Cina Ogah Kerja Sama, WHO Tetap Usut Tuntas Asal-usul Virus Corona

Reporter

Tempo.co

Kamis, 16 Februari 2023 19:34 WIB

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus/Net

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO akan terus mendorong hingga mendapatkan jawaban tentang awal pandemi virus Corona baru atau Covid-19. Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan memahami asal-usul virus Corona dan penyebarannya di manusia adalah penting untuk mencegah munculnya pandemi di masa yang akan datang.

Pernyataan Tedros muncul setelah adanya laporan yang bahwa penelitian tentang asal-usul Covid-19 telah dihentikan. Sebuah artikel di situs web Nature pada Selasa mengatakan WHO telah menghentikan penelitian setelah menghadapi kurangnya kerja sama dari China, tempat wabah dimulai pada akhir 2019.

“Kami perlu terus mendorong sampai mendapatkan jawabannya,” kata Tedros kepada wartawan, mengacu pada pencarian asal-usul virus. “Mengetahui bagaimana pandemi ini dimulai sangat, sangat penting dan sangat krusial,” katanya.

Dia mengatakan baru-baru ini mengirim surat kepada seorang pejabat tinggi di China. Dalam suratnya, WHO meminta kerja sama. "Kami membutuhkan kerja sama dan transparansi dalam informasi untuk mengetahui bagaimana ini dimulai," ujarnya.

Dua teori utama telah diperdebatkan tentang virus yang secara alami menyebar dari kelelawar ke hewan perantara dan ke manusia, atau virus itu berhasil lolos dari kecelakaan laboratorium. Laporan Nature menyatakan bahwa WHO telah diam-diam mengesampingkan tahap kedua dari penyelidikan ilmiah yang sangat dinantikan tentang asal-usul pandemi COVID-19.

Advertising
Advertising

Maria Van Kerkhove, pakar WHO yang memimpin respons COVID badan tersebut, mengatakan bahwa tidak ada fase kedua. WHO merencanakan pekerjaan yang akan dilakukan secara bertahap, katanya dalam laporan tersebut. "Tetapi rencana itu telah berubah, politik di seluruh dunia ini benar-benar menghambat kemajuan dalam memahami asal-usul virus Corona."

Van Kerkhove menanggapi dengan murka saat ditanya tentang artikel tersebut. “WHO tidak berhenti mempelajari asal-usul COVID-19, kami belum dan tidak akan melakukannya,” katanya. “Tidak ada rencana yang diam-diam dan kami telah melakukannya, kami terus terbuka dan transparan.”

WHO melakukan penyelidikan tahap pertama dengan mengirimkan tim pakar internasional ke Wuhan, China, pada awal 2021 untuk membuat laporan, yang ditulis bersama rekan mereka di Cina. Tetapi penyelidikan itu menghadapi kritik karena kurangnya transparansi dan akses dari Cina. Sebabnya tidak cukup mengevaluasi teori kebocoran laboratorium, yang dianggap sangat tidak mungkin.

Retorika politik mencapai puncaknya atas teori itu, yang disukai oleh pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump tetapi selalu ditolak mentah-mentah oleh Cina. Sementara itu, Tedros sejak awal bersikeras bahwa semua hipotesis tetap ada. WHO telah berulang kali meminta China memberikan akses lebih lanjut untuk penyelidikan.

Rencana awal adalah WHO mengirim tim kedua. Van Kerkhove mengatakan bahwa WHO telah mengubah strategi pada pertengahan 2021. WHO sebagai gantinya memutuskan untuk membuat tim ilmuwan dengan ruang lingkup yang diperluas untuk menyelidiki patogen baru dan mempelajari bagaimana mencegah penyakit di masa depan. Meski demikian WHO terus menyelidiki asal-usul COVID-19.

"Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Asal Usul Patogen Baru (SAGO) dibentuk untuk melakukan penilaian independen terhadap asal-usul COVID-19, tetapi juga bekerja lebih luas untuk membangun kerangka kerja guna memahami asal-usul patogen epidemi dan pandemi di masa mendatang, dan asal muasal kemunculannya," kata Van Kerkhove.

“Kami akan terus meminta negara-negara untuk mendepolitisasi pekerjaan ini, tetapi kami membutuhkan kerja sama dari rekan-rekan kami di Cina untuk memajukan ini,” katanya.

Tedros mengatakan ada dua alasan untuk tidak berhenti mencari asal-usul Covid-19. Yang pertama adalah penelitian ilmiah. "Kita perlu tahu bagaimana ini dimulai untuk mencegah yang berikutnya. Yang kedua (adalah) moral. Jutaan orang kehilangan nyawanya dan banyak yang menderita. Seluruh dunia disandera oleh virus.”

"Secara moral sangat penting untuk mengetahui bagaimana kita kehilangan orang yang dicintai," ujarnya.

AL JAZEERA

PIlihan Editor: Kepala Pemimpin Baru Al Qaeda Saif el-Adel Dihargai Rp 151 M oleh AS

Berita terkait

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

7 jam lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

17 jam lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

1 hari lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

1 hari lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

1 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

1 hari lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

2 hari lalu

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

2 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya