Mengenal Gautam Adani, Orang Terkaya Asia yang Sahamnya Tiba-tiba Anjlok

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 28 Januari 2023 12:00 WIB

Miliarder India Gautam Adani berbicara selama wawancara dengan Reuters di kantornya di kota Ahmedabad, India barat, 2 April 2014. Gambar diambil 2 April 2014. REUTERS/Amit Dave/File Foto

TEMPO.CO, Jakarta - Gautam Adani tiba-tiba membetot perhatian. Laki-laki India yang putus sekolah ini, berubah menjadi miliarder dan orang terkaya di Asia. Namun kini menghadapi tantangan terbesar dalam karirnya setelah pasar saham AS meragukan praktik bisnisnya, memukul saham perusahaan dan reputasinya.

Adani membangun kerajaan bisnisnya dari nol setelah memulai sebagai pedagang komoditas. Perdana Menteri India Narendra Modi, yang juga berasal dari Gujarat, merupakan sahabat lamanya dan hubungan mereka diawasi ketat oleh lawan Modi selama bertahun-tahun.

Kerajaan bisnis Adani berkembang pesat dan kekayaannya menggelembung. Minatnya meliputi pelabuhan, pembangkit listrik, bandara, pertambangan, minyak nabati, energi terbarukan, dan yang terbaru media dan semen.

Dia naik menjadi orang terkaya ketiga di dunia menurut Forbes, dengan kekayaan bersih $127 miliar, hanya tertinggal dari Bernard Arnault dan Elon Musk. Menikah dengan dokter gigi Priti Adani, ia memiliki dua putra, Karan dan Jeet, keduanya terlibat dalam bisnis perusahaan.

Terlepas dari kekayaannya, pria berusia 60 tahun, yang berasal dari keluarga tekstil kelas menengah ini jauh lebih tidak dikenal dibandingkan miliarder yang sama-sama mewarisi kekayaan orang tua.

Gaya bisnisnya digambarkan sebagai "sangat praktis", menurut satu orang yang mengetahui langsung bisnisnya.

Advertising
Advertising

Ketika kerajaan Adani beranak-pinak, saham tujuh perusahaannya yang terdaftar melonjak - dalam beberapa kasus lebih dari 1.500% dalam tiga tahun terakhir di tengah ekspansi agresif. Dia membantah tuduhan lawan Modi bahwa dia mendapat keuntungan dari hubungan dekat mereka.

Dalam wawancara tahun 2014 dengan Reuters, ketika ditanya apakah dia berteman dengan Modi, Adani mengatakan dia memiliki teman lintas spektrum politik, tetapi menghindari politik.

Dia mengatakan tidak ada pemimpin politik di balik kesuksesannya dan ketika ditanya tentang penggunaan pesawat perusahaan Adani oleh Modi, Adani mengatakan Modi "membayar penuh".

Dalam beberapa tahun terakhir, kerajaan Grup Adani senilai $220 miliar atau Rp3.296 triliun menarik banyak investasi asing - TotalEnergies Prancis, misalnya, bermitra dengan Adani tahun lalu untuk mengembangkan ekosistem hidrogen hijau terbesar di dunia.

Baru-baru ini, Adani mengambil pendekatan proaktif untuk membangun citra publiknya, dengan memberikan wawancara kepada media lokal dan asing.

Tampil di acara TV Hindi populer bulan ini yang disebut 'Pengadilan Rakyat', Adani duduk di kotak saksi tiruan di dalam pengaturan ruang sidang dan menjawab pertanyaan tentang konglomerasinya - menawarkan tingkat pengawasan yang tidak biasa. Dia menggambarkan dirinya sebagai "pemalu" dan mengatakan popularitasnya sebagian karena serangan politik yang dia hadapi.

Pemerintah Modi membantah tuduhan mendukung Adani.

"Orang-orang mengetahui siapa Adani (dulu) karena Rahul ji terus-menerus menjadi sasaran selama pemilu 2014 dan setelah itu," kata Adani, selama pertunjukan, merujuk pada pemimpin partai oposisi Kongres Rahul Gandhi.

Tiga minggu kemudian, saham perusahaan terdaftar grupnya anjlok pada hari Jumat, 27 Januari 2023, membuat kerugian kumulatif mereka menjadi $48 miliar minggu ini.

Short seller Hindenburg Research pada hari Rabu menuduh bisnis Adani menggunakan surga pajak lepas pantai secara tidak benar dan menandai kekhawatiran tentang utang yang tinggi. Adani menyebut laporan itu tidak berdasar, dan mengatakan dia sedang mempertimbangkan untuk mengambil tindakan.

Situs web Adani Group mengatakan visinya adalah untuk menyeimbangkan "pertumbuhan dengan kebaikan" karena bertujuan untuk membangun aset nasional dan mengubah kehidupan melalui kemandirian dan keberlanjutan.

Adani tidak asing dengan kontroversi. Yang terbaru adalah protes berbulan-bulan para nelayan terhadap pembangunan pelabuhan senilai $900 juta di Kerala, India selatan, di mana dia menggugat pemerintah negara bagian dan para pemimpin nelayan.

Di Australia, aktivis lingkungan selama bertahun-tahun memprotes proyek tambang batu bara Carmichael Adani di Queensland karena khawatir akan emisi karbon dan kerusakan Great Barrier Reef.

Tantangan terbarunya adalah bagaimana menghadapi penurunan harga saham yang belum pernah terjadi karena perusahaan unggulan grup Adani Enterprises meluncurkan penawaran saham sekunder publik terbesar di negara itu minggu ini, yang bertujuan untuk mengumpulkan $2,5 miliar.

Harga saham pada hari Jumat turun jauh di bawah harga penawaran, meragukan keberhasilannya.

Pakar komunikasi India, Dilip Cherian, mengatakan, merosotnya nilai saham itu membawa risiko reputasi bagi Adani, tetapi dia dapat mengambil tindakan untuk membatasi kerusakan itu dan meyakinkan investor tentang kekuatan keuangan dan aset grup dan memastikan penjualan saham berhasil.

Adani mengatakan kepada India Today pada bulan Desember bahwa orang-orang yang mengajukan pertanyaan tentang hutang grup tersebut tidak melakukan penyelidikan mendalam ke dalam keuangannya, tanpa mengatakan siapa yang dia maksud.

Saat kekalahan pasar terjadi di bursa Mumbai, Adani terlihat menuju ke pertemuan di kantor menteri energi di New Delhi. Tidak diketahui apa yang dibicarakan dan Grup Adani tidak menanggapi permintaan komentar pada hari Jumat.

Hutang bruto konsolidasi Adani Group mencapai $23,34 miliar, kata Jefferies. Sementara Hindenburg menuduh perusahaan utama Adani yang terdaftar memiliki "utang besar" yang telah menempatkan seluruh grup pada "pijakan keuangan genting", Grup Adani telah berulang kali mengatakan bahwa pinjamannya dapat dikelola dan tidak ada investor yang khawatir.

REUTERS

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

18 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

1 hari lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

1 hari lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

3 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

3 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

3 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

6 hari lalu

Pemilu India, Duel Narendra Modi dan Rahul Gandhi Memanas soal Isu Minoritas Muslim

Narendra Modi berusaha memenangi Pemilu India untuk masa jabatan ketiga berturut-turut didukung oleh nasionalisme Hindu dan popularitas pribadinya.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

7 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya