Turis China Dibatasi, Beijing Siapkan Pembalasan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 10 Januari 2023 15:15 WIB

Wisatawan berpose untuk foto di gerbang pos pemeriksaan perbatasan Lok Ma Chau Hong Kong sebelum China membuka kembali perbatasan. Tyrone Siu/Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - China mulai bergerak membalas pembatasan yang diberlakukan sejumlah negara terhadap warganya karena dikhawatirkan membawa virus corona setelah Beijing tidak memperbarui data kasus harian Covid-19 mereka.

Beijing bahkan menuding kewajiban tes Covid-19 terhadap turis China sebagai diskriminatif dan upaya bermotif politik untuk menodai "kesuksesan" mereka dalam menangani pandemi.

China juga mengatakan, setiap mutasi di masa depan cenderung lebih menular tetapi menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.

Persyaratan pengujian yang diperkenalkan oleh beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Inggris, Prancis, dan lainnya sebagai tanggapan terhadap wabah Covid di China.

Pasar keuangan melihat pembatasan baru terhadaop turis China hanya sebagai ketidaknyamanan, sehingga yuan tetap berhasil mencapai level tertingginya dalam hampir lima bulan pada hari Selasa, 10 Januari 2023.

Advertising
Advertising

Pemilik toko Korea Selatan dan Jepang, operator bus wisata Thailand, dan grup K-pop termasuk di antara mereka yang tergius atas prospek lebih banyak turis China.

Meskipun Beijing juga menuntut hasil tes Covid negatif dari pendatang yang mendarat di China, para pejabat mengancam pembalasan terhadap negara-negara yang mewajibkan tes untuk pengunjung dari China.

Kedutaan Besar China di Korea Selatan mengatakan pada hari Selasa akan berhenti mengeluarkan visa jangka pendek untuk warga negara Korea.

Media pemerintah China juga mengecam Barat dan juga Pfizer atas harga Paxlovid untuk pengobatan Covid-nya.

"Bukan rahasia lagi bahwa pasukan modal AS telah mengumpulkan cukup banyak uang dari dunia melalui penjualan vaksin dan obat-obatan, dan pemerintah AS telah berkoordinasi selama ini," kata tabloid Global Times dalam tajuk rencana.

Chief Executive Pfizer Albert Bourla mengatakan pada hari Senin bahwa perusahaan sedang berdiskusi dengan otoritas China tentang harga untuk Paxlovid, tetapi tidak melisensikan versi generik di China.

Perubahan mendadak dalam kebijakan Covid telah membuat sistem kesehatan China tidak siap, dengan banyak rumah sakit yang tidak memiliki perlengkapan memadai untuk menangani pasien dalam kondisi kritis dan kota-kota kecil berebut untuk mendapatkan pasokan obat antidemam dasar.

Yu Weishi, ketua Youcare Pharmaceutical Group, mengatakan kepada Reuters perusahaannya meningkatkan produksi obat antidemam lima kali lipat menjadi satu juta kotak sehari dalam sebulan terakhir.

Wang Lili, manajer umum di perusahaan farmasi lain, CR Double Crane, mengatakan kepada bahwa infus adalah produk mereka yang paling laris. Perusahaan sejak 5 Januari telah menghilangkan akhir pekan untuk memenuhi permintaan. "Kami beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu," kata Wang.

REUTERS

Berita terkait

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

39 menit lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

11 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

3 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

7 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

14 hari lalu

6 Poin Pertemuan Jokowi dan Menlu China: Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Situasi Timur Tengah

Jokowi menginginkan adanya percepatan studi kelayakan trayek kereta cepat hingga Surabaya.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya