TEMPO Interaktif , Bangkok: Perdana Menteri Thailand menolak mundur meski ribuan demonstran anti pemerintah memaksanya. Para pengunjuk rasa itu telah mengepung kantornya dalam dua hari ini.
Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejavijja berharap tidak ada korban dalam unjuk rasa ini. “Apakah harus mundur atau tidak adalah masalah politik yang harus melalui sistem,” ujar Abhisit di kantor Partai Demokrat. “Sekarang situasi mulai normal.”
Pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Sinawatra ini mengepung kantor Abhisit sejak Kamis lalu. Demonstran mengatakan, perdana menteri yang baru adalah ilegal dan menuntut parlemen dibubarkan dan dilakukan pemilihan ulang.
Polisi memperkirakan sekitar 30 ribu orang berkumpul di gedung pemerintah sejak Kamis malam. Kebanyakan mereka berkumpul karena mendengar Thaksin, yang dalam pengasingan di luar negeri akan tampil melalui siaran televisi, seperti dari laporan salah satu stasiun televisi.
Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membahas cara mengatasi perpecahan politik dengan pendahulunya Prayuth Chan-ocha, arsitek kudeta 2014 terhadap pemerintahan terakhir Partai Pheu Thai.