TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai penyelenggaraan ibadah haji 2023 adalah momentum pasca dua tahun lebih dilanda pandemi. Walau kuota haji 2023 Indonesia sudah normal seperti sebelum era Covid-19, dia menyebut akan mengupayakan jatah tambahan.

Baca juga: Tidak Ada Batasan Usia, Berapa Jumlah Kuota Haji Indonesia 2023?

“Indonesia masih mengupayakan agar bisa mendapat tambahan kuota. Misalnya, dengan memanfaatkan kuota negara lain yang tidak terserap maksimal,” tutur Yaqut dalam keterangan pers Kementerian Agama, 9 Januari 2023.

“Ini kami perjuangkan agar kuota yang tersedia terserap efektif dan antrean jemaah haji Indonesia juga tidak terus bertambah,” lanjutnya.

Yaqut Cholil menerima dokumen nota kesepahaman (MoU) penyelenggaraan ibadah haji 1443 Hijriyah atau 2023 Masehi pada Senin. Dokumen ini diserahkan oleh Menteri Umrah dan Haji Arab Saudi Tawfiq F Al Rabiah bersamaan dengan digelarnya Pameran Haji di Jeddah.

Menurut Yakut, MoU ini antara lain mengatur tentang kuota jemaah haji Indonesia tahun ini yang kembali normal, mencapai 221.000. Penyelenggaraan haji tahun ini adalah kali pertama kuota negara-negara pengirim jemaah berlaku seperti masa pra-pandemi Covid-19.

Arab Saudi akan menghapus pembatasan Covid-19 untuk musim haji 2023 dan kembali ke masa sebelum pandemi melanda, menurut kementerian haji dan umrah pada Senin, 9 Januari 2023.

Pada 2019, setahun terakhir sebelum pandemi melanda, sekitar 2,6 juta orang menunaikan ibadah haji. Selama pandemi, Arab Saudi hanya mengizinkan jumlah terbatas dari penduduknya pada 2020 dan 2021 sebelum menyambut kembali 1 juta peziarah asing pada 2022.

Dalam pembicaraannya dengan Menteri Haji sebelumnya pada Minggu, 8 Januari 2023, Yaqut menyebutkan bahwa terdapat kesepakatan tentang pembatasan usia.

“Sesuai kesepakatan, tahun ini sudah tidak ada pembatasan usia jemaah haji. Artinya, jemaah 65 tahun ke atas juga dapat berangkat haji tahun ini,” ungkap Menag Yaqut.

Sementara itu, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq F Al Rabiah, menyampaikan rasa syukurnya dapat memberikan tambahan kuota jemaah haji untuk Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan negara penting bagi Arab Saudi.

“Kelancaran dan keamanan jamaah menjadi prioritas kami. Saya tegaskan kembali bahwa Indonesia akan selalu mendapat prioritas dalam memperoleh tambahan kuota. (Mungkin) ada negara yang mengurangi jumlah jemaahnya agar kuota bisa dialokasikan ke Indonesia,” kata Tawfiq dalam kesempatan yang sama dengan Yaqut, Minggu.

Musim haji tahun ini diperkirakan akan dimulai pada 26 Juni 2023. Selama bertahun-tahun, Arab Saudi telah menghabiskan miliaran dolar untuk membuat ibadah haji yang merupakan salah satu ritual keagamaan terbesar di dunia menjadi lebih aman.

Haji adalah kewajiban sekali seumur hidup untuk setiap Muslim yang berbadan sehat dan mampu membayarnya. Ibadah yang termasuk dalam rukun Islam kelima ini merupakan sumber pendapatan utama bagi pemerintah dari penginapan, transportasi, biaya dan hadiah jamaah.

Rencana reformasi ekonomi Putra Mahkota Mohammed bin Salman bertujuan untuk meningkatkan kapasitas umrah dan haji menjadi 30 juta jamaah setiap tahun dan menghasilkan pendapatan 50 miliar riyal atau sekitar US$13,32 miliar pada 2030.

Sekitar 19 juta orang setiap tahun juga ikut umrah, bentuk lain ziarah ke Mekkah yang dapat dilakukan kapan saja sepanjang tahun, sebelum pandemi.

Baca juga: Kuota Haji Indonesia 2023 Bertambah Jadi 221.000, Tidak Ada Batasan Usia

DANIEL A. FAJRI