Rusia Tak Akan Tunduk pada Patokan Harga Minyak dari Uni Eropa dan G7

Reporter

Tempo.co

Senin, 5 Desember 2022 20:30 WIB

Ilustrasi kilang minyak. REUTERS

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak pada Minggu, 4 Desember 2022, memastikan Rusia tidak sudi menjual minyaknya pada harga yang dipatok oleh Uni Eropa dan negara-negara anggota G7 sebesar USD 60 per barrel (Rp 925 ribu). Moskow saat ini sedang menggodog mekanisme untuk melawan patokan harga tersebut atau price cap.

Sebelumnya pada Sabtu, 3 Desember 2022, Dewan Uni Eropa mengumumkan organisasi terbesar di Benua Biru tersebut setuju untuk membuat patokan pada harga minyak Rusia, yang tidak boleh lebih dari USD 60 per barrel atau setidaknya 5 persen lebih murah dari rata-rata harga pasar.

Baca juga:Ghana Beli Minyak Pakai Emas, Bukan Lagi Dolar AS

Seluruh negara anggota G7 dan Australia sebelumnya sudah membuat pengumuman serupa pada Jumat, 2 Desember 2022, di mana mereka kompak menyatakan tidak mau membeli minyak Rusia lebih dari USD 60 per barrel. Saat ini, harga minyak Rusia diperdagangkan dengan harga USD 64 per barrel (Rp 987 ribu)

Advertising
Advertising

Rusia telah berulang kali berkeras tidak akan mensuplai minyak ke negara-negara yang mengikuti aturan penetapan batasan harga pada minyak Rusia.

“Kami hanya akan menjual minyak dan produk minyak-minyak kami ke negara-negara yang mau bekerja sama dengan kami berdasarkan kondisi pasar, meskipun kami harus menurunkan kapasitas produksi,” kata Novak, Minggu, 4 Desember 2022.

Uni Eropa juga sudah memangkas jumlah pengiriman minyak Rusia via laut. Pemberlakuan batasan harga minyak Rusia juga akan melarang perusahaan-perusahaan di Eropa membeli minyak di atas harga

USD 60 per barrel dan pengiriman dengan asuransi dibatasi.

Pengiriman minyak Rusia untuk negara-negara ketiga juga tidak boleh dilindungi dengan asuransi, tidak boleh menggunakan pendanaan dan layanan dari perusahaan-perusahaan asal Uni Eropa. Kesepakatan G7 ini punya aturan yang sama.

Novak memprediksi kalau pembatasan harga minyak Rusia hanya akan membuat pasar global menjadi tidak stabil dan hal ini juga bertolak belakang dengan aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Rusia sedang mematangkan mekanisme agar bisa menghindari aturan pembatasan harga tersebut.

Pemangkasan kapasitas produksi minyak akan membuat revenue Rusia berkurang. Dampak jangka pendeknya persediaan minyak akan terbatas.

Sumber: RT.com

Baca juga: Putin Jatuh dari Tangga hingga Tak Sengaja BAB, Kesehatannya Disorot

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

13 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

2 hari lalu

Sebut Sektor Migas Masih Menjanjikan, Kementerian ESDM Catat Komitmen Eksplorasi Rp 15 Triliun Sejak 2021

Kementerian ESDM menyatakan sektor minyak dan gas atau migas di Indonesia masih menjanjikan.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

4 hari lalu

Uni Eropa, UNODC dan ILO Luncurkan PROTECT untuk Lindungi Hak Perempuan Pekerja Migran

PROTECT ditujukan untuk memperkuat hak-hak perempuan pekerja migran, anak-anak dan kelompok berisiko di Indonesia

Baca Selengkapnya

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

5 hari lalu

Kerja dan Tinggal di Jerman Semakin Mudah dengan Peraturan Baru, Simak Ketentuannya

Berikut peraturan baru untuk mempermudah proses mencari kerja di Jerman bagi warga negara di luar Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

5 hari lalu

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

Kementerian ESDM membuka penawaran sebanyak lima wilayah kerja minyak dan gas (migas) pada lelang Wilayah Kerja (WK) Migas Tahap I Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Glencore Bakal Akuisisi Aset Minyak Shell di Singapura, Target Rampung Akhir Tahun Ini

8 hari lalu

Indonesia-Glencore Bakal Akuisisi Aset Minyak Shell di Singapura, Target Rampung Akhir Tahun Ini

Tercapainya kesepakatan mengakuisisi aset minyak Shell di Singapura semakin memperkuat ketahanan bisnis PT Chandra Asri Pacific Tbk.

Baca Selengkapnya

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

12 hari lalu

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

Laba bersih meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

13 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

13 hari lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

15 hari lalu

Pertamina Hulu Energi: Produksi Migas 1,04 Juta Barel per Hari Triwulan I-2024

Hingga Maret 2024, Pertamina Hulu Energi juga mencatatkan kinerja penyelesaian pengeboran tiga sumur eksplorasi.

Baca Selengkapnya