balik karena pemerintahannya menyeret pendahulu sekaligus seteru politiknya Muhyiddin Yassin ke pengadilan, hanya tiga bulan setelah pemilihan yang berlangsung panas, kata para analis.

Muhyiddin, yang menjadi PM Malaysia selama 17 bulan antara 2020 dan 2021, pada Jumat, 10 Maret 2023, didakwa dengan penyalahgunaan kekuasaan dan pencucian uang atas proyek-proyek yang diluncurkan di bawah kepemimpinannya. Dia mengaku tidak bersalah dan mengatakan tuduhan itu bermotif politik.

Anwar telah menampik hal itu dan mengatakan masalah tersebut sepenuhnya berada di tangan lembaga penegak hukum.

Tetapi kasus itu dapat membuat pemerintah Anwar semakin tidak populer di kalangan konservatif, mayoritas etnis Melayu di negara itu karena menargetkan oposisi bahkan ketika para pemimpin seniornya menghadapi tuduhan korupsi, kata para pengamat kepada Reuters.

Hal itu pada gilirannya dapat membawa lebih banyak ketidakpastian politik di negara yang telah memiliki lima perdana menteri dalam enam tahun. Aliansi Anwar diperkirakan akan menghadapi tantangan berat dari koalisi Muhyiddin pada pemilihan daerah di enam negara bagian, yang dijadwalkan pada Juni mendatang.

"Ini adalah ujian besar bagi Anwar, yang memiliki orang-orang di pemerintahannya yang menghadapi kasus korupsi," kata Bridget Welsh, analis politik di University of Nottingham Asia Research Institute.

Advertising
Advertising

"Pemerintahannya akan menghadapi krisis kredibilitas yang luas kecuali ada upaya untuk melakukan reformasi yang lebih berarti... Narasi penganiayaan ini masuk ke dalam dinamika politik Malaysia yang terpolarisasi," katanya.

Muhyiddin adalah perdana menteri kedua dalam sejarah Malaysia yang didakwa atas korupsi segera setelah kalah dalam pemilihan, dan kasusnya telah menyoroti berbagai celah dalam politik negara itu.

Di negara multi-etnis, multi-agama, etnis Melayu Muslim merupakan mayoritas, sedangkan etnis Tionghoa dan India sebagian besar beragama Hindu, Budha atau Kristen.

Anwar menjalankan blok multi-etnis yang progresif tetapi menghadapi kritik karena bergandengan tangan dengan partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) yang tercemar korupsi untuk membentuk pemerintahan setelah ia gagal memenangkan mayoritas dalam pemilu tahun lalu.

Anwar menunjuk presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi sebagai wakilnya meskipun ada banyak tuduhan korupsi.

Muhyiddin memimpin aliansi etnis-Melayu, Muslim konservatif yang menggambarkan dirinya bersih dari korupsi, dan membuat terobosan besar di jantung Melayu dalam pemilu. Anwar tidak menikmati popularitas di pangkalan itu, menurut survei.

Dalam kemungkinan perselisihan politik lainnya, tuduhan terhadap Muhyiddin berpotensi melemahkan partainya dan memperkuat peran partai Islam PAS di dalam blok oposisi, kata Oh Ei Sun, seorang peneliti senior di Institut Urusan Internasional Singapura.

"Perikatan yang didominasi PAS akan sarat dengan sentimen agama. Hal itu dapat bergema dengan meningkatnya kelompok konservatif di pemilih Malaysia," kata Oh, mengacu pada blok oposisi.

Dendam politik?

Anwar menegaskan kasus Muhyiddin tidak bermotif politik. Demi stabilitas, penting bagi pemerintahannya untuk memberi sinyal bahwa mereka tidak menyasar oposisi, kata analis politik Wong Chin Huat.

"Selama Anwar dapat memegang dan memperluas jalan tengah dengan menunjukkan ketidakberpihakan negara, alih-alih politik balas dendam, pemerintahannya akan aman dan masyarakat internasional tidak perlu khawatir tentang ketidakstabilan politik," kata Wong.

Tidak seperti perdana menteri Malaysia baru-baru ini, Anwar tidak mengubah kepemimpinan lembaga penegak hukum negara setelah memenangkan kekuasaan.

Bahkan, Muhyiddin menunjuk pejabat tinggi sipil yang berperan penting dalam penyelidikan atas dugaan korupsinya: kepala Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) dan jaksa agung negara itu.

MACC pada hari Jumat membantah campur tangan dalam proses penyelidikannya.

Muhyiddin bukanlah pemimpin Malaysia pertama yang menyalahkan motivasi politik atas tuduhan terhadapnya.

Anwar sendiri menjalani hukuman penjara karena korupsi dan sodomi sebelum menjadi perdana menteri, tuduhan yang menurutnya dirancang untuk menjauhkannya dari kekuasaan. Dia diampuni pada tahun 2018.

Politik Malaysia berubah-ubah sejak Najib Razak kalah dalam pemilu pada 2018, mengakhiri kekuasaan UMNO yang telah memerintah selama lebih dari 60 tahun sejak kemerdekaan.

Najib, yang juga mengklaim penganiayaan politik, kini menjalani hukuman penjara karena korupsi terkait skandal miliaran dolar di 1MDB.

Pilihan Editor Diklaim Paling Efektif, Ini Senjata Kebanggan Rusia selama Invasi ke Ukraina

REUTERS

Berita terkait

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

4 jam lalu

Rekap Hasil Thailand Open 2024: Tuan Rumah Juara Umum dengan 2 Gelar, Wakil Indonesia Jadi Runner-up

Tuan rumah jadi juara umum dengan dua gelar di Thailand Open 2024, tiga gelar lainnya diraih Cina, India, dan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

1 hari lalu

Kapal Pertamina Transko Moroko Resmi Beroperasi di Perairan Internasional

PT Pertamina Trans Kontinental memulai operasional kapal Transko Moloko miliknya di perairan Malaysia.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

2 hari lalu

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

Lebih dari 20 orang yang diyakini anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah ditangkap polisi Malaysia.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

2 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

2 hari lalu

Alasan Bea Cukai Tahan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Alasan Bea Cukai menahan 9 supercar milik pengusaha Malaysia, Kenneth Koh

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

2 hari lalu

Hari Pertama Menjabat, PM Singapura Lawrence Wong Rapat Kabinet Hingga Telepon Prabowo

PM Lawrence Wong pada Kamis mulai bekerja, sehari setelah dilantik sebagai perdana menteri keempat Singapura.

Baca Selengkapnya

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

2 hari lalu

Kronologi Bea Cukai Dituduh Gelapkan 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Kenneth Koh

Pengusaha Malaysia merasa kehilangan 9 mobil mewahnya yang ditahan Bea Cukai di Gudang Soewarna, Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Soekarno-Hatta

Baca Selengkapnya

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

3 hari lalu

Malaysia Sempat Mengutuk Facebook yang Hapus Berita PM Anwar Ibrahim Bertemu Pemimpin Hamas

Sebelumnya Oktober lalu, Fahmi memperingatkan tindakan tegas terhadap Meta dan Facebook dan medsos jika mereka memblokir kontennya

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Minta Pengusaha Malaysia Kenneth Koh Lunasi Denda Rp11,8 M Bila Mau 9 Mobil Mewahnya Kembali

3 hari lalu

Bea Cukai Minta Pengusaha Malaysia Kenneth Koh Lunasi Denda Rp11,8 M Bila Mau 9 Mobil Mewahnya Kembali

Bea Cukai menyatakan pengusaha asal Malaysia, Kenneth Koh. cukup melunasi denda yang kini mencapai Rp11,8 miliar bila ingin 9 mobil mewahnya kembali.

Baca Selengkapnya

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

3 hari lalu

Meta Naikkan Kembali Unggahan Facebook Pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan Hamas

Meta Platforms kembali menaikkan unggahan Facebook dari media Malaysia tentang pertemuan PM Anwar Ibrahim dengan petinggi Hamas.

Baca Selengkapnya